Kasus Ibu Rumah Tangga di Semarang Jadi Joki Vaksin Covid-19 Kebongkar Gara-gara Curhatan, Ganjar Pranowo: Mau Melindungi Malah Dijokiin

Jumat, 07 Januari 2022 | 09:13
Tribun Jateng/Iwan Arifianto

Joki vaksin di Semarang seorang perempuan usia 41 tahun. Imbalan 500 ribu.

GridHot.ID - Kasus joki vaksin Covid-19 di Kota Semarang, Jawa Tengah, berhasil dibongkar pihak kepolisian.

Diwartakan Tribunnews.com, dari kasus ini, tiga orang ibu rumah tangga (IRT) berhasil diamankan.

Mereka masing-masing berinisial CL (37) sebagai penyewa joki, DS (41) sebagai joki, dan IO (47) sebagai perantara.

Baca Juga: Cerita Pria Sulsel yang Viral Jadi Joki Vaksin, Ngaku Tak Rasakan Efek Pasca 16 Kali Divaksin hingga Pernah 3 Kali Sehari Disuntik, Ternyata Ini Rahasiannya

Ketiganya bersengkongkol hingga terlibat joki vaksin berawal dari curhatan CL kepada IO.

Dihimpun dari TribunJateng.com, kasus ini bermula saat DS mendatangi Puskesmas Manyaran, Kembangarum, Semarang Barat, Senin (3/1/2022) sekira pukul 10.30 WIB.

Kehadiran DS untuk melakukan vaksinasi Covid-19.

Baca Juga: Heboh Pria di Sulsel Ngaku Jadi Joki Vaksin, 16 Kali Disuntik dengan Bayaran Rp 100 ribu hingga Rp 800 ribu, Polisi: Ternyata ODGJ

Suasana berjalan normal hingga akhirnya petugas mendapatkan kejanggalan saat proses screening.

Petugas mendapati KTP yang dibawa tidak sesuai dengan kondisi fisik dari DS.

Petugas yang curiga dengan hal itu, lantas melaporkan kejadian itu ke Polsek Semarang Barat.

Dilansir dari tribunjateng.com, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mendukung langkah kepolisian menindak tegas warga yang menjadi joki vaksin di Kota Semarang.

Menurut Ganjar, tindakan itu merugikan upaya pemerintah dalam melindungi masyarakat.

Baca Juga: Indonesia Bertambah 2 Kasus Omicron, Jubir Vaksin Covid-19 Menkes Singgung Soal Riwayat Perjalanan Pasien Terbaru: Habis dari Inggris dan Amerika Selatan

"Kita kasih peringatan keras sekarang, nggak ada joki-jokian ya," tegas Ganjar, usai meninjau vaksinasi anak usia 6-11 tahun di Kapal Perang KRI Surabaya 591 di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Kamis (6/1/2022).

Ganjar menegaskan, tidak boleh ada pihak yang memanfaatkan alasan ekonomi maupun alasan lainnya untuk menjadi joki vaksin.

Sebab vaksinasi bukan sekadar mengejar target capaian statistik, tapi dalam rangka melindungi masyarakat.

Baca Juga: Diberikan Cuma-cuma ke 83,1 Juta Orang, Ini Kriteria Vaksinasi Booster Covid-19 yang Ditanggung Negara

"Jangan sampai karena uang, kesempatan, terus kemudian main joki-jokian."

"Udahlah fair-fair saja. Karena ini kebutuhannya bukan soal pencapaian hanya target statistik, tapi ini untuk kesehatan dan melindungi masyarakat," tegasnya.

Ganjar mengatakan, masyarakat yang enggan divaksin lebih baik berkonsultasi dengan ahlinya. Jika ragu atau takut untuk vaksin, Ganjar meminta agar masyarakat menggali informasi lebih banyak.

"Kita tuh mau melindungi jadi jangan dijokiin. Mending konsultasi saja, apa problemnya. Takut?"

"Anak-anak tadi ada yang takut, sampai nangis. Begitu disuntik cus ternyata nggak sakit."

Baca Juga: Demi Dapat Cuan, Pria Ini Nekat Jadi Joki Vaksin hingga Gantikan Orang Lain Disuntik 10 Kali, Dokter Khawatirkan Kondisinya

"Sama, udah terlanjur takut tapi kemudian nggak divaksin kan sayang, mending menurut saya tetap kita edukasi, konsultasi saja atau nggak usah pakai joki."

"Kalau ketemu (joki vaksin) lagi ya proses saja," tandas Ganjar.

Sebelumnya diberitakan, seorang ibu di Semarang berinisial DS (41) tertangkap basah mengikuti vaksinasi dengan menggunakan kartu identitas orang lain di Puskesmas Manyaran, Kecamatan Semarang Barat, Senin (3/1/2022).

Baca Juga: Varian Omicron Makin Mengancam, Begini Penjelasan WHO hingga Sri Mulyani Soal Efektivitas Vaksin yang Disebut Jadi Bekal Hadapi B.1.1.529

DS mengaku mau menjadi joki vaksin karena tergiur upah Rp 500 ribu. (*)

Tag

Editor : Desy Kurniasari

Sumber Tribunnews.com, Tribunjateng.com