Find Us On Social Media :

Sekarang Kembali ke Rangkulan NKRI, Mantan Petinggi KKB Papua Ceritakan Dukanya Bergabung di Kelompok Separatis Ini

Nicholas Simion Messet (kiri), mantan Menlu TPNPB-OPM kembali ke NKRI

Gridhot.ID - Kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua masih meresahkan warga.

Teror demi teror terus diluncurkan demi terwujudnya keinginan mereka.

Berbekal dendam membara, kelompok kriminal tersebut tak henti-hentinya menyerang, membakar dan membunuh siapa pun yang tak sejalan dengan KKB.

Seperti dilansir dari Tribunnews, tak hanya aparat TNI dan Polri, tapi kaum sipil juga selalu jadi sasaran empuk kelompok tak bertanggung jawab itu.

Rangkaian aksi teror itu mereka lakukan dengan dalih ingin memerdekakan Papua.

Namun, dibalik semua tindakan yang dilakukan, sosok yang satu ini justru melakukan hal sebaliknya.

Padahal figur ini menduduki posisi sangat strategis dalam struktur organisasi TPNPB-OPM (Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka).

Dialah Nicholas Simion Messet, mantan Menteri Luar Negeri (Menlu) TPNPB-OPM.

Dalam sebuah video yang viral di media sosial, sosok yang dulunya berkelana dari satu negara ke negara lain itu, tiba-tiba menyatakan kembali ke NKRI.

Baca Juga: Dikirim ke Sarang KKB, 450 Prajurit Raider 600 Modang Kodam Mulawarman Bukan Pasukan Sembarangan, Ini Tugas yang Diembannya di Tanah Papua

Nicholas Simion Messet menyatakan ia tak mau lagi menjadi Menlu dan hidup di luar negeri.

Lebih baik ia kembali ke Indonesia dan mengabdi di negara ini demi kepentingan seluruh rakyat Indonesia.

Keputusannya untuk kembali ke NKRI itu, katanya, setelah ia mendapatkan banyak masukan selama menunaikan tugasnya sebagai Menlu ala TPNPB-OPM.

Ikhwal keputusannya itu, ungkap Nich Messet, demikian ia biasa disapa, berawal dari perjumpaannya dengan sejumlah diplomat di luar negeri.

Dalam setiap pertemuan, para pihak itu menyatakan kepadanya bahwa percuma ia berjuang untuk mengibarkan bintang kejora di Papua.

Sebab semua itu akan sia-sia adanya. Perjuangan tersebut tak akan membuahkan hasil, karena dunia internasional tahu Papua itu merupakan bagian dari wilayah NKRI.

Hingga suatu waktu, ungkap Cinch Messet, ia menjumpai seorang ahli nujum yang sangat tersohor di luar negeri.

Pada saat itu, katanya, ahli nujum itu menyampaikan kepadanya tentang perjuangan yang sia-sia untuk memerdekakan Papua.

Sejak itulah ia sadar akan kekhilafannya dan langsung menyatakan tekad untuk kembali ke pangkuan NKRI.

Baca Juga: Dunia Pendidikan Jadi Korban, KKB Papua Bakar Perumahan Guru Hingga Ludes Diduga untuk Balas Dendam, Tim Satgas Operasi Damai Cartenz Siaga Tinggi

Makanya pada tahun 2007 silam, katanya, ia berhenti dari jabatannya sebagai Menlu TPNPB_OPM dan langsung menemui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di ruang kerjanya.

"Sebagai Menlu TPNPB-OPM, yang saya kerjakan, adalah bergerak dari satu negara ke negara lainnya untuk menggalang dukungan," ungkap Nich Messet.

Bertahun-tahun, katanya, ia hidup di luar negeri untuk pekerjaan itu, yakni menggalang dukungan untuk Papua merdeka.

Akan tetapi, katanya, semua upaya yang dilakukan, sia-sia. Tak satu negara pun di Eropa yang merespon perjuangannya.

Bahkan umumnya meminta agar dirinya kembali ke Papua & bekerja membangun daerah itu di bawah pemerintahan Indonesia.

Dilansir dari TribunPalu, Nich Messet mengatakan, selama menjadi Menlu TPNPB-OPM, ia tak pernah mendapatkan uang dari Papua.

Justru sebaliknya, ia yang mengeluarkan uang pribadi untuk membiayai seluruh perjuangan sesuai rencana TPNPB-OPM.

Bahkan suatu ketika, tutur Nich, ia membawa pesawat yang di dalamnya sarat dengan senjata api.

"Dulu, saya pernah menyelundupkan senjata api dengan menggunakan pesawat udara. Pesawat itu saya piloti sendiri, dan didalamnya penuh dengan senjata api," tuturnya.

 Baca Juga: KKB Papua Terpecah Belah? Egianus Kogoya Panglima Perang Kelompok Bersenjata Ini Murka pada Benny Wenda yang Disebut Hanya Numpang Hidup: Kalian Enak Tinggal di Luar Negeri!

Apa yang dilakukan itu, katanya, hanya untuk membantu perjuangan TPNPB-OPM mewujudkan Papua merdeka.

Ternyata, katanya, apa yang dilakukan itu merupakan tindakan yang salah. Oleh karena itu, beberapa tahun kemudian ia pun putuskan untuk kembali ke NKRI.

(*)