Find Us On Social Media :

Bawahan Pimpinan KKB Lekagak Telenggen Meregang Nyawa, Komandan Lesmin Waker Ditembak Mati, Kini KNPB Ones Suhuniap dan PRP Jefry Wenda Ditangkap Polisi

Komandan KKB Papua Lesmin Waker ditembak mati aparat gabungan TNI-Polri

GridHot.ID - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua sering terlibat baku tembak dengan pasukan gabungan TNI-Polri.

Dalam baku tembak yang terjadi di Wilayah Kampung Wuloni, Distrik Ilaga, Kabupten Papua pada 13 Mei 2021, dua orang anggota KKB dinyatakan tewas.

Salah satu anggota KKB yang tewas itu diketahui bernama Lesmin Waker, Komandan Pasukan Pintu Angin KKB pimpinan Lekagak Telenggen.

"TKP kontak tembak berada di sekitar Kampung Wuloni yang diduga sebagai salah satu tempat persembunyian kelompok teroris Lekagak Talenggeng," ujar Kepala Satgas Humas Operasi Nemangkawi Kombes M Iqbal Alqudusy pada 14 Mei 2021.

Dalam kontak senjata yang menewaskan Lesmin Waker itu, sejumlah pasukan TNI turut bergabung, yakni Komando Pasukan Khusus (Kopassus), Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad), dan Batalyon Infanteri (Yonif) Raider 500/Sikatan.

"Pasukan yang kontak tembak adalah gabungan TNI (Kopassus, Kostrad dan Yonif 500/R)," kata Pangdam XVII/ Cenderawasih Mayjen TNI Ignatius Yogo Triyono

Sementara itu, melansir Tribun Papua, tim gabungan disebut telah menangkap Juru Bicara Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Ones Suhuniap dan Juru Bicara Petisi Rakyat Papua (PRP) Jefry Wenda.

Ones Suhuniap ditangkap dalam rangkaian aksi unjuk rasa menolak pemekaran daerah otonomi baru (DOB) dan Otonomi Khusus (Otsus) Papua di Kota Jayapura, Selasa (10/5/2022).

Sementara Jefry Wenda ditangkap di kawasan Perumnas 4 Kota Jayapura.

Baca Juga: 'Untuk Merebut Kemerdekaan' Videonya Perintah Para Pasukan Viral, Dedengkot KKB Papua Beri Komando Pasukan Ular Beludak untuk Tembak Siapa Saja

Selain menangkap Ones Suhuniap dan Jefry Wenda, tim gabungan juga menggelandang lima orang lainnya ke Markas Polresta Jayapura Kota untuk dimintai keterangannya.

Lima orang tersebut adalah aktivis KNPB Omikson Balingga, Iman Kogoya, Marten Manggaprow, satu orang perempuan yang namanya masih belum diketahui, serta satu orang anggota Aliansi Mahasiswa Papua (AMP).

Untuk diketahui, tim Gabungan dari Polda Papua, Satgas Damai Cartenz, dan Polresta Jayapura Kota melakukan penangkapan terhadap tujuh orang tersebut sekira pukul 12.28 WIT.

Kepala Ops Damai Cartenz Kombes Pol Muhammad Firman menjelaskan, ketujuh orang itu kini masih menjalani pemeriksaan di Mapolresta Jayapura Kota.

"Mereka semua sedang diperiksa di Mapolresta Jayapura Kota," singkat Muhammad Firman, dikutip dari Tribun Papua.

Sebanyak 1.841 personel TNI dan Polri memang diterjunkan untuk membubarkan massa penolak DOB dan Otsus Papua di Kota dan Kabupaten Jayapura.

Adapun 1.181 personel di antaranya disiagakan di Kota Jayapura.

Di lain sisi, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Papua meminta pihak kepolisian menjelaskan alasan penangkapan 7 orang dalam aksi unjuk rasa penolakan Daerah Otonomi Baru (DOB) dan Otonomi Khusus (Otsus) Papua di Kota Jayapura.

Direktur LBH Papua Emanuel Gobay mempertanyakan dasar hukum aparat kepolisian dalam melakukan penangkapan terhadap tujuh orang tersebut.

Baca Juga: Strategi Licik KKB Papua Jadi Pertimbangannya, Terungkap Alasan Kuat TNI Tak Pilih Bumi Hanguskan Pasukan OPM dari Udara, Satu Hal Ini Dikhawatirkan Terjadi di Sana

"Kami mempertanyakan dasar hukumnya, alasan kenapa mereka ini sampai ditangkap? Kami minta kepolisian untuk terbuka soal penangkapan ini," kata Emanuel Gobay saat dihubungi Tribun-Papua.com.

Menurutnya, polisi tidak mempunyai alasan untuk menangkap tujuh orang pengunjukrasa yang bermaksud menyampaikan aspirasi.

"Kalau memang ditangkap, kami minta alasannya karena apa? Saat ditangkap, apakah itu berdasarkan surat perintah penangkapan? Ini kan tidak jelas," ujarnya.

Gobay juga meminta pihak kepolisian untuk memberikan keterangan terkait keberadaan ketujuh orang yang ditangkap itu.

Pasalnya, setelah dibekuk, posisi ketujuh orang itu sampai saat ini masih belum diketahui keberadaannya.

"Kami akan mendatangi Polresta Jayapura Kota dan Polda Papua untuk mencari tahu keberadaan tujuh orang rekan kami itu," katanya.

(*)