Air Matanya Tumpah Saat Ditenangkan Mertua, Istri Bripda Febriyan Bocorkan Pesan Sang Suami Sebelum Tewas dalam Ritual Maut di Pantai Payangan, Cuma Katakan Hal Ini

Senin, 14 Februari 2022 | 19:42
Kolase Surya.co.id/Istimewa

Sosok Bripda Febriyan Duwi, Bintara Polri yang jadi korban ritual maut di Pantai Payangan Jember.

GridHot.ID - Tragedi ritual Pantai Payangan menyisakan duka yang mendalam karena memakan banyak korban.

Melansir tribunnewsmaker.com, ritual tersebut dilakukan pada Minggu (13/2/2022) dini hari.

Sebanyak 24 orang dalam rombongan padepokan Tunggal Jati Nusantara tersapu ombak saat mengikuti ritual tersebut.

Data sementara 11 orang meninggal dunia akibat tersapu ombak.

Sementara 13 orang lainnya selamat dan mengalami luka-luka.

Dilansir dari tribunwow.com, tangis Diana, istri Bripda Febriyan Duwi, pecah seusai mendengar kabar tewasnya sang suami, Minggu (13/2/2022).

Bripda Febriyan merupakan satu di antara 11 korban tewas dalam ritual maut di Pantai Payangan, Jember, Jawa Timur.

Dilansir TribunWow.com, Bripda Febriyan selama ini bertugas di Polsek Pujer, Bondowoso.

Korban berpangkat bintara.

Baca Juga: Berstatus Anak Orang Terkaya di Indonesia, Armand Hartono Bocorkan Ritual Khususnya Saat Malam Tiba: Begitu Mau Tidur, AC Kita Matikan!

Di depan meja petugas Tim Disaster Victim Investigation (DVI), Diana tak kuasa menahan tangisnya.

Diana beberapa kali terlihat mengusap air matanya saat ditenangkan sang mertua.

Ia mengatakan Bripda Febriyan sempat berpamitan untuk pergi ke Pantai Payangan.

Namun, saat itu Bripda Febriyan tak mengatakan tujuannya datang ke lokasi kejadian.

"Bilangnya cuma mau pergi ke pantai. Tidak bilang kalau ada ritual," kata Diana, dikutip dari TribunJatim.com, Senin (14/2/2022).

Diana mengaku tak tahu jika suaminya bergabung dalam kelompok Tunggal Jati Nusantara.

Pasalnya selama ini ia dan Bripda Febriyan tinggal terpisah.

Bripda Febriyan dinas di Bondowoso, sedangkan Diana bekerja di Probolinggo.

Karena itu, saat suaminya berpamitan lewat telepon, Diana tak curiga sama sekali.

Baca Juga: Simpan Sejarah Kelam, Wisata Prostitusi Gunung Kemukus Disoroti Media Internasional Gegara Ritual Ini

"Selama ini gak ada yang aneh sama suamiku," tandasnya.

Kronologi Kejadian

Saladin, juru kunci makam Bukti Samboja sekaligus penjaga Pantai Payangan di Jember, Jawa Timur, menceritakan detik-detik ritual maut yang terjadi pada Minggu (13/2/2022).

Diberitakan sebelumnya, 11 orang dari padepokan Tunggal Jati Nusantara tewas tergulung ombak saat mengikuti ritual di pinggir pantai.

Kolase Tribunnews.com: TribunJatim.com/Sri Wahyunik dan Kompas/Istimewa
Kolase Tribunnews.com: TribunJatim.com/Sri Wahyunik dan Kompas/Istimewa

(Kiri) Kondisi pantai Pantai Payangan Jember dan (Kanan) korban saat dievakuasi oleh warga.

Saladin mengaku membantu lima korban hingga selamat dari maut.

Ia dianggap sebagai penjaga Pantai Payangan karena setiap ada orang yang melakukan ritual atau meditasi di sana selalu meminta izin padanya.

Menurut Saladin, rombongan dari padepokan Tunggal Jati Nusantara juga telah meminta izin padanya sebelum ritual maut terjadi.

Saat itu, Saladin juga telah mengimbau mereka untuk tak mendekati pantai.

Saladin pun mengingatkan agar mereka tidak mendekati laut.

Baca Juga: Setia Temani Suzanna hingga Akhir Hayatnya, Clift Sangra Kini Bongkar 'Ritual Subuh' Sang Ratu Horor, Begini Hidupnya Usai Penuhi 2 Wasiat Sang Mantan Istri

"Mereka sudah beberapa kali memang. Tadi malam izin juga, saya pesan supaya tidak turun ke dekat laut, karena ombak sedang tinggi," ujar Saladin, dikutip dari Tribunnews.com, Minggu (13/2/2022).

Saladin pun tertidur. Sedangkan kelompok itu tiba di lokasi pada Sabtu (12/2/2022) pukul 23.00 WIB.

Mereka memulai ritual pada pukul 00.00 WIB. Saladin yang tertidur pun kaget mendengar keributan di pantai.

Ia langsung membawa pelampung dan berlari ke arah kelompok yang melakukan ritual.

Tanpa ragu Saladin melompat ke laut dan menyelamatkan lima orang.

Tiga orang yang diselamatkannya tewas, sedangkan sisanya masih hidup.

Saladin bersama warga dan SAR Rimba Laut langsung berjibaku menolong korban. Polisi, TNI, Basarnas, dan relawan, kemudian berdatangan juga melakukan pencarian.

Pencarian selesai pukul 11.50 WIB. Sebanyak 11 orang dinyatakan meninggal dunia, dan 12 orang selamat.

Satu orang sopir juga selamat. (*)

Tag

Editor : Desy Kurniasari

Sumber Tribunwow.com, Tribunnewsmaker.com