Gridhot.ID -Herry Wirawanguru pesantren yang memperkosa 21 santriwati kini harus mendekam di penjara.
Dilansir dari KompasTV, kini Herry Wirawanditahan di Rumah Tahanan Kelas I Bandung sejak 28 September 2021.
Belakangan ini tersebar foto yang memperlihatkan kondisi wajah Herry Wirawan yang babak belur.
Menanggapi kabar tersebut, Kepala Rutan, Riko Stiven, buka suara.
Ia memastikan, foto yang beredar tidaklah benar, pihaknya juga menyebut tetap memberikan fasilitas yang sama antara setiap narapidana.
"Itu (foto kondisi wajah HW) saya pastikan tidak benar karena pada pagi tadi saya juga sudah mengobrol langsung dengan yang bersangkutan. Dia (HW) dalam keadaan sehat jasmani dan rohani."
"Semua kami perlakukan sama, tidak ada yang di khususkan atau diistimewakan, termasuk terhadap HW," tandas Riko, dikutip dari Kompas.tv, Selasa (14/12/2021).
Riko menambahkan, warga binaannya tidak tahu menahu soal perbuatan Herry Wirawan.
Namun, setelah pemberitaan terkait Herry mulai viral hingga menjadi sorotan khusus dari berbagai pihak, warga binaan di rutan tersebut baru mengetahuinya.
"Sebelum viral, memang kami dan warga binaan lainnya belum tahu bahwa yang bersangkutan merupakan pelaku itu (tindak pidana kekerasan seksual)."
"Sejak minggu kemarin semua sudah tahu, karena viral di mana-mana dan informasinya menyebar dari mulut ke mulut dari warga binaan," papar Riko.
Melihat kasus Herry yang tidak manusiawi, Riko memastikan setiap warga binaannya tidak pernah mengintervensi baik secara fisik maupun psikis.
Riko juga menjamin warga binaannya memiliki perilaku yang baik.
"Semua biasa-biasa saja, tidak ada gejolak atau intervensi baik fisik dan psikis terhadap HW."
"Alhamdulillah, warga binaan di sini baik-baik. Perlu digarisbawahi, semua (warga binaan) kami berikan hak yang sama, tidak ada perlakuan khusus sama sekali siapapun itu," imbuhnya.
Seperti informasi yang dihimpun dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TPA) Kabupaten Garut via Tribunnews.com, bahwa korban yang awalnya berjumlah 12 kini bertambah menjadi 21 santriwati.
Para korban tak hanya berasal dari Garut namun juga daerah lain yang tersebar di Jawa Barat.(*)