Find Us On Social Media :

Ibunya Mantan Presenter TV, Kakeknya Brigjen TNI, Ini Sosok Dito Mahendra Orang Dekat Keluarga Cendana, Berani Polisikan Nikita Mirzani

Dito Mahendra yang polisikan Nikita Mirzani ternyata cucu tangan kanan Presiden Soeharto. Foto sosoknya dengan keluarga Cendana terungkap.

Gridhot.ID - Dikutip Gridhot dari Wartakota, rumah Nikita Mirzani yang berada di kawasan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, 'dikepung' polisi yang diketahui dari Polres Serang Kota, Banten.

Nikita Mirzani mengaku ada panggilan dari kepolisian setelah dilaporkan pria bernama Dito Mahendra.

"Siapa Dito Mahendra ini, dekat dengan kapolda. Laporannya di Serang, padahal dia orang Jakarta," kata Nikita Mirzani.

Baca Juga: Tendangan Iko Uwais untuk Lindungi Kakak, Suami Audy Item Tak Tingal Diam, Kini Laporkan Balik Rudi Hingga Jelaskan soal Dugaan Tak Bayar Jasa Rp 150 Juta

Menurut Nikita Mirzani, laporan itu terkait dugaan tindak penistaan dan fitnah.

"Aku nggak gubris panggilan pertama, dan dalam satu minggu itu aku dapat surat panggilan sampai 12 kali. Masuk akal nggak tuh," ujar Nikita Mirzani.

Surat panggilan itu dikirimkan Polres Serang Kota untuk Nikita Mirzani.

Nikita Mirzani merasa terganggu setelah mengetahui kedatangan polisi ke rumahnya sejak Rabu subuh.

"Memangnya saya teroris, saya afiliator, bandar narkoba, gue ini ngantuk dari tadi," kata Nikita Mirzani saat live Instagram, Rabu pagi.

Nikita Mirzani sampai merekam kedatangan polisi itu dengan kamera handphone-nya.

"Berapa handphone tuh yang rekam gue, sampai gue rekam balik sampai muka-mukanya tuh orang," kata Nikita Mirzani.

"Bingung gue. Pak kapolri mau tanya, memangnya orang yang jadi saksi tiba-tiba ditangkap. Saya nggak paham, pak. Itu anak buahnya dari Serang Kota Banten," lanjut Nikita Mirzani.

Lantaran rumahnya dikepung polisi, Nikita Mirzani batal bekerja di Semarang, Jawa Tengah.

Baca Juga: 'Gempar Dunia Perbucinan', Isu Kedekatan Kaesang Pangarep dan Putri Indonesia DIY Erina Gudono Sampai ke Telinga Keluarga, Kahiyang Ayu Berikan Pesan Ini

"Mana ada polisi yang datang ramai-ramai pukul tiga pagi. Gue wanita huru-hara, tapi tahu tata krama," ucap Nikita Mirzani yang mengaktifkan 18 CCTV di setiap sudut rumahnya.

Sejauh ini belum diketahui persoalan yang sedang dihadapi Nikita Mirzani hingga didatangi banyak polisi.

Lantas, siapakah Dito Mahendra?.

Dikutip Gridhot.ID dari Fotokita, pria yang dikabarkan sudah nikah siri dengan Nindy Ayunda ini ternyata cucu tangan kanan Presiden Soeharto. Bahkan, foto sosoknya saat bersama keluarga Cendana terungkap di media sosial.

Ibunda Dito Mahendra adalah Lisca Zafarayana. Pada tahun 1990-an, ibunda Dito bekerja sebagai pembawa acara hingga peoduser di Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), yang dimiliki Siti Hardiyanti Rukmana atau Mbak Tutut, putri sulung Pak Harto.

Ternyata kakek Dito Mahendra adalah Brigjen Sampurno, yang pernah menjabat sebagai Kepala Rumah Tangga Kepresidenan Republik Indonesia pada masa Presiden Soeharto berkuasa. Itu sebabnya, Dito kecil kerap beberapa kali foto bersama keluarga Cendana.

Arsitek A. Djoko Budiono memiliki cerita khusus mengenai kakek Dito Mahendra saat menjadi tangan kanan Presiden Soeharto. Cerita ini dia bagikan melalui akun Facebook miliknya. Berikut cerita Djoko tentang sosok kakek Dito Mahendra.

"Pada suatu pagi, kurang lebih pukul 09.00 .... hari dan tanggalnya sudah lupa. Saya mendadak dipanggil Kepala Rumah Tangga Kepresidenan RI, Brigjen. Sampurno, ke Ruang Kerja nya di sebelah Gedung Bina Graha, Kantornya Presiden RI Kedua, Pak Harto, didalam kompleks Istana Kepresidenan RI.

Seperti biasanya, kalau dipanggil khusus pasti ada yang menjadi perhatian penting beliau, ada pesan dari Ibu Negara, atau ada sesuatu hal khusus yang beliau kurang berkenan, bahkan kekurang hati-2an saya, sehingga ditegur keras ataupun "marah" ....

Baca Juga: Pacarnya Coach American Racing Team MotoGP, Nikita Mirzani Sesumbar Gaji John Hopkins Lebih Banyak dari Artis Sultan Satu Ini

Begitu masuk, saya diminta duduk di depan meja kerja beliau, setelah saya duduk dengan tegang, beliau bertanya: "Bagaimana taman-2 Istana aman dan rapih semua kaaan?" Saya menjawab: Alhamdulillah Bapak, sebelum menghadap Bapak, pagi2 tadi sudah saya teliti semua. "Bagus" tukas beliau. Masih dengan wajah serius.

Beberapa saat, sambil berdiri dari duduknya beliau merogoh kantong kiri jas beliau dan dikeluarkan sebuah kotak mungil (rupanya sudah disiapkan khusus sejak dari kediaman). Lalu sambil tersenyum khas nya, berkata: "Iniii, Saya kemarin ikut Rombongan Presiden ke Rusia, ada Arloji oleh-oleh untuk Pak Ugiek, muga-2 seneng" setelah saya terima saya menjawab: "seneng sekali Bapaaak, ini arloji sangat langka POLJOT buatan USSR, terima kasih banyak Pak." laluuuu, Beliau berkata lagi, bahasa Jawa: "Ya wiiis, aku tak ke Istana Merdeka, ada acara Presiden, tamanne wis mbok priksa kabeh yaaa." ungkapan sederhana namun bermakna sebuah kepercayaan beliau untuk saya. Begitu perfeksionisnya beliau. Lalu saya pamit keluar sambil memasukkan arloji ke kantongku, turun ke lapangan lagi, mendahului beliau memeriksa taman kembali.

Itulah suasana tidak sampai lima menit yang berkesan, berupa sentuhan yang sangat pribadi dari Pak Sampurno khusus kepadaku. Pasti tidak saya sendiri yang menerima sentuhan batin semacam itu. Tetapi pasti tidak banyak atau tidak semua anak didik binaan beliau diperlakukan begitu.

Ini sebuah "cerita singkat" atas peran seniorku yang membina dan mengajarkan bekerja dengan teliti, cermat dan seksama. Dibina beliau dari tahun 1978 sd wafatnya beliau ..... Al-Fatihah khusus kukirim untuk beliau.

Saya bagikan cerita khusus ini kepada Mas Prasetyo Sampurno dan Mbak Lisca Zafarayana, juga untuk Mas Dito Mahendra Sampurno serta kepada rekan-2 yang berkenan membaca. Ogut, terharu."

(*)