GridHot.ID - Rusia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki senjata nuklir.
Pada hari Rabu (4/5/2022), Rusia mengumumkan bahwa pasukannya telah melakukan simulasi serangan nuklir di katong barat Kaliningrad di perbatasan dengan Uni Eropa (UE).
Pengumuman itu datang pada hari ke-70 aksi militer Moskow di negara pro-Barat, dengan ribuan orang tewas dan lebih dari 13 juta orang mengungsi.
Sebagaimana yang dilansir dari The Moscow Times, setelah mengirim pasukan ke Ukraina pada akhir Februari, Vladimir Putin telah membuat ancaman terselubung tentang kesediaan Rusia untuk menyebarkan senjata nuklir taktis.
Lalu, selama latihan perang pada Rabu (4/5/2022), Rusia mempraktikkan "peluncuran elektronik" sistem rudal balistik bergerak Iskander yang berkemampuan nuklir di dekat perbatasan Rusia dengan anggota UE, Lithuania dan Polandia, kata kementerian pertahanan dalam sebuah pernyataan.
Pasukan Rusia mempraktikkan serangan tunggal dan ganda pada target yang meniru sistem rudal, lapangan terbang, infrastruktur pertahanan, peralatan militer, dan pos komando, menurut pernyataan itu.
Unit-unit yang terlibat juga mempraktikkan "tindakan dalam kondisi radiasi dan kontaminasi bahan kimia".
Lebih dari 100 prajurit ikut serta dalam latihan tersebut.
Diketahui, Rusia menempatkan pasukan nuklir dalam siaga tinggi tak lama setelah dimulainya invasi ke Ukraina.
Putin telah memperingatkan pembalasan "secepat kilat" jika Barat secara langsung campur tangan dalam konflik Ukraina.
Dalam beberapa hari terakhir, media milik negara Rusia telah berusaha untuk membuat penggunaan senjata nuklir lebih menyenangkan bagi publik.
"Selama dua minggu sekarang, kami telah mendengar dari layar televisi kami bahwa silo nuklir harus dibuka," kata editor surat kabar Rusia dan peraih Nobel Perdamaian Dmitry Muratov, Selasa.
Rudal Iskander
Melansir missiledefenseadvocacy.org, Iskaneder (SS-26 Stone) mulai dikembangkan pada awal 1970-an untuk menggantikan Scud-B.
Namun pengembangannya dipercepat untuk menggantikan SS-23 Spider, yang Rusia pensiunkan pada 1988 karena pembatasan yang diamanatkan oleh Perjanjian INF.
Ada dua versi rudal Iskaner yakni Iskander-M dan Iskander-E (khusus untuk ekspor).
Iskander-M dioperasionalkan pada tahun 2006 dan saat ini diterjunkan oleh Angkatan Darat Rusia.
Iskander-M memiliki jangkauan 400-500 km dan menggunakan sistem panduan inersia dan optik untuk mencapai akurasi 10-30 m CEP.
Iskander-M dapat membawa hulu ledak konvensional dan nuklir hingga 700 kg dan menggunakan kendaraan re-entry (MaRV) bermanuver dan umpan untuk mengalahkan sistem pertahanan rudal teater.
Hulu ledak konvensional yang dapat dilengkapi oleh Iskander termasuk hulu ledak cluster, bahan peledak udara, bunker-buster, dan hulu ledak elektromagnetik (EMP).
(*)