Find Us On Social Media :

Perannya di FTV Selalu Tersakiti, Kehidupan Pemain 'Suara Hati Istri' Aslinya Harmonis, Dinikahi Anggota TNI Berpangkat Mayor dengan Upacara Pedang Pora

Pernikahan Jian Batari dan suaminya

Gridhot.ID - Masih ingat artis cantik Jian Batari Anwar

Namanya mungkin terdengar asing, tapi jika melihat wajahnya Anda pasti tahu dengan artis ini. 

Jian Batari Anwar merupakan artis yang sudah membintangi puluhan judul FTV dan sinetron.

Wanita yang memulai karier sejak tahun 2006 ini bahkan sempat disebut sebagai ratu FTV.

Salah satu judul FTV yang tengah dibintangi Jian adalah 'Suara Hati Istri' yang tayang di Indosiar. 

Perannya yang hampir selalu teraniaya membuat Jian begitu ikonik di FTV yang ia perankan.

Dalam kehidupan nyata, pemeran 'Suara Hati Istri' ini bahagia menikah dengan anggota TNI. 

Mengutip Grid.id, pada tahun 2016 Jian menikah dengan Muhammad Harry Dany Syahputra.

Muhammad Harry Danny Syahputra sendiri merupakan perwira menengah TNI berpangkat Mayor.

Baca Juga: Dulu Menikah dengan Upacara Pedang Pora, Penampilan Bintang FTV yang Jadi Istri Perwira TNI Makin Berkelas, Dipuji Cantik Mirip Artis Korea

Menikah dengan seorang pria berseragam, pernikahan Jian dilengkapi dengan acara pedang pora.

Selama enam tahun menikah, kehidupan rumah tangga Jian dan suaminya jauh dari kabar miring.

Saat ini, Jian dan suaminya telah dikaruniai dua orang anak.

Putri pertamanya, Ameera lahir pada 16 Desember 2017 dengan proses persalinan normal.

Sedangkan putra kedua mereka, Raffasya Arfan Syahputra lahir pada Agustus 2019 lalu.

Baca Juga: Punya Darah Ningrat, Kecantikan Mantan Istri Bambang Trihatmodjo Tak Luntur oleh Usia, Penampilan Terbarunya saat Momong Cucu Banjir Pujian: Masya Allah...

Di sisi lain, artis kelahiran 1990 ini juga disibukkan dengan kegiatannya menjadi ibu Persit.

Meski sudah menikah dan punya anak, kecantikan Jian juga masih memukau dan awet muda.

Baca Juga: Ingat Bjah Eks The Fly? 2 Kali Dipenjara dan Pernah Nganggur, Penampilannya Kini Berubah Total, Ngaku Puluhan Tahun Menunggu Hidayah: Banyak Teguran

(*)