Erix Soekamti Gelar #JogjaGelutDay Usai Klitih Menebar Teror di Yogyakarta: Kami Menantang Semuanya yang Ingin Membuktikan Kejagoannya

Sabtu, 09 April 2022 | 04:13
Instagram/Erixsoekamti

Erix Soekamti

Gridhot.ID - Klitih kini sedang viral dan menebar teror di Yogyakarta.

Dikutip Gridhot dari Tribun Jateng, bahkan yang terbaru aksi klitih telah menewaskan seorang pelajar SMA yang baru berusia 18 tahun.

Daffa Adziin Albasith (18) dilaporkan meninggal dunia akibat serangan tak terduga klitih.

Tentu saja fenomena meresahkan ini langsung mendapat perhatian penuh dari berbagai kalangan masyarakat.

Salah satunya yang langsung membuat respon terkait fenomena klitih di Yogyakarta adalah musisi Erix Soekamti.

“Ya sebenarnya merespons momentum yang sedang ramai dan meresahkan, jadi itu saja. Jadi kami menanggapi keresahan itu dengan tindakan (#JogjaGelutDay)” kata Erix Soekamti saat dihubungi Kompas.com, Jumat (8/4/2022).

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, pemain bass dan vokalis band Endang Soekamti ini menjelaskan bahwa wadah ini dipersiapkan kepada orang-orang yang ingin menunjukkan aksinya ketimbang harus menjadi kelompok klitih.

“Jadi gerakan masif ini tanggung jawab bersama teman-teman sasana bela diri se-Yogyakarta. Jadi semuanya saya kumpulin untuk bareng-bareng, bertanggung jawab atas apa yang terjadi di Yogya, supaya semuanya ada wadahnya,” tutur Erix Soekamti lagi.

“Karena menurut kami, semua ini kan terjadi karena banyak teman-teman itu tidak menemukan atau tidak mendapatkan media atau forum atau tempat untuk aktualisasi dirinya. Sehingga mereka mencari ke tempat-tempat yang mungkin mendapatkan apresiasi di tempat yang salah,” tambah Erix lagi.

Baca Juga: Lowongan Kerja Lulusan S1, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Buka Kesempatan Emas untuk Posisi Ini, Intip Syarat dan Cara Mendaftarnya

Jogja Gelut Day sendiri bakal digelar pada bulan Juni dan tentunya akan berkolaborasi dengan panggung musik.

Saat ini Erix Soekamti dan jajarannya tengah membuka pendaftaran.

“Jogja Gelut Day itu kami sepakati digelar di bulan Juni, ditarik mundur Mei sudah mulai sosialisasi. Itu dibuka juga training camp, sosialisasi ke sekolah-sekolah,” ungkap Erix.

“Nah di situ kami menantang semuanya yang memang ingin sekali membuktikan kejagoannya di tempat ini. Kami bikin event ini empat bulan sekali, dan itu event gede,” tambahnya.

Meski telah memberikan respons tindakan terhadap maraknya fenomena klitih, Erix juga berharap agar pemerintah turun tangan langsung untuk meredam fenomena tersebut.

Pasalnya, fenomena klitih bisa mencoreng citra Yogyakarta.

“Kalau ini diteruskan dan tidak ada ketegasan dari pemerintah, ya saya rasa akan mengganggu reputasi Yogyakarta yang katanya terbuat dari kerinduan kan. Angkringan dan romantisme, kenyamanan dan lain-lain akan hilang, trust-nya akan hilang,” ungkap Erix.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Kompas.com, tribunnews, Tribun Jateng