GridHot.ID - Sebagian dari Anda mungkin bertanya-tanya bagaimana kriteria atau ciri-ciri puasa seorang muslim diterima?
Melansir tribunkaltim.co, berpuasa melakukan ibadah yang wajib dilakukan, hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Q.S Al-Baqarah ayat 183 yang berbunyi:
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." [QS. al-Baqarah (2): 183].
Puasa sendiri memiliki arti menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan mulai dari terbut fajar hingga terbenamnya matahari.
Puasa Ramadan sendiri dilakukan selama 30 hari lamanya, lantas apakah puasa sebulan penuh tersebut akan sepenuhnya diterima oleh Allah SWT?
Dilansir dari tribunstyle.com, selain mendapatkan keberkahan, puasa Ramadhan juga memberikan dampak positif dalam segi kesehatan.
Mulai dari mencegah penyakit jantung hingga meningkatkan kekebalan tubuh dan penyakit lainnya.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ. وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ
“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.”” (HR. Muslim no. 1151)
Ciri seorang muslim yang puasanya diterima Allah SWT
Puasa sunnah ini menjadi salah satu puasa yang paling dicintai oleh Nabi SAW.
"Amal-amal manusia diperiksa pada setiap hari Senin dan Kamis, maka aku menyukai amal perbuatanku diperiksa sedangkan aku dalam keadaan berpuasa.”(HR. At Tirmidzi dan lainnya).
Meskipun kita telah rutin melakukannya, apakah benar puasa kita sudah diterima oleh Allah SWT?
Tanda puasa diterima Allah SWT, menurut Ustadz Adi Hidayat, yang paling mudahnya orang itu semakin bertambah takwanya.
"Tanda paling singkat ada perubahan nilai takwanya itu disebutkan secara langsung dalam surah Al Baqarah ayat 183," ujar Ustadz Adi Hidayat.
Surat Al-Baqarah Ayat 183
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Arab-Latin: Yā ayyuhallażīna āmanụ kutiba 'alaikumuṣ-ṣiyāmu kamā kutiba 'alallażīna ming qablikum la'allakum tattaqụn
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.
Orang yang bertakwa, lanjut Ustadz Adi Hidayat dapat mudah bahagia, mudah hidup, mudah mendapatkan rezeki, ilmunya meningkat, dosa-dosanya diampuni.
"itulah ciri-ciri orang bertakwa," jelas pria yang kerap disapa UAH.
Jadi bila seseorang mengerjakan puasa maka nilai ketakwaannya akan meningkat.
Lantas, apakah kira-kira puasa kita sudah diterima Allah SWT?
Jika belum, maka tak ada salahnya jika kita memperbaiki diri di beberapa terakhir sebelum hari raya Idul Fitri tiba.
Menurut H. Imam Masyhadi, dalam khotbah Jum'at berjudul "Lima Dosa yang Menghapus Pahala Puasa" yang diterbitkan dalam PDF di laman Kemenag Jatim, ada dosa tertentu yang dapat mengurangi pahala berpuasa.
5 Perbuatan yang Menghapus Pahala Puasa
1. Berbohong
Orang yang sedang menjalankan ibadah puasa, namun melakukan kebohongan maka pahala puasanya akan berkurang.
Orang berbohong adakalanya hanya untuk iseng, untuk mempermudah urusan dan menghindari pertanyaan- pertanyaan yang tidak penting.
Hal ini dikarenakan berbohong dapat menyebabkan sesuatu yang buruk.
Ada pula berbohong untuk mencari keuntungan, atau tidak mendapatkan keuntungan tetapi mengakibatkan kerugian orang lain.
2. Ghibah
Ghibah atau menggunjing adalah perbuatan menceritakan orang lain tentang perkataannya, perbuatannya atau keadaan pribadinya.
Adapun isi cerita itu benar-benar sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Jika yang diceritakan itu tentang kebaikannya atau hal-hal yang tidak membuatnya sakit hati, gunjingan ini boleh dan tidak berdosa, seperti menceritakan tentang kelucuan, kecerdikan dan sebagainya.
Gunjingan yang haram adalah dengan ukuran, sekiranya orang yang digunjingkan itu mendengar, ia tidak rela.
Nabi Muhammad SAW menjelaskan maksud ghibah ini dengan sabdanya :
“(ghibah adalah) engkau ceritakan tentang saudaramu, yang sekiranya ia mendengar ia tidak rela.”
Jika isi gunjingan itu melebihi keadaan yang sebenarnya, atau mengada-ada dengan menambah keburukannya, maka itu disebut Fitnah.
Fitnah ini lebih buruk dari pada ghibah dan berakibat lebih berbahaya.
Hukum fitnah juga haram dan jika dilakukan dalam bulan Romadhon, serta dapat menghapuskan pahala puasa.
3. Mengadu Orang Agar Bermusuhan
Perbuatan mengadu dua orang atau lebih dengan tujuan menimbulkan permusuhan dapat mengurangi bahkan menghapus pahala orang yang berpuasa.
Mengadu orang merupakan tindak lanjut dari gunjingan atau fitnahan.
Permusuhan yang terjadi akibat diadu akan membawa kerugian pada banyak pihak.
4. Melakukan Sumpah Palsu
Orang yang bersumpah palsu pasti dengan sengaja akan menguntungkan suatu pihak dan merugikan pihak yang lain.
Sumpah palsu ini berhubungan dengan berbohong.
Perbuatan dosa ini akan menghilangkan kebenaran berganti dengan kezholiman.
5. Memandang Lawan Jenis dengan Syahwat
Orang yang sedang berpuasa wajib menahan hawa nafsu, termasuk hasrat terhadap lawan jenis.
Makna dari syahwat di sini adalah adanya dorongan dari hati untuk memandangnya atau meneruskan pandangan yang mulanya tidak disengaja.(*)