GridHot.ID - Bulan Ramadhan bukan melulu tentang Puasa Ramadhan saja.
Melainkan juga anjuran untuk memperbanyak amalan-amalan sunnah lainnya.
Mengutip Tribun-timur.com, bulan suci Ramadan adalah bulan yang penuh berkah.
Beragam amalan yang dilakukan saat Ramadan pun pahalanya akan dilipatgandakan.
Dilansir dari tribunjabar.id, selama bulan Ramadan, waktu yang baik mengerjakan amalan ibadah satu di antaranya saat tiba waktu salat Duha.
Pada bulan Ramadan selain melaksanakan salat fardu lima waktu, dianjurkan melaksanakan salat sunah.
Pasalanya, salat Duha merupakan salat sunah yang dianjurkan Rasulullah SAW di pagi hari.
Terdapat banyak keutamaan bagi muslim mengerjakan salat Duha ini.
Hal ini sebagaimana pula tercantum pada bunyi hadis yang menyebutkan, Rasulullah SAW bersabda :
“salat Duha itu salat orang yang kembali kepada Allah, setelah orang-orang mulai lupa dan sibuk bekerja, yaitu pada waktu anak-anak unta bangun karena panas tempat berbaringnya.” (HR Muslim).
Dalam artian, jika dilaksanakan maka sejuta manfaat akan menanti bagi insan yang mengerjakan salat Duha tersebut.
Adapun waktu yang afdal untuk melaksanakan shalat Duha yakni untuk melaksanakan Duha adalah Antara jam 08.00 - 11.00 Pagi.
Keutamaan, Manfaat, Rahasia salat Duha : Dari Abu Dzar, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beliau bersabda:
“Pada pagi hari setiap tulang (persendian) dari kalian akan dihitung sebagai sedekah. Maka setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, memerintahkan kebaikan (amar ma’ruf) dan melarang dari berbuat munkar (nahi munkar) adalah sedekah. Semua itu cukup dengan dua rakaat yang dilaksanakan di waktu Duha.” HR. Muslim, Abu Dawud dan riwayat Bukhari dari Abu Hurairah.
Panduan Tata Cara Mengerjakan salat Duha
Niat salat Duha
Kebanyakan ulama sepakat bahwa tempat niat adalah hati. Niat dengan hanya mengucapkan di lisan belum dianggap cukup.
Melafalkan niat bukanlah suatu syarat. Artinya, tidak harus melafalkan niat.
Baca Juga: Baiknya Dilakukan Selama Ramadan, Berikut 8 Amalan Sunnah yang Bisa Menambah Pahala di Bulan Suci
Namun menurut jumhur ulama selain madzhab Maliki, hukumnya sunah dalam rangka membantu hati menghadirkan niat.
Sedangkan dalam madzhab Maliki, yang terbaik adalah tidak melafalkan niat karena tidak ada contohnya dari Rasulullah SAW.
Dalam madzhab Syafi’i, lafal atau bacaa niat salat duha sebagai berikut:
Berikut bacaan niat salat duha
أُصَلِّى سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنَ لِلَّهِ تَعَالَى
(Usholli sunnatadh Duhaa rok’ataini lillaahi ta’aalaa)
Artinya: “Aku niat salat sunah Duha dua rakaat karena Allah Ta’ala”
Adapun lafadz niat yang lebih panjang sebagai berikut:
أُصَلِّى سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنَ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلَّهِ تَعَالَى
(Usholli sunnatadh Duhaa rok’ataini mustaqbilal qiblati adaa’an lillaahi ta’aalaa)
Artinya: “Aku niat salat sunah Duha dua rakaat menghadap kiblat saat ini karena Allah Ta’ala”
Berikut tata cara salat duha
Bagaimana tata cara salat duha ?
Adapun salat Duha dikerjakan dua rakaat salam – dua rakaat salam.
Selain itu, jumlah rakaatnya, minimal dua rakaat. Rasulullah kadang mengerjakan salat Duha empat rakaat, kadang delapan rakaat.
Namun sebagian ulama tidak membatasi. Ada yang mengatakan 12 rakaat, ada yang yang mengatakan bisa lebih banyak lagi hingga waktu Duha habis.
