Terbesar Segalaksi, Jupiter Diduga Jadi Raksasa Akibat Kanibalisme, Begini Caranya 'Menelan' Planet-planet yang Jadi Korbannya

Jumat, 24 Juni 2022 | 19:00
Pixabay

Jupiter merupakan planet kelima dari Matahari.

Gridhot.ID - Planet Jupiter kini sedang menjadi viral di Indonesia.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, hal ini terjadi karena adanya fenomena panet sejajar yang baru saja berlangsung.

Fenomena planet sejajar tersebut terjadi pada Jumat, 24 Juni 2022 waktu subuh.

Dilaporkan fenomena tersebut sempat dinikmati oleh mereka yang mengamati dari Bandung, Jawa Barat. Jupiter pun jadi salah satu planet yang paling terang dalam fenomena tersebut.

Planet terbesar setata surya tersebut memang masih menyimpan banyak misteri.

Para ahli memiliki teori mengejutkan yang membuat Jupiter menjadi planet terbesar di tata surya.

Dikutip Gridhot dari Kompas TV, mereka meyakini planet tersebut kanibal dan telah memakan planet lainnya.

Para ahli mengungkapkan planet yang dinamai dari nama Dewa Romawi tersebut terbentuk setelah gas raksasa menyerap planet-planet kecil yang melewati rutenya.

Baca Juga: Buntut Panjang Holywings Promo Miras 'Muhammad dan Maria', FPI Minta Pemerintah Cabut Izin Usaha: Jika Dibiarkan, Jangan Salahkan Jika Hukum Jalanan yang Bekerja

Hal itu kemudian membuat planet Jupiter menjadi yang terbesar di tata surya.

Dikutip dari Sky News, teori tersebut muncul dari tim astronomi internasional yang dipimpin Yamila Miguel dari Institut Penelitian Luar Angkasa Belanda SRON.

Kelompok itu mengungkapkan teori penelitiannya dalam artikel di Astronomy & Astrophysics.

(KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO)
(KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO)

Fenomena 5 planet sejajar dengan bulan (konjungsi sektet), Jumat (24/6/2022). Bawah-atas: Bulan, Mars, Jupiter. Foto diambil dari Depok menghadap timur pada 24 Juni 2022 pukul 4.30

Teori itu mengikuti laporan ilmuwan NASA tahun lalu, bahwa putaran sebuah bintik merah besar di planet ini semakin cepat.

Selain bintik merah besar, Jupiter juga memiliki banyak angin topan.

Tapi apa yang berada di bawah lapisan luar planet tersebut tidak terlalu jelas.

Namun Juno, misi NASA yang tiba di Jupiter pada 2016 lalu, mampu mengukur variasi tarikan graiitasi di atas lokasi berbeda di permukaan planet.

Hal itu memberikan informasi kepada para pengamat astronomi tentang apa yang mungkin berada di bawahnya.

Apa yang mereka temukan bukanlah komposisi yang homogen dan tercampur baik, melainkan konsentrasi logam yang lebih tinggi, elemen yang lebih berat dari hydrogen dan helim, yang menuju pusat planet.

Baca Juga: Jadi Idaman Banyak Orang, Luna Maya Tepok Jidat Cowok-cowok yang Naksir Dirinya Tak Ada yang Berani Mendekat Gara-gara Dibuat Takut Hamish Daud, Suami Raisa Sampai Berani Keluarkan Larangan

Hal itu membuat tim astronom membuat penjelasan bahwa Jupiter menyerap jumlah banyak planetesimal, sehingga menjadi semakin besar.

Planetesimal adalah salah satu kelas benda yang diyakini telah menyatu untuk membentuk bumi dan planet-planet lain setelah mengembun dari konsentrasi materi difusi di awal sejarah tata surya.

(BRIN/Andi Pangerang)
(BRIN/Andi Pangerang)

Hasil pengamatan fenomena planet sejajar di Bandung yang diambil menggunakan kamera ponsel

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Kompas.com, Kompas TV