Find Us On Social Media :

Dollar Amerika Anjlok Begitu Saja, Vladimir Putin Jalankan Strategi Cerdik untuk Junjung Tinggi Rubel Rusia di Tengah Konflik Ukraina, Negara Barat Tepok Jidat Tak Bisa Apa-apa

Putin dan Joe Biden

Ibarat pepatah sekali mendayung dua pulau terlampaui, Putin mendapatkan dua keuntungan sekaligus dengan memaksa penggunaan rubel, yakni cadangan emas Rusia yang melonjak dan rubel yang menguat.

Keinginan Putin yang ingin meninggalkan dollar secara luas dalam transaksi perdagangan dunia pun bisa ia realisasikan sekarang.

Risiko kehancuran dollar AS

Putin sadar, Amerika Serikat adalah negara yang paling gemar mencetak uang kertas dibandingkan negara-negara lain.

Dollar AS hanyalah kertas yang dicetak tanpa jaminan apa pun sesuka hati pemerintah AS.

Baca Juga: Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Mayat BPL Ditemukan Membusuk di Semak-semak, Terungkap Siasat Licik Ayah Tiri Pacar si Pelaku Pembunuh Mahasiswa Kedokteran UB Usai Eksekusi Korbannya, Berencana Lenyapkan Barang Bukti Penting Ini Melalui Temannya

Dollar AS yang dicetak The Fed telah bertambah 800 miliar dollar AS sejak tahun 2008 menjadi hampir 8,5 triliun dollar AS pada tahun 2021. Inflasi pun semakin tak terkendali.

Peningkatan sepuluh kali lipat dalam pencetakan mata uang tidak akan mungkin terjadi jika dollar didukung oleh emas The Fed.

Cadangan emas The Fed jauh lebih kecil dibandingkan jumlah dollar yang beredar di dunia.

Saat AS kelimpungan dengan besarnya jumlah dollar yang dicetaknya sendiri, Putin punya waktu yang tepat untuk membalas dengan menghidupkan kembali transaksi dengan emas atau pembayaran non-dollar lainnya sebagai alat tukar.

Ini adalah langkah yang cerdas Putin karena emas juga memiliki resonansi alami dengan India dan China, importir emas terbesar dalam beberapa dekade terakhir.

Emas adalah alat pembayaran yang paling diterima di seluruh dunia, termasuk jika dibandingkan dollar AS sekalipun.