Find Us On Social Media :

Lulus Terpilih Jadi Ranking 35 dari Ribuan Orang, Viral Curhatan Bintara Polri yang Ngaku Digagalkan Pendidikan Gara-gara Disebut Buta Warna, Polda Metro Jaya Bongkar Siasatnya Kelabuhi Tes Seleksi

video viral curhatan Fahri Fadilah, calon Bintara Polri, yang gagal pendidikan setelah namanya diganti orang lain

GridHot.ID - Beredar video viral curahan hati (curhat) seorang calon Bintara Polri gagal pendidikan setelah namanya diganti orang lain.

Melansir tribunjabar.id, sosok Fahri Fadillah mencuri perhatian di media sosial karena mengaku sebagai siswa yang lolos Bintara Polri, tapi namanya diganti orang lain ketika akan berangkat pendidikan.

Ia adalah pemilik akun TikTok @fahridadillah106. Pemuda ini memiliki 11 ribu pengikut di media sosial TikTok.

Melalui akunnya, Fahri Fadillah mengunggah video curahan hatinya yang tidak jadi mengikuti pendidikan Bintara Polri.

Berdasarkan pengakuannya, ia sudah lolos menjadi siswa, bahkan menempati posisi 35 dari 1200 orang.

Ia bahkan sudah mengikuti bimbingan persiapan selama enam bulan.

"Saya siswa Bintara Polri yang gagal ketika mau berangkat pendidikan. Saya lulus terpilih ranking saya ke-35 dari 1200 orang, dari Polda Metro Jaya," katanya dalam video TikTok yang diunggah pada 29 Mei 2022.

Namun, saat hendak berangkat untuk pendidikan polisi, nama dia justru digantikan oleh orang yang gagal lolos ke Bintara Polri.

Hal inilah yang membuat Fahri sedih. Dalam videonya, ia sampai memohon kepada Presiden Jokowi hingga Kapolri Listyo Sigit Prabowo.

Baca Juga: Dulu Jadi Anggota JKT48, Gadis Cantik Ini Kini Banting Setir Jualan Nasi Bakar di Pinggir Jalan, Begini Tampang Sang Artis yang Tuai Viral

"Ketika saya mau pendidikan, nama saya digantikan oleh orang yang sudah gagal. Saya mohon kebijaksanaannya Bapak Presiden, Bapak Kapolri, Bapak Kapolda, dan anggota dewan untuk mengembalikan hak saya, untuk berangkat pendidikan Bintara Polri," katanya.

Sambil meringis, pemuda yang bercita-cita ingin menjadi polisi itu meceritakan, mestinya ia mengikuti pendidikan gelombang kedua.

Sementara itu, dikutip dari Kompas.com, Polda Metro Jaya menyebut pria bernama Fahri Fadilah Nur Rizki lolos seleksi tahap satu Calon Bintara Polri 2021 karena menghafal tata letak soal dan jawaban dalam buku tes buta warna.

Hal itu disampaikan Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Kabid Dokkes) Polda Metro Jaya Kombes Didiet Setioboedi ketika menanggapi video Fahri yang mengaku digagalkan jelang dimulainya pendidikan dan namanya digantikan oleh orang lain.

"Kemungkinan terbesar yang belajar tentang buta warna, dia menghafal (tata letak)," ujar Didit kepada wartawan, Senin (30/5/2022).

Menurut Didit, buku untuk tes buta warna yang dipakai dalam seleksi banyak diperjualbelikan di apotek atau toko alat kesehatan.

Alhasil, Fahri menghafal letak soal dan jawaban untuk menjawab pertanyaan dalam tes buta warna yang dilaksanakan ketika seleksi tahap pertama.

"Buku ini memang dijual bebas di tempat alkes, kayak Kimia Farma sehingga dia bisa belajar letak-letaknya," ungkap Didit.

"Setelah pemeriksaan mendalam sekali, baru ketahuan. Kemungkinan dia belajar dan menghafal di buku ini, karena dari tahun ke tahun pakai buku ini," sambung dia.

Baca Juga: Berdiri di Tengah-tengah Sawah, Rumah Mewah Bak Istana di Garut Ini Ternyata Menyimpan Rahasia Tak Terduga, Sosok Kakek yang Membangunnya Alami Nasib Ini

Sebagai informasi, Fahri tengah menjadi perbincangan hangat setelah membuat video pengakuan tentang kegagalannya berangkat menempuh pendidikan meski sebelumnya lolos tes calon Bintara Polri 2021 Polda Metro Jaya.

Dalam video tersebut, Fahri mengaku telah lolos tes seleksi calon Bintara dan menduduki peringkat 35 dari total 1.200 peserta.

"Saya siswa Bintara Polri yang digagalkan ketika mau berangkat pendidikan. Saya sudah lulus terpilih, ranking saya 35 dari 1.200 orang dari Polda Metro Jaya," ujar Fahri seperti dikutip dari video tersebut, Senin.

Namun, kata Fahri, nama dirinya dalam daftar calon mendadak hilang dan berganti nama orang lain beberapa hari menjelang waktu pendidikan.

"Ketika mau berangkat pendidikan nama saya digantikan oleh orang yang telah gagal (seleksi). Saya mohon kebijaksanaannya Bapak Presiden Joko Widodo dan Bapak Kapolri," ungkap dia.

Terkait hal itu, Zulpan membantah bahwa Fahri sengaja digagalkan dan posisinya digantikan oleh orang lain.

"Polda Metro Jaya merespons dan tidak antikritik dengan pernyataan calon siswa tersebut," ujar Zulpan kepada wartawan, Senin.

Menurut Zulpan, Fahri sudah tiga kali mendaftarkan diri sebagai calon siswa bintara di Polda Metro Jaya sejak 2019 hingga 2021.

Tetapi, pemuda itu tidak lolos dalam seleksi tahun 2019 dan 2020. Ia dinyatakan tidak memenuhi syarat.

Baca Juga: Bikin Jalur Tikus Sendiri yang Cuma Bisa Dilewati Orang dengan Keterampilan Khusus, Viral Aksi KKB Papua Selundupkan 3 Koper Senjata Lewat Sungai

"Pada 2021, Fahri Fadilah Nurizki telah dinyatakan lulus tahap 1 tahun anggaran 2022. Namun, setelah itu berdasarkan surat dari Mabes Polri, sebelum para peserta mengikuti pendidikan ada kegiatan supervisi," tutur Zulpan.

Pada saat supervisi tersebut, kata Zulpan, Fahri kembali dinyatakan tidak memenuhi syarat karena menderita buta warna parsial.

Hal itu diketahui berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan oleh tim medis dari Biddokkes Polda Metro Jaya, dan disaksikan oleh Kabid Propam serta Sekretariat SDM Polda Metro Jaya.

"Hasilnya buta warna parsial ini yang membuat yang bersangkutan tidak bisa mengikuti pendidikan, karena ini syarat mutlak," ungkap Zulpan.

"Untuk anggota Polri adalah harus tidak buta warna ini syarat utama dari sisi kesehatan yang harus dipahamkan," sambung dia. (*)