GridHot.ID - Kasus cinta segitiga berujung maut kembali menghebohkan.
Melansir tribun-timur.com, kejadian cinta segitiga berujung maut tersebut kali ini terjadi di Bekasi, Jawa Barat.
Neneng Umaya (36) nekat menghabisi nyawa selingkuhan suaminya yakni Dini Nurdiani (26) karena terbakar api cemburu.
Sementara itu, IDG (27), suami Neneng Umaya mengaku tak tahu soal rencana istrinya menghabisi kekasih gelapnya.
IDG juga tak mengetahui Neneng sudah menyiapkan rencana jahat untuk menghabisi nyawa Dini.
Polsek Cengkareng masih menyelidiki kasus pembunuhan Dini yang kisahnya viral karena menghilang usai pamit buka puasa bersama sejak 26 April 2022 lalu.
Hingga kini penyidik masih terus menyelidiki kasus pembunuhan berencana itu.
Sementara itu, dilansir dari tribunnewsbogor.com, ada analisa mengejutkan yang diungkap pakar psikolog forensik terkait pembunuhan yang dilakukan seorang istri terhadap selingkuhan suaminya yang terjadi di kawasan Cibubur.
Berdasarkan analisa, pelaku nekat menghabisi nyawa kekasih gelap suaminya itu berkaitan dengan kesehatan psikologis.
Sebab menurutnya, pelaku mengalami amarah besar dan terbakar api cemburu saat mengetahui suaminya selingkuh dengan korban.
Untuk melindungi dirinya agar terhindar dari depresi, pelaku pun akhirnya memutuskan untuk menghabisi korban.
Diketahui, seorang ibu muda berinisial NN (24) tega menghabisi nyawa DN (26) yang merupakan kekasih gelap suaminya, di kawasan Cibubur, Kota Bekasi, Jawa Barat, Jumat (13/5/2022).
NN membunuh DN dengan cara menusuk leher serta perut selingkuhan suaminya itu dengan pisau dapur dan gunting rumput.
Diliputi amarah dan rasa cemburu, NN membabi buta menghabisi perempuan yang main mata dengan suaminya tersebut.
Dalam menjalankan aksinya, NN awalnya memancing korban dengan membuat janji untuk bertemu menggunakan ponsel sang suami yang diam-diam ia ambil.
Kemudian NN berpura-pura menjadi teman pacar DN saat bertemu di sekitar Taman Mini Indonesia Indah (TMII), sebelum diajak ke lokasi kejadian dan membunuhnya.
Pakar Psikologi Forensik Reza Indragiri Amriel menuturkan, menarik untuk dinantikan bagaimana para pegiat perempuan, termasuk Komnas Perempuan, memotret aksi kejahatan terhadap perempuan yang dilakukan juga oleh perempuan.
"Bisa dibayangkan, dikhianati itu menyakitkannya luar biasa bagi si pelaku (NU). Banyak sudah riset tentang itu. Bahkan ada temuan bahwa sekitar separuh kasus bunuh diri di kalangan personel militer di Amerika Serikat disebabkan oleh per selingkuhan pasangan," kata Reza dikutip dari Wartakotalive.com, Senin (16/5/2022).
Hal itu kata Reza menunjukkan betapa kehilangan orang yang dicintai, bahkan bagi tentara sekalipun, terasa sangat pedih.
"Dengan cermatan psikologis yang seksama terhadap peristiwa possessive fury atau amarah dahsyat yang dilatari kecemburuan posesif dimaksud, tidak tertutup kemungkinan provocative defence bisa menjadi dalih yang terbenarkan," ujar Reza.
Parameternya menurut Reza adalah, pertama, pelaku melakukan pembunuhan semata-mata karena ada provokasi eksternal.
Kedua, relatif singkat jeda waktu antara gelegak amarah dan perilaku agresif.
Ketiga, tindakan pelaku setara dengan penderitaan yang ia alami akibat perbuatan korban.
"Juga, api cemburu dan amarah itu seyogianya tidak dipandang sebagai pola reaksi emosional dalam ruang vakum. Dia merupakan satu mata rantai dengan tahapan reaksi emosional lainnya," ujar Reza.
"Yakni denial, anger, bargaining, depression, acceptance. Begitu urutannya," tambah Reza.
Jadi kata Reza amarah, yang berlanjut dengan pembunuhan, justru boleh jadi nantinya berlanjut dengan depresi.
"Depresi, kata ilmuwan, merupakan gerbang menuju bunuh diri. Alhasil, andaikan tidak membunuh (sebagai luapan amarah), tidak tertutup kemungkinan si NU malah bunuh diri akibat depresi," kata Reza.
"Saat dia membunuh, saya bayangkan dia berada pada fase amarah. Andai dia coba tahan amarahnya, lalu dia mencoba bargaining yakni mengompromikan isi kepala dan isi hatinya, namun gagal, maka kemungkinan besar dia akan masuk ke fase depresi. Apabila dia tidak mampu keluar dari fase depresi, maka pada saat itulah kemungkinannya adalah dia bunuh diri,' papar Reza.
"Tapi kalau dia mampu mengatasi depresinya, maka dia selamat. Di fase terakhir, yakni acceptance, dia akan bisa menerima kenyataan. Sedih mungkin tetap ada. Juga amarah. Tapi tidak sampai dimuntahkan ke dalam perilaku agresif," katanya.
4 Bulan Jalin Asmara Terlarang
Kapolsek Cengkareng Kompol Ardhie Demastyo mengatakan, DN dan suami NN ini menjalin hubungan terlarang.
Asmara antara korban dan suami tersangka terungkap ketika pelaku NN membaca chat mesra yang dikirim korban kepada suaminya itu.
Dari keterangan tersangka, cinta segitiga ini sudah berlangsung selama empat bulan terakhir.
"Melihat adanya komunikasi yang sering jadi tersangka cemburu," ujarnya.
Chat mesra itu pun jadi petaka untuk DN lantaran istri dari sang kekasih langsung naik pitam.
Hingga kemudian, NN nekat menghabisi nyawa selingkuhan suaminya itu.
"Jadi memang pembunuhan sudah direncanakan dengan matang, termasuk juga menyiapkan alat-alat yang dikeluarkannya saat menghabisi korban," tuturnya.
Dibuang ke Semak-semak
Sebelum membunuh kekasih gelap suaminya, NN memancing korban dengan membuat janji untuk bertemu menggunakan ponsel sang suami yang diam-diam ia ambil.
NN berpura-pura menjadi teman pacar DN saat bertemu di sekitar Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
Kemudian, NN mengajak DN menuju tempat sepi di sekitar perumahan Citra Grand Cibubur, Bekasi.
"Saat di lokasi, korban disuruh menunggu oleh pelaku. Kemudian pelaku pura-pura beli minum," kata Kapolsek Cengkareng Kompol Ardhie Demastyo, Sabtu (14/5/2022).
Saat korban lengah, NN tiba-tiba memukul kepala DN menggunakan kunci inggris hingga jatuh tersungkur.
DN pun langsung merintih kesakitan.
Melihat korbannya terus merintih kesakitan, NN kemudian membawa DN ke semak-semak untuk menghabisinya.
Setelah menghabisi nyawa korban, NN langsung mengganti pakaiannya.
"Alat-alat yang dipakai untuk melakukan kejahatan dibuang di dekat lokasi kejadian," tuturnya.
DN sempat dinyatakan hilang setelah pamit buka bersama (bukber) sejak 26 April 2022.
Bahkan, keluarganya telah melaporkan kehilangan DN ke Polsek Cengkareng.(*)