Find Us On Social Media :

Wariskan Ajarannya pada Lekagak Telenggen, Sosok 'Singa Tua' di KKB Papua Ini Terkenal Super Kejam, Puluhan Anggota TNI-Polri Meregang Nyawa di Tangannya

Video memperlihatkan sosok Goliath Tabuni beredar di media sosial

GridHot.ID - Goliatah Tabuni bukan sosok asing di Papua.

Goliath Tabuni merupakan panglima tinggi Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) yang bermarkas di Tingginambut, Puncak Jaya Papua.

Dikutip dari Surya.co.id, Goliath Tabuni menjadi pimpinan TPNPB sejak 2012.

Awalnya, Goliath Tabuni menjadi bagian KKB dengan bergabung bersama Kelly Kwalik di Timika.

Setelah itu, dia pindah ke Puncak Jaya dan melancarkan aksi sejak 2004.

Goliath Tabuni dikenal sebagai sosok yang kejam dan gencar melakukan perlawanan terhadap militer Indonesia hingga menewaskan puluhan anggota TNI-Polri di Puncak Jaya.

Selain itu, Goliath Tabuni juga dikenal sebagai sosok yang tak segan membunuh warga sipil.

Dilansir dari TribunKaltim.co, Goliath Tabuni dikenal sebagai 'Singa Tua' di KKB Papua.

Meski usianya sudah lebih dari 70 tahun, dia memiliki sifat kejam melebihi tiga pemimpin KKB lainnya.

Baca Juga: Selama Ini Jadi Pertanyaan, Terungkap Cara KKB Papua Selundupkan Senjata Api ke Pedalaman, Orang Kulit Putih Ada di Belakang

Ajaran Goliath Tabuni telah ditularkan kepada pimpinan KKB yang lain.

Salah satu sosok yang menerima warisan Goliath Tabuni adalah Lekagak Telenggen.

Soal benar tidaknya informasi tersebut, siapa pun tak bisa memastikannya.

Selama ini, meski mereka saling kenal tapi berperilaku seolah-olah tak pernah mengenal satu sama lain.

Bila sudah berada di medan perang, misalnya, mereka tak memperlihatkan kedekatan itu.

Yang dilakukannya hanyalah menyerang dan terus menyerang atas apa yang telah direncanakan.

Kejahatan Goliath Tabuni yang Tak Pernah Dilupakan

Salah satu kejahatan Goliat Tabuni yang tak pernah dilupakan adalah penyerangan karyawan Palapa Timur Telematika (PTT) pada Rabu 2 Maret 2022 lalu.

Dalam kasus tersebut, tercatat 8 orang karyawan tewas di tempat. Hanya 1 orang yang lolos dari serangan kelompok Goliath Tabuni.

Para korban diserang KKB saat sedang memperbaiki Tower Base Transceiver Station (BTS) 3 Telkomsel di Kabupaten Puncak Jaya.

Baca Juga: Hardik Egianus Kogoya, Pentolan OPM Ancam Akan Bongkar Tempat Persembunyian Panglima KKB Jika Terus Berulah, Sebby Sambom: Kau Lebih Baik Diam

Hal itu diungkapkan oleh Kapendam XVII/Cenderawasih daat itu, Kolonel Inf Aqsha Erlangga.

Dia mengungkapkan, kasus penyerangan itu diketahui dari salah satu karyawan PTT melalui sambungan telepon.

"Melalui rekaman CCTV Tower PTT, salah seorang karyawan PTT yang selamat meminta bantuan penyelamatan," ujarnya.

Karyawan berinisial NS itu meminta bantuan ketika teman-temannya diserang saat sedang memperbaiki jaringan Telkomsel di Tower BTS 3.

Atas kasus tersebut, Panglima Goliath Tabuni dan Mayjen Lekagak Telenggen mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Terungkap pula bahwa kasus penyerangan karyawan PTT itu terjadi di Kampung Dambet, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak.

"Goliath Tabuni menyatakan bertanggung jawab atas insiden itu. Namun Goliath menyebutkan bahwa para pihak yang ditembak merupakan kaki tangan anggota TNI di Beoga," kata Jubir OPM, Sebby Sambom dalam keterangannya dikutip Tribunnews.com, Jumat (4/3/2022).

Sebby menyebutkan, orang yang ditembak bukan warga sipil biasa. Para korban adalah kaki tangan TNI-Polri.

Bahkan semua korban itu disebut sebagai anggota TNI-Polri yang menyamar sebagai warga sipil.

Baca Juga: Bejat, Seorang Pendeta Ungkap Anggota KKB Papua Sering Perkosa Anak Perempuan di Bawah Umur Sampai Ancam Bunuh Warga Sekitar Jika Ada yang Berani Menghalangi

"Tidak ada alasan yang membenarkan bahwa itu warga sipil. Mereka adalah bagian dari anggota TNI-Polri. Kerena TPNPB susah umumkan bahwa warga sipil sudah tinggalkan wilayah perang di Papua," kata Sebby.

"Dengan melihat kondisi ini, maka pengendali Manajemen Markas Pusat KOMNAS TPNPB-OPM mengeluarkan peringatan keras bahwa semua orang imigran segera tinggalkan wilayah perang dan semua bentuk pembangunan dikosongkan," imbuh Sebby.

(*)