عَنْ أُمِّ هَانِئٍ بِنْتِ أَبِى طَالِبٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَوْمَ الْفَتْحِ صَلَّى سُبْحَةَ الضُّحَى ثَمَانِىَ رَكَعَاتٍ يُسَلِّمُ مِنْ كُلِّ رَكْعَتَيْنِ
Dari Ummu Hani’ binti Abi Thalib , Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mengerjakan salat Duha sebanyak delapan rakaat.
Pada setiap dua rakaat, beliau mengucap salam (HR. Abu Dawud; shahih)
Tata caranya sama dengan salat sunah dua rakaat pada umumnya, yaitu:
- Niat
- Takbiratul ikram, lebih baik jika diikuti dengan doa iftitah
- Membaca surat Al Fatihah
- Membaca surat atau ayat Alquran. Bisa surat Asy Syams atau lainnya.
- Ruku’ dengan tuma’ninah
- I’tidal dengan tuma’ninah
- Sujud dengan tuma’ninah
- Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah
- Sujud kedua dengan tuma’ninah
- Berdiri lagi untuk menunaikan rakaat kedua
- Membaca surat Al Fatihah
- Membaca surat atau ayat Alquran. Bisa surat Adh Duha atau lainnya.
- Ruku’ dengan tuma’ninah
- I’tidal dengan tuma’ninah
- Sujud dengan tuma’ninah
- Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah
- Sujud kedua dengan tuma’ninah
- Tahiyat akhir dengan tuma’ninah
- Salam
- Demikian tata cara salat Duha. Setiap dua rakaat salam, diulang sampai bilangan rakaat delapan atau yang dikehendaki. Setelah salat Duha dianjurkan berdoa.
Tidak ada doa khusus yang diajarkan Rasulullah SAW setelah selesai salat Duha.
Sehingga dalam kitab-kitab Fiqih, para ulama sama sekali tidak mencantumkan doa salat Duha.
Misalnya dalam Fiqih sunah, Fiqih Islam wa Adillatuhu, Fikih Empat Madzhab maupun Fiqih Manhaji mazhab Imam Syafi’i.
Sehingga, kita boleh berdoa secara umum dengan doa apapun yang baik.
Ada satu doa salat Duha yang sangat populer, yaitu:
اَللهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ، وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ. اَللهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقَى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ
(Alloohumma innadh Duhaa-a Duhaa-uka, wal bahaa-a bahaa-uka, wal jamaala jamaaluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrota qudrotuka wal ‘ishmata ‘ishmatuka. Alloohumma inkaana rizqii fis samaa-i fa anzilhu, wa inkaana fil ardhi fa-akhrijhu, wa inkaana mu’assiron fayassirhu, wa inkaana harooman fathohhirhu, wa inkaana ba’iidan faqorribhu bihaqqi Duhaa-ika wa bahaa-ika wa jamaalika wa quwwatika wa qudrotika aatinii maa aataita ‘ibaadakash shoolihiin)
“Ya Allah, sesungguhnya waktu Duha adalah waktu Duha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu, Ya Allah, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran Duha-Mu, keagungan-Mu, keindahan-Mu dan kekuatan-Mu, berikanlah kepadaku apa yang Engkau berikan kepada hamba-hambaMu yang shalih”.
Doa ini bukanlah berasal dari hadits Nabi. Doa ini dicantumkan oleh Asy Syarwani dalam Syarh Al Minhaj dan disebutkan pula oleh Ad Dimyathi dalam I’anatuth Thalibiin.
Meskipun bukan berasal dari hadits Nabi, boleh-boleh saja seseorang membaca doa tersebut dan doa lainnya asalkan baik.
Bahkan, diperbolehkan pula berdoa dengan bahasa Indonesia sekiranya tidak bisa bahasa Arab. Karena itu doa di luar salat.
Ada pun di dalam salat, maka kita harus mengikuti apa yang dicontohkan Rasulullah SAW sebagaimana sabda beliau:
صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِى أُصَلِّى
“Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat.” (HR. Bukhari dan Muslim) (*)