Dendam Usai Ali Kogoya Mati Ditembak, KKB Papua Lakukan Serangan Balasan Sampai Adu Tembak dengan Aparat Selama 2 Jam, 16 Rumah Dibakar Habis Secara Brutal

Jumat, 08 April 2022 | 14:13
Arsip istimewa via TribunPapua.com

Ilustrasi Penjagaan Aparat Papua Terhadap KKB Papua.

Gridhot.ID - Petugas memang baru saja menembak mati di tempat salah satu anggota KKB Papua.

Dikutip Gridhot dari Tribun Papua, sosoknya bernama Ali Teu Kogoya yang diduga kuat merupakan anggota KKB pimpinan Lekagak Telenggen.

Ali ditembak mati ketika sedang mengamati pos keamanan di Kago, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua, Minggu (3/4/2022).

Kini, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) melakukan serangan balasan buntut tertembaknya salah satu anggota mereka yang bernama Ali Teu Kogoya.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, dalam serangan KKB itu, 16 rumah warga di Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua terbakar.

KKB juga terlibat dua jam kontak senjata dengan aparat.

Pembakaran dan penyerangan tersebut terjadi pada Selasa (5/4/2022) dan Rabu (6/4/2022).

Penjelasan Kapolda

Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D. Fakiri menyakini, aksi tersebut merupakan serangan balasan KKB.

Baca Juga: Penyuka Telur Asin Harus Waspada, Ahli Peringatkan Bahayanya, Ancaman Kolesterol Tinggi dan Penyakit Kronis Mengintai Anda

Sebab, salah satu anggotanya tewas ditembak beberapa hari lalu.

"Biasanya kalau ada kelompok mereka yang kena tembak atau ditangkap petugas, selalu ada balasan, kita sudah ingatkan ke personel untuk siaga dan saya minta untuk tidak mudah terpancing karena pasti ada aksi balasan," terang Fakiri, Kamis (7/4/2022) malam.

Bakar 16 rumah dan kontak senjata

Fakiri mengungkapkan, ada 16 rumah warga yang dibakar KKB.

(Dok Humas Polda Papua)
(Dok Humas Polda Papua)

Tampak dari kejauhan, beberapa rumah di Kampung Kago, terbakar akibat aksi KKB, Ilaga, Puncak, Papua, Rabu (6/4/2022)

Aparat yang hendak memadamkan api justru diadang dan diserang ketika menuju ke lokasi pembakaran.

"Jadi saat personel mau ke lokasi mereka diadang KKB dan akhirnya kontak senjata selama dua jam. Jadi untuk rumah-rumah yang terbakar terlambat penanganan," kata Fakiri.

Akibatnya, warga ketakutan dan mengungsi ke Polres Puncak serta di bangunan-bangunan milik Pemkab Puncak.

Dia memastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Kompas.com, tribun papua