Ditendang dari Partainya Sendiri, Berikut Profil M Taufik, Pendiri Gerindra DKI Jakarta di Balik Suksesnya Duo Anies Baswedan dan Sandiaga Uno

Selasa, 07 Juni 2022 | 20:25
Warta Kota/Yulianto

M Taufik politisi senior salah satu pendiri Gerindra DKI Jakarta.

Gridhot.ID - Tahun 2024 memang masih pajang, namun hawa panas di dunia politik Indonesia sudah terasa dari sekarang.

Salah satu momen mengejutkan terjadi di Gerindra.

Dikutip Gridhot dari Tribunnews, partai Gerindra baru saja melakukan manuver mengejutkan.

Partai tersebut dilaporkan telah melakukan pemecatan terhadap salah satu pendirinya.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, karier politik politikus Muhamamd Taufik di Partai Gerindra berakhir setelah dia diputuskan dipecat berdasarkan hasil sidang Mahkamah Kehormatan Partai (MKP), pada Selasa (7/6/2022).

Keputusan itu juga menjadi akhir dari perselisihan antara Taufik dengan Partai Gerindra sejak beberapa waktu lalu.

"MKP, Majelis Kehormatan Partai, yang ini ada lima majelisnya, sepakat kita untuk memutus Saudara Taufik dipecat sebagai kader Gerindra mulai keputusan itu disampaikan pada hari ini," kata Wakil Ketua MKP Gerindra Wihadi Wiyanto di kantor DPP Partai Gerindra, Jakarta, Taufik yang lahir di Jakarta, 3 Januari 1957, sudah malang melintang di dunia politik sejak 1990-an.

Sebelum berlabuh dan berkiprah selama 14 tahun di Partai Gerindra, dia pernah menjadi anggota Partai Golkar dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) pada 1998-1999.

Sebelum terjun ke dunia politik, Taufik aktif dalam berbagai organisasi.

Baca Juga: Merapat ke Kubu Doddy Sudrajat, Mantan Suami Marissya Icha Singgung Soal Harta Gono-gini: Belum Bisa Saya Dapatkan

Posisi dalam sejumlah organisasi yang pernah dijabat oleh Taufik adalah Sekjen Serikat Pekerja Maritim Indonesia, Ketua SPSI Pelabuhan Tanjung Priok, Himpunan Mahasiswa Islam Jakarta, Ketua Senat Mahasiswa Universitas Jayabaya, Ketua Umum Ikatan Keluarga Alumni Universitas Jayabaya, Ketua Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional-Indonesia (PRSSNI) DKI Jakarta, dan Ketua Pusat Pengkajian Jakarta (PPJ).

Selain itu, Taufik juga tercatat sebagai Bendahara Umum Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta.

Taufik sempat menjadi Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta pada 2003. Saat masih menjabat sebagai Ketua KPU DKI Jakarta, Taufik ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi pengadaan barang dan alat peraga Pemilu 2004.

Ia kemudian divonis selama 18 bulan pada 27 April 2004 karena menyebabkan kerugian negara senilai Rp 488 juta.

Taufik kemudian bergabung dengan Partai Gerindra sejak partai itu berdiri pada 2008.

Sejak itu karier politik Taufik melesat.

Dia turut andil dalam pendirian Partai Gerindra di DKI Jakarta.

Ia ditunjuk menjadi Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gerindra DKI Jakarta hingga 2020 dan digantikan dengan Ahmad Riza Patria yang saat ini menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta.

Selama menjadi Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta, Taufik dinilai bertangan dingin dan mempunyai sederet prestasi.

Baca Juga: Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Meninggal Dunia Tepat di Samping Vicky Prasetyo, Petinju Ini Hembuskan Napas Terakhirnya Usai Berjuang Lawan Pendarahan Otak

Contohnya dalam Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada DKI Jakarta 2012 lalu, Taufik berhasil turut memenangkan Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaya Purnama (Ahok).

Sedangkan pada 2017, Taufik yang saat itu masih menjabat sebagai Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta berhasil membawa pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno terpilih sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta.

Selain itu, Taufik juga dinilai berhasil menggenjot perolehan suara dan jumlah kursi Partai Gerindra di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta.

Lantas dia juga dipercaya sebagai Wakil Ketua DPRD DKI 2014-2019 dan kemudian dilanjutkan pada periode 2019.

Taufik sempat terseret kasus dugaan korupsi pengadaan tanah di Munjul, Jakarta Timur.

Pada Februari lalu, Jaksa Penuntut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkap pernyataan mantan Dirut Sarana Jaya Yoory Corneles Pinontoan yang menyebut ada arahan Wakil Ketua DPRD DKI dari Fraksi Gerindra M Taufik dalam pembelian tanah Munjul.

Tuduhan ini dibantah oleh Taufik dalam Berkas Acara Pemeriksaan (BAP). Posisi Taufik di Gerindra mulai terganggu setelah dicopot dari jabatan sebagai Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jakarta pada April 2022 lalu.

Gerindra menyebut bahwa posisi Taufik digantikan Ketua Fraksi Gerindra DPRD DKI Rani Mulyani.

Menurut Taufik, keputusan pencopotan dirinya dari kursi Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta akibat konflik internal.

Baca Juga: 'Oh Sebelumnya Jadi Bapak Dari Mana?' Raffi Ahmad Bak Sudah Tahu Rezky Aditya Punya Anak di Luar Nikah, Citra Kirana Beri Respon Begini

Salah satunya diduga karena dia sempat mendoakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjadi presiden Republik Indonesia, saat menghadiri pelantikan Ketua Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Jaya pada 6 Februari 2022 lalu.

"Masa doa saja enggak boleh," kata Taufik saat itu kepada awak media.

Padahal, Partai Gerindra secara bulat akan mengusung Ketua Umum Prabowo Subianto sebagai calon presiden pada pemilihan presiden-wakil presiden 2024 mendatang.

Taufik telah mengutarakan dia sudah mantap untuk hengkang dari Partai Gerindra, salah satu alasannya karena ia merasa tidak nyaman terhadap beberapa orang di partai tersebut.

"Di sudut lain ada sikap yang buat saya enggak nyaman. Kalau saya duduk terus di situ sayanya enggak nyaman sayanya enggak produktif. Sayang dong. Ngapain. Jadi beban malah nanti," kata Taufik dikutip dari acara Gaspol! yang disiarkan di YouTube Kompas.com, Selasa (31/5/2022).

Setelah keluar dari Gerindra, Taufik berencana untuk pindah ke partai yang dinilai memiliki aliran nasionalis, seperti Partai Nasdem.

Salah satu alasannya karena Nasdem memiliki arah untuk mendukung Anies maju pada Pemilihan Presiden 2024 mendatang.

"Kebetulan saya melihatnya dekat nih untuk di 2024 ke Anies. Ini agak sejalan dengan pikiran saya. Saya tadi mendoakan Anies," ujarnya.

Sebelum keluar dari Gerindra, Taufik juga berniat mengundurkan diri dari keanggotaan DPRD pada Hari Ulang Tahun (HUT) DKI Jakarta pada 22 Juni 2022 mendatang.

"Saya mundur dari DPRD, supaya saya konsisten. Saya kan mendorong Pak Anies untuk nyalon presiden," ucap Taufik.

Akan tetapi, niat Taufik untuk mengundurkan diri tidak bisa dilakukan karena Partai Gerindra lebih dulu memecatnya dari keanggotaan partai.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Kompas.com, tribunnews