Perang Dunia III Bisa Terjadi Kapan Saja, Amerika Serikat Terang-terangan Sebut Intelijennya Bantu Ukraina Bunuh Jenderal Rusia, Begini Cara Prajurit Biden Kumpulkan Informasi Rahasia

Kamis, 05 Mei 2022 | 14:13
24h

Program Pinjam-Sewa memungkinkan Amerika Serikat untuk mentransfer senjata ke Ukraina tanpa batas, tetapi Kiev harus mengganti atau membayar biayanya.

Gridhot.ID - Peperangan Rusia dengan Ukraina nyatanya tak hanya dilakukan oleh dua negarata itu saja.

Dikutip Gridhot dari Tribunnews, Ukraina diketahui secara terang-terangan meminta bantuan persenjataan ke berbagai negara bahkan termasuk Indonesia.

Salah satu yang paling getol membantu Ukraina untuk melumat Rusia adalah Amerika Serikat.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, pejabat senior administrasi AS mengatakan kepada The New York Times bahwa AS telah memberikan intelijen kepada angkatan bersenjata Ukraina.

Intelijen itu disebut telah digunakan untuk membantu membunuh para jenderal Rusia yang tewas selama perang.

Meskipun tidak merinci berapa banyak jenderal Rusia yang terbunuh berkat bantuan AS, sumber mengatakan kepada Times bahwa informasi tersebut adalah bagian dari program rahasia.

Dilansir The Hill, tujuannya adalah untuk membantu Ukraina mendapatkan informasi real-time.

Sejauh ini Ukraina menyatakan bahwa mereka telah membunuh 12 jenderal Rusia.

The Times melaporkan bahwa pejabat Ukraina telah menggabungkan rincian lokasi dari AS ditambah intelijen mereka sendiri untuk melakukan serangan yang telah membantu membunuh pasukan Rusia.

Baca Juga: Korban Binomo Siap-siap Gigit Jari, PPATK Tak Bisa Jamin Uang Para Nasabah yang Tertipu Bakal Balik 100% Meski Dedengkotnya Sudah Disikat Habis: Kami Mencoba

Sumber-sumber itu tidak mengungkapkan kepada Times bagaimana AS mengumpulkan informasi lokasi pasukan Rusia.

Tetapi surat kabar itu mencatat bahwa pihak AS menggunakan gambar satelit komersial dan rahasia sebagai beberapa sumbernya.

Beberapa jenderal dari tentara Rusia telah dibunuh pasukan Ukraina selama konflik yang sedang berlangsung antara kedua negara, yang dimulai pada 24 Februari.

Baru-baru ini, pihak berwenang Rusia mengonfirmasi kematian komandan Angkatan Darat ke-8, Mayor Jenderal Vladimir Petrovich Frolov, bulan lalu. Dia dilaporkan meninggal saat pertikaian dengan pasukan Ukraina.

Gubernur St Petersburg Alexander Beglov mengutip mendiang jenderal sebagai seorang pahlawan.

"Dia mengorbankan hidupnya agar anak-anak, wanita dan orang tua di Donbas tidak lagi mendengar ledakan bom," kata Beglov dalam sebuah pernyataan.

Laporan Times muncul bebarengan dengan rencana pejabat AS meningkatkan sesi pelatihan dengan pasukan Ukraina ketika pasukan Rusia melakukan serangan baru di bagian timur.

Ratusan tentara sedang dilatih tentang sistem artileri, drone, dan radar.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Kompas.com, New York Times, tribunnews