GridHot.ID - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua selalu menjadi perhatian.
Kelompok separatis yang menginginkan kemerdekaan Papua itu tak pernah berhenti menebar teror, baik kepada aparat TNI-Polri atau masyarakat sipil.
Menurut catatan Kompas.com, KKB kerap beraksi di wilayah pegunungan di Papua.
Kabupaten Puncak, Yahukimo, Nduga, dan Intan Jaya menjadi tempat yang dianggap rawan dari aksi KKB Papua.
Sampai saat ini, KKB Papua sulit diberantas karena mereka berbekal persenjataan lengkap dan mutakhir.
Beberapa aksi kejahatan yang pernah dilakukan KKB Papua adalah melakukan penyerangan terhadap pekerja, pembacokan, penembakan, serta pembakaran rumah dan sekolah di beberapa wilayah di Papua.
Melansir Pos Kupang, tersiar kabar bahwa KKB Papua mengalami nasib apes ketika akan melakukan serangan ke markas TNI-Polri.
Bukannya mendapat apa yang diinginkan, KKB Papua malah harus kehilangan anggotanya.
Peristiwa penyerangan pos TNI-Polri pun berubah menjadi cerita kelam bagi KKB Papua.
Terungkap bahwa kisah kelam itu, berawal dari munculnya seorang pria yang tetiba terlihat melintas di depan Pos Keamanan milik TNI-Polri.
Setelah berada persis di depan Pos Keamanan, pria yang berjalan sambil memegang 'tongkat' itu tiba-tiba berhenti di depan pos.
Pria itu lantas memandang ke arah Pos Keamanan dan sesaat kemudian memalingkan muka untuk melanjutkan perjalanan.
Hal aneh yang dilakukan pria tersebut, adalah mengangkat tongkat kayu yang dipegangnya, lalu menunjuk ke arah tanah.
Gerakan aneh tersebut dilakukan sebanyak dua kali, kemudian sosok tersebut berlalu pergi dari tempat itu.
Melihat pemandangan yang tak lazim tersebut, prajurit TNI yang berada di Pos Keamanan lantas menyapa sosok yang tak disebutkan namanya itu.
Aparat TNI menyapanya terlebih dahulu, karena sosok tersebut adalah orang yang dikenal, yang beberapa waktu sebelumnya pernah memberikan isyarat tentang serangan KKB ke TNI-Polri.
Kala itu, pria tersebut mengisyaratkan bahwa akan ada serangan kelompok kriminal bersenjata ke arah Pos Keamanan.
Isyarat itu ternyata benar adanya. Karena beberapa hari berikutnya, segerombolan orang tak dikenal mendatangi Pos Keamanan dan menyerang aparat TNI-Polri.
Oleh karena itu, ketika gestur tubuh pria itu memperlihatkan gerakan tangan yang aneh, tanda-tanda itu pun langsung direspon oleh aparat TNI-Polri.
Setelah pria itu menjauh dari Pos Keamanan, aparat TNI-Polri pun langsung mengambil langkah-langkah konkrit.
Dengan kemampuan analisa militer yang dimiliki, prajurit TNI-Polri pun mulai siaga.
Ini dilakukan, lantaran momen buruk dikhawatirkan akan segera menerjang markas mini TNI-Polri di wilayah pedalaman Papua itu.
Makanya sepanjang hari, aparat TNI-Polri benar-benar siaga untuk meladeni kelompok separatis yang diprediksikan bakal menyerang.
Namun apa yang dinantikan itu, tak kunjung datang. KKB yang biasanya bertindak nekat, sepanjang siang itu tak menampakkan batang hidungnya.
Meski demikian, aparat terlatih kebanggaan NKRI itu tetap siaga. Sebab yang dinantikan, adalah hal yang amat berbahaya.
Ketika malam hampir tiba, kesiagaan di markas TNI-Polri itu mulai ditingkatkan.
Tak hanya sebatas menyiapkan persenjataan, tapi pantauan terhadap situasi di sekitar markas pun mulai ditingkatkan.
Bahkan analisa tentang kelemahan Pos Keamanan yang kemungkinan bisa dimanfaatkan KKB pun dilakukan.
Untuk itu, ketika malam semakin larut, seorang prajurit TNI ditugaskan khusus untuk memasang jebakan di seputaran 'pintu gerbang' bagian belakang Pos Keamanan.
Tugas itu pun berakhir sempurnah dan beberapa 'ranjau' terpaksa dipasang agar memudahkan TNI-Polri memantau kehadiran KKB.
Detik-detik berlalu dalam situasi yang cukup mendebarkan. Bahkan ketika hari semakin larut, kesiagaan semakin ditingkatkan.
