Find Us On Social Media :

Bobroknya Militer Rusia Dibongkar Habis Mantan Direktur CIA, Kendaraan Tempur Pada Mogok Sampai Senjata yang Tak Pernah Dirawat Buktikan Putin Tak Akan Bisa Saingi Amerika Serikat

Foto dari video yang dirilis Kementerian Pertahanan Rusia pada Jumat (4/2/2022) menunjukkan sejumlah kendaraan peluncur roket menembak dalam latihan militer bersama Belarus dan Rusia di Brestsky.

Gridhot.ID - Invasi Rusia ke Ukraina hingga detik ini masih belum berhenti.

Dikutip Gridhot dari Tribunnews sebelumnya, Presiden Ukraina masih terus turun langsung ke medan perang bersama rakyatnya untuk mempertahankan negaranya dari invasi Rusia.

Rusia sendiri dilaporkan cukup kesulitan untuk mengambil alih Ukraina sepenuhnya.

Namun dikutip Gridhot dari Kompas.com, mantan direktur CIA (Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat) mengaku "tidak terlalu" kaget militer Rusia kesulitan dalam serangan ke Ukraina, tapi justru lebih terkejut melihat buruknya profesionalisme militer Rusia.

Pensiunan Jenderal Amerika Serikat (AS) David Petraeus adalah mantan direktur CIA yang memimpin Divisi Lintas Udara ke-101 selama Perang di Irak pada 2003, dan memimpin pasukan AS di Afghanistan.

Kepada CNN, Petraeus berbicara tentang bagaimana perlawanan Ukraina yang berkelanjutan telah menghambat rencana Moskwa untuk “menduduki” wilayah tetangganya dengan mudah.

Menyorot sumber hambatan Rusia, Petraeus mencatat Ukraina telah tanpa henti berupaya melindungi negara mereka.

"Ada banyak alasan untuk kinerja buruk Rusia.”

Menurutnya, militer Rusia harus berperang melawan kekuatan Ukraina yang memiliki tekad tinggi dan cukup terampil.

Baca Juga: Ibunya Posesif, Abidzar Sindir Telak Umi Pipik di Depan Mata Gara-gara Dilarang Pergi dari Rumah: Sebelum Nikah Udah Pergi

Pertahanan tetangganya terdiri dari pasukan operasi khusus, pasukan konvensional, pasukan teritorial dan bahkan warga negara.

“Semuanya bertekad untuk tidak membiarkan Rusia mencapai tujuannya," katanya kepada CNN dikutip dari Business Insider pada Minggu (20/3/2022).

"Mereka berjuang untuk kelangsungan hidup nasional mereka, tanah air mereka dan cara hidup mereka, dan mereka memiliki keuntungan lapangan di rumahnya, mengetahui medan dan komunitas."

Petraeus kemudian membongkar kelemahan “operasi militer” Rusia di Ukraina.

“Mereka jelas memiliki standar yang sangat buruk dalam tugas-tugas taktis dasar, seperti melakukan operasi senjata gabungan, yang melibatkan baju besi, infanteri, insinyur, artileri dan mortir,” katanya dalam menggambarkan pasukan Rusia.

Dia menyorot soal buruknya pemeliharaan kendaraan militer dan sistem senjata Rusia.

Banyak dari alutsistanya yang mogok bahkan ditinggalkan begitu saja di Ukraina.

Belum lagi kedala dalam pasokan dan logistik. Selama beberapa dekade, kata dia, sistem Soviet (sekarang sistem Rusia) memiliki satu kekurangan yang bagi militer AS dan Barat justru menjadi kekuatan utama, yakni soal “korps perwira non-aktif yang kuat dan profesional."

Mantan direktur CIA juga membandingkan persenjataan militer Rusia dengan yang digunakan oleh militer AS, yang dinilai tidak sebanding.

Baca Juga: Bak Pinang Dibelah Dua dengan Sosok Ini, Terkuak Bukti Syaki Tak Mirip Rizki DA, Nadya Mustika Singgung Soal Penjiplak

"Rusia hanya memiliki peralatan yang relatif tidak mengesankan, mengingat investasi yang seharusnya dilakukan selama sekitar satu dekade terakhir," ujarnya.

Amunisi presisi Rusia juga dinilai tidak akurat, terlihat dari landasan pacu bandara Ukraina yang tidak terputus setelah serangan awalnya.

Langkah yang disebut mirip dengan apa yang dilakukan AS setelah invasi 2003 ke Irak.

“Kita juga dapat melihat itu dengan frekuensi serangan Rusia terhadap infrastruktur sipil, seperti rumah sakit di Mariupol, fasilitas medis lainnya, dan pusat pemerintahan di Kharkiv – kecuali jika mereka benar-benar bermaksud untuk mencapai target tersebut, yang jelas akan sangat mengerikan."

Mantan kepala intelijen itu juga mengatakan bahwa kapasitas perang siber Rusia tahun ini "tidak mengesankan".

Contohnya, Rusia "tidak dapat menjatuhkan sistem komando dan kontrol Ukraina."

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy sementara itu terus menggunakan akun media sosialnya untuk berkomunikasi dengan dunia tentang perang di negaranya.

Pensiunan Jenderal AS itu menyimpulkan bawa Rusia meremehkan apa yang diperlukkan untuk dapat mengendalikan Kyiv, hingga mengganti pemerintah Ukraina dengan pemerintah yang akan setia kepada negara mereka.

“Dalam setiap bidang evaluasi, Rusia, mulai dengan penilaian intelijen dan pemahaman mereka tentang medan perang dan musuh mereka, dan kemudian setiap aspek kampanye, hingga operasi unit kecil, terbukti sangat tidak memadai,” katanya.

Baca Juga: 'Yang Gendut Itu' Jejak Digital Tak Bisa Bohong, Video Lawas Aura Kasih Hina Fisik Nagita Slavina Kembali Viral, Netizen: Kesel di PHP Raffi, Gigi yang Jadi Sasaran

Dia mengeklaim bahwa sebagian besar penduduk Ukraina juga membenci Rusia, dan kebencian itu semakin dalam dengan setiap serangan terhadap infrastruktur sipil.

“Tidak hanya tidak memenangkan hati dan pikiran (warga Ukraina), Rusia justru tersingkir dari hati dan pikiran mereka."

(*)