Putin Berikan Gelar Kehormatan pada Pasukan Rusia yang Dituduh Lakukan 'Kejahatan Perang' dan 'Pembunuhan Massal' di Ukraina

Selasa, 19 April 2022 | 09:42
Pixabay/DimitroSevastopol/WikiImage

Pemimpin Rusia Vladimir Putin memuji pasukan yanng dituduh melakukan pelanggaran.

GridHot.ID - Pemimpin Rusia Vladimir Putin memuji pasukan yanng dituduh melakukan pelanggaran.

Melansir AFP, Putin pada hari Senin (18/4/2022) menganugerahkan gelar kehormatan kepada sebuah brigade yang dituduh oleh Ukraina telah melakukan "kejahatan perang" dan pembunuhan massal di kota Bucha, Ukraina.

Pengumuman itu dibuat pada hari ke-54 operasi militer Rusia di Ukraina, dengan ribuan orang tewas dan 12 juta orang mengungsi dari rumah atau negara mereka.

Sebuah dekrit yang ditandatangani oleh Putin memberi Brigade Senapan Motor ke-64 gelar "pahlawan" karena membela "kepentingan Tanah Air dan negara" dan memuji "kepahlawan massal dan keberanian, keuletan, dan keberanian" para anggotanya.

Pada awal April, Kemeterian Pertahanan Ukraina mengatakan unit itu menduduki Bucha dan melakukan "kejahatan perang".

Diterktorat Intelijen Kementerian Pertahanan Ukraina menerbitkan nama, pangkat, dan rincian paspor anggota brigade tersebut, dengan mengatakan mereka akan menghadapi keadilan.

Mayoritas orang tewas di Bucha meninggal karena luka tembak, kata polisi Ukraina pekan lalu.

Setelah kepergian pasukan Rusia, mayat pria berpakaian sipil, beberapa dengan tangan terikat, ditemukan berserakan di jalan-jalan, menurut AFP.

Kremlin telah menolak tuduhan bahwa pasukan Rusia bertanggung jawab atas pembunuhan warga sipil di dekat Kyiv dan menyatakan gambar mayat adalah "palsu".

Baca Juga: Dollar Amerika Anjlok Begitu Saja, Vladimir Putin Jalankan Strategi Cerdik untuk Junjung Tinggi Rubel Rusia di Tengah Konflik Ukraina, Negara Barat Tepok Jidat Tak Bisa Apa-apa

Melansir Forbes, Putin pada Selasa mengklaim bahwa pembicaraan damai dengan Ukraina telah menemui "jalan buntu".

Putin juga menyebut bahwa gambar pembantaian sipil di Bucha yang telah memicu kemarahan internasioal adalah "palsu".

Pemimpin Rusia itu membandingkan peristiwa di Bucha, di mana ratusan mayat warga sipil ditemukan setelah pasukan Rusia mundur, dengan serangan AS di kota Raqqa di Suriah, menyebut bukti pembantaian Rusia "palsu", lapor Bloomberg.

Pernyataan Putin itu datang pada hari yang sama di mana Wali Kota Bucha Anatolity Fedoruk mengatakan 403 mayat telah ditemukan di daerah itu, dengan jumlah korban tewas kemungkinan akan bertambah, menurut Guardian.

Selasa menandai pertama kalinya Putin memberikan komentar publik tentang pembantaian Bucha.

Meskipun Kremlin secara konsisten membantah pasukan Rusia bertanggung jawab atas kematian warga sipil, akan tetapi rekaman satelit menunjukkan mayat di daerah itu ketika diduduki oleh pasukan Rusia. (*)

Tag

Editor : Siti Nur Qasanah

Sumber Forbes, Bloomberg, afp, The Guardian