Bak Curi Kesempatan Saat Perang Rusia Ukraina Masih Berkobar, China Ketahuan Seenak Jidat Menyusup ke Perairan Filipina, Ngaku Tak Bakal Menindas Tapi Sebar Kapal Perang di Mana-mana

Selasa, 15 Maret 2022 | 14:42
China Military

Ilustrasi kapal perang China

Gridhot.ID - Konflik Rusia dan Ukraina memang masih berkobar panas.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, Rusia bahkan sempat merebut pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl dari Ukraina.

Meski sudah sempat berunding, keduanya hingga kini belum mendingin sama sekali.

Bak curi kesempatan di tengah Konflik Rusia dan Ukraina yang jadi perhatian dunia, China kembali mengeluarkan aksi nyelenehnya.

Dikutip Gridhot dari Kontan, Filipina memanggil duta besar China pada Senin (14/3) untuk menjelaskan apa yang Manila sebut "penyusupan ilegal dan kehadiran yang terus-menerus" dari kapal perang China di perairan antara beberapa pulau terbesar di negara kepulauan itu.

Mengutip Reuters, Kementerian Luar Negeri Filipina dalam sebuah pernyataan mengatakan, sebuah kapal pengintai Angkatan Laut China memasuki perairan Filipina tanpa izin dan bertahan sejak 29 Januari hingga 1 Februari lalu, mengabaikan tuntutan berulang kali untuk pergi.

Kapal perang China itu terdeteksi di Kepulauan Cuyo Group, dekat dengan Palawan, dan Pulau Apo di lepas pantai Mindoro, sebuah kehadiran yang Kementerian Luar Negeri Filipina katakan, "bukan merupakan jalur damai dan melanggar kedaulatan Filipina".

China mendapat tuduhan dari negara-negara Barat telah melakukan agresi dengan mengerahkan ratusan kapal penjaga pantai dan kapal penangkap ikan di zona ekonomi eksklusif tetangganya, dan mengganggu pekerjaan eksplorasi perikanan dan energi, jauh dari daratannya.

Namun, penyebaran kapal perang di perairan yang tidak diklaim China jarang terjadi. Kedutaan Besar China di Manila tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters.

Baca Juga: Cuma Ada 4 di Indonesia, Porsche 911 Carrera S yang Dibeli Pakai Uang Haram Doni Salmanan Akhirnya Disita, Arif Muhammad: Mobil Langka Itu

Hanya, Kementerian Luar Negeri Filipina tidak menyebutkan, mengapa menunggu enam minggu untuk melaporkan insiden tersebut. Kementerian Pertahanan Filipina juga tidak segera merespons permintaan komentar dari Reuters.

Terakhir kali, Filipina memanggil duta besar China pada April tahun lalu. Menteri Luar Negeri China Wang Yi pada Januari lalu mengatakan, Beijing tidak akan menggunakan kekuatannya untuk "menindas" tetangganya yang lebih kecil.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Kompas.com, kontan