Dalam penantian nan menegangkan itu, pantauan ke sekitar Pos Keamanan ditingkatkan. Sebab waktu yang dikhawatirkan pasti akan segera datang.
Benar saja. Saat jarum jam mulai condong ke dini hari, tiba-tiba jebakan di belakang Pos Keamanan berdentum keras.
Dua bunyi ledakan berkuatan rendah memecah kesunyian malam yang diikuti dengan rentetan bunyi tembakan ke arah Pos Keamanan.
Dalam situasi tersebut, prajurit TNI pun terpaksa meladeni serangan dini hari tersebut.
Agar tak membuang-buang peluru, prajurit TNI-Polri terpaksa memilah-milah serangan.
TNI-Polri tak menghambur peluru sebagaimana yang dilakukan kelompok kriminal bersenjata tersebut.
Yang dilakukan TNI-Polri adalah membalas tembakan, terlebih-lebih dari senjata yang memuntahkan peluru ke arah Pos Keamanan.
Artinya, hanya senjata yang menembak ke arah Pos Keamanan, yang dibalas pula dengan tembakan oleh TNI-Polri.
Sementara KKB yang tak menembak, tak dibalas pula oleh prajurit terlatih kebanggaan Indonesia.
Dalam pola tersebut, yang hendak ditunjukkan TNI-Polri ke KKB, adalah hentikan kebiasaan menyerang. Sebab hal seperti itu bisa dilakukan pula oleh TNI-Polri.
Strategi TNI-Polri malam itu benar-benar jitu. Karena tak semua anggota KKB merenggang nyawa di tempat tersebut.
Mungkin karena anggota KKB berjatuhan di medan laga, sehingga KKB pun menghentikan serangan. Mereka kemudian memilih melarikan, karena tak sanggup merobohkan TNI-Polri.
Sementara seorang Komandan Lapangan KKB, yakni Pamne Kogeya mengungkapkan fakta yang kemungkinan ada kaitannya dengan peristiwa malam itu.
Melalui penggalan video yang beredar di jagat maya, sepupu Egianus Kogoya, Panglima KKB itu mengungkapkan hal yang mengejutkan.
Pamne Kogeya menyebutkan bahwa malam itu, KKB sangat kaget atas sebuah peristiwa yang tak disangka-sangka.
"Saat satu anggota kami injak barang itu, benda itu langsung meledak, sehingga dua orang langsung habis," tutur Pamne Kogeya.
Dalam video yang viral tersebut, tak disebutkan benda apa yang meledak di pintu gerbang bagian belakang Pos Keamanan yang ditempati TNI-Polri tersebut.
Tak diperlihatkan pula lokasi kejadian benda itu meledak. Bahkan tak terlihat sama sekali suasana yang ada di TKP (tempat kejadian perkara).
Yang terlihat dalam video viral tersebut hanyalah keberadaan situasi di sekitar 'markas mini' TNI-Polri.
Tak disebutkan kapan peristiwa itu terjadi dan di wilayah mana kejadian tersebut.
Bahkan Pamne Kogeya, Komandan Operasi Lapangan KKB juga tak menyebutkan siapa saja yang jadi korban dalam peristiwa kelam itu.
Ia hanya menuturkan bahwa ketika benda itu diinjak, barang itu langsung meledak dan anak buahnya langsung habis di tempat itu.
"Mereka semua habis. Saat benda itu diinjak dan meledak, semuanya langsung habis," katanya.
Hingga saat ini situasi di pedalaman Papua masih diwarnai oleh serangan kelompok kriminal bersenjata (KKB).
Serangan tersebut tak diarahkan pada warga sipil yang merupakan orang asli papua (OAP).
Yang disasar adalah aparat TNI-Polri yang dianggap sebagai musuh KKB.
Bila sasaran serangan meleset, maka amarah KKB dilampiaskan kepada warga sipil yang umumnya bukan Orang Asli Papua.
Hal tersebut seiring dengan ancaman Panglima KKB di Nduga, Egianus Kogeya yang kemudian ditegaskan pula oleh Juru Bicara OPM, Sebby Sambom.
Dalam pernyataan resmi TPNPB-OPM, Sebby Sambom meminta warga sipil untuk segera meninggalkan Papua.
Bahkan ia juga melarang orang yang datang ke wilayah Papua. Sebab Papua merupakan daerah perang.
Bagi yang tak mengindahkan larangan, tandas Sebby Sambom, maka TPNPB tak akan bertanggung jawab.
Sebab yang ditembak KKB adalah orang-orang yang menjadi musuh KKB, yakni TNI-Polri.
Bila ada warga sipil yang tertembak, katanya, maka orang tersebut adalah kaki tangan TNI-Polri.
"Papua itu daerah perang sehingga kami mengimbau warga sipil untuk segera tinggalkan Papua," tandas Sebby Sambom.
(*)