Find Us On Social Media :

Indonesia Hingga Arab Saudi Langsung Bereaksi, Ini Sosok Pembakar Al-Qur'an di Swedia yang Picu Kemarahan Umat Islam Seluruh Dunia

Gambar Ilustrasi

Menurut Turki, Muslim di Eropa dihadapkan pada sikap diskriminatif dan rasis dalam kehidupan sehari-hari.

"Tindakan tercela terhadap kitab suci ini menunjukkan bahwa ancaman yang dihadapi Muslim di Eropa sudah datang," demikian bunyi lain pernyataan tersebut.

Kementerian Luar Negeri Turki mendesak Swedia untuk mengambil tindakan terhadap mereka yang memprovokasi Muslim di negara itu.

Reaksi Indonesia dan Malaysia

Kecaman terhadap aksi Paludan juga datang dari Pemerintah Indonesia dan Malaysia.

Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Indonesia mengatakan, Paludan juga melakukan aksi penistaan kitab suci serupa pada Jumat (15/4/2022) di Rinkeby dan Orebro, Swedia.

Kementerian menuturkan, memanfaatkan argumentasi kebebasan berekspresi untuk melecehkan agama dan kepercayaan satu kelompok merupakan tindakan yang tidak bertanggung jawab dan terpuji.

Baca Juga: Luas Dikelilingi Pohon Kurma, Berikut Potret Rumah TKI yang Sukses Jadi Sopir Penasihat Raja di Mekkah, Sampai Disediakan 3 Mobil

"KBRI Stockholm sudah meminta seluruh WNI dan diaspora Indonesia di Swedia untuk tidak terpancing," tulis Kementerian Luar Negeri Indonesia.

Kementerian juga meminta WNI dan diaspora Indonesia untuk menghindari perbuatan yang berpotensi dapat melanggar hukum dan peraturan di Swedia.

Pemerintah Malaysia juga menyatakan sikap yang sama seperti Indonesia.

Mereka mengecam tindakan pembakaran Al-Qur'an yang terjadi di Swedia.

Malaysia menilai tindakan tersebut merupakan bentuk provokasi dan membangkitkan kebencian.

"Malaysia sangat mengecam aksi provokatif yang dilakukan Rasmus Paludan, pemimpin Stram Kurs, membakar salinan Alquran di Linkoping, Swedia," demikian pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Malaysia dalam akun Twitter mereka, Minggu (17/4/2022).

"Aksi itu melanggar batas moral dan norma dari kebebasan berpendapat dan berekspresi.

Aksi seperti itu provokatif dan menimbulkan kebencian yang seharusnya ditolak oleh semua orang yang mencari perdamaian dan mendukung hidup bersama dengan damai," lanjut pernyataan tersebut.

Pemerintah Malaysia juga menegaskan pentingnya menghilangkan segala bentuk kekerasan dan kebencian, termasuk Islamofobia.

(*)