Find Us On Social Media :

Dikenal Punya Reputasi Kejam Selama Bertahun-tahun, Ini Sosok Panglima Perang Baru Putin di Ukraina, 'Penjagal Suriah' yang Kecerdasannya Dihormati Jenderal Barat

Presiden Rusia, Vladimir Putin, telah memilih panglima perang baru untuk mendalangi invasinya di Ukraina timur

Pada tahun 2008, ia mengambil alih komando Tentara Banner Merah ke-5, sebelum menjabat sebagai wakil komandan Distrik Militer Timur, dan kemudian sebagai kepala staf Distrik Militer Pusat.

Pada September 2015, ia menjadi komandan pertama Angkatan Bersenjata Rusia di Suriah pada awal intervensi Moskow di negara itu, dan mengambil alih operasi militernya di sana pada 2016.

Sejak 2016, Dvornikov mengawasi intervensi brutal Rusia di timur tengah yang membantu presiden Suriah Bashar al-Assad menghancurkan musuh-musuhnya dalam perang saudara.

Selama waktu itu, senjata kimia dan serangan udara tanpa pandang bulu digunakan yang mengakibatkan ribuan korban sipil.

Menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) yang berbasis di Inggris, pada akhir September 2017, serangan udara Rusia telah menewaskan sekitar 5.703 warga sipil, sekitar seperempat dari mereka anak-anak, bersama dengan ribuan pejuang.

Tindakan Rusia menuai kritik keras dari Barat, dengan Amerika Serikat dan sekutunya menuduh Rusia terlibat dalam kejahatan perang yang dilakukan oleh Assad.

Seperti di Ukraina, Rusia menepis tuduhan tersebut.

Baca Juga: Wajahnya Membengkak Gara-gara Penyakitnya hingga Tak Bisa Dikenali Lagi, Vladimir Putin Jalani Metode Pengobatan dengan Ritual Aneh Ini

Selain itu, Dvornikov juga telah diberi tanggung jawab untuk mengawasi Laut Hitam dan semenanjung Krimea, yang direbut oleh Rusia pada tahun 2014.

Kecerdasan medan perangnya tampaknya sangat dihormati di antara para jenderal barat.

Para pemimpin NATO telah mengumpulkan database pencapaian dan preferensi taktisnya dalam upaya untuk memprediksi pengambilan keputusannya dalam beberapa minggu ke depan, dan dia telah memiliki reputasi kejam selama bertahun-tahun.

Tetapi para pejabat mengatakan bahwa dia mungkin berjuang untuk menyenangkan Vladimir Putin.

Dvornikov sekarang menjadi komandan Distrik Militer Selatan Rusia, dan akan mengalihkan perhatiannya untuk merebut wilayah Donbas Ukraina.

Berita pengangkatannya terdengar setelah terjadinya serangan roket mematikan di sebuah stasiun kereta api di kota Kramatorks.

Insiden yang diduga didalangi Dvornikov itu menewaskan sedikitnya 52 warga sipil yang berusaha melarikan diri ke barat.(*)