GridHot.ID - Kasus kematian artis Thailand Tangmo Nida ramai menjadi perbincangan publik.
Dilansir dari Bangkok Post, dua minggu setelah kematian Tangmo Nida, publik Thailand masih frustasi dan tidak yakin dengan cara polisi menangani penyelidikan.
Keraguan meningkat pada hari Selasa (8/3/2022) setelah penyelidik polisi mengatakan dalam pembaruan pers bahwa bukti dan saksi menunjukkan kelalaian yang menyebabkan kematian, bukan pembunuhan.
Polisi mengatakan mereka akan menyelesaikan kasus ini pada akhir minggu ini atau minggu depan.
Mayor Jenderal Pol Udorn Yomcharoen, wakil komisaris Polisi Provinsi Wilayah 1, mengatakan pada hari Selasa, bahwa Phaiboon Robert Trikanjananun telah membuat pengakuan kepada penyidik.
Phaiboon Robert Trikanjananun mengaku nekat mengemudikan speedboat meskipun tidak begitu familiar dengan kapal itu pada 24 Februari 2022.
Polisi juga mengatakan bahwa barang bukti tidak menunjukkan adanya jejak penggunaan narkotika pada malam itu.
Malam itu, Phaiboon dan lima orang lainnya, termasuk Tangmo Nida, melakukan perjalanan dengan speedboat di Sungai Chao Phraya.
Mereka kemudian mengklaim bahwa Tangmo Nida jatuh dari speedboat setelah mencoba buang air di bagian belakang/ Mereka juga mengaku mabuk anggur.
Polisi mengklaim pada satu titik bahwa seseorang telah mengaku telah menggunakan narkotika, tetapi ini masih belum diverifikasi.
Terkait penyelidikan itu, polisi Thailand telah dikritik habis-habisan oleh publik.
Polisi disebut tidak segera memanggil kelimanya untuk diinterogasi setelah kejadian atau meminta mereka menjalani tes urin dan darah.
Patut dicatat bahwa kelompok itu mengembalikan perahu ke garasi pribadi pada 24 Februari, beberapa jam setelah kejadian.
Perahu kemudian dibersihkan. Kelimanya melaporkan diri ke polisi dua hari penh setelah kejadian, dan melakukan tes urin empat hari kemudian.
Dengan demikian, ada cukup waktu untuk bukti telah dirusak.
Diketahui juga bahwa beberapa orang di kapal bertemu lagi di restoran dan berdiskusi dengan seorang politisi bagaimana menangani kasus ini.
Penyelidikan ini dapat membuat atau menghancurkan reputasi Polisi Kerajaan Thailand.
(*)