Find Us On Social Media :

45 Rudal Ditembakkan Rusia ke Ukraina Sebelum Jokowi Tiba di Kiev, Presiden Zelenzky Ungkap Kondisi Negaranya Kini

Jokowi turun dari pesawat usai melakukan kunjungan ke luar negeri

Laporan Wartawan Gridhot.ID - Akhsan Erido Elezhar

Gridhot.ID - Belum ke Ukraina kedatangan Jokowi distop Zelensky ngaku negaranya dikepung rudal.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan melakukan kunjungan ke Ukraina.

Namun jelang kedatangan Jokowi, kondisi Ukraina justru dikabarkan semakin mencekam.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengungkapkan kondisi Ukraina jelang beberapa konferensi tingkat tinggi.

Dilansir dari Kompas TV pada 27 Juni 2022, di waktu yang sama dengan jadwal kedatangan presdien RI Jokowi, Zelensky menyebut situasi perang di Ukraina dalam kondisi yang sulit.

“Ini adalah tahap perang yang sulit, sulit secara moral dan emosional,” ujar Zelensky dalam sebuah pernyataan, Minggu 26 Juni 2022.

Zelensky menyebut penghancuran infrastruktur masih berlanjut, dan serangan rudal Rusia masih berlangsung.

Ini bukan hanya penghancuran infrastruktur. Ini juga merupakan tekanan yang sangat sinis untuk emosi rakyat kami,” ucap Zelensky.

“Saya akan berpartisipasi dalam KTT G7 pada hari Senin, dan KTT NATO akan berlangsung minggu depan. Sebanyak 45 rudal dalam waktu setengah hari menjelang pertemuan semacam itu,” ungkapnya.

Baca Juga: Rumahnya Kedatangan Legenda Sepakbola Dunia, Raffi Ahmad Suguhkan Makanan yang Bikin Ronaldinho Terkejut, Reaksi Eks Pemain Timnas Brasil Jadi Sorotan Saat Cicipi Ini

Seperti dikutip dari tribunnewsmaker pada 27 Juni 2022, bahwa Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi juga akan hadiri KTT G7.

Usai hadiri KTT, Jokowi disebut akan berkunjung ke dua negara yang tengah berperang yaitu Rusia dan Ukraina.

Di sana Jokowi disebut akan menemui dua presiden, Vladimir Putin dan Volodymyr Zelensky.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan akan berkunjung ke dua negara yang tengah terlibat perang, yakni Ukraina dan Rusia pada akhir Juni 2022 ini.

Adapun agenda Presiden Jokowi menemui kedua pimpinan negara itu adalah mencoba berkontribusi untuk mendorong perdamaian dan sebagai wujud kepedulian terhadap isu kemanusiaan.

Pertemuan bilateral dengan Ukraina dan Rusia merupakan buntut dari undangan Ketua G7 (Jerman) untuk hadir dalam KTT G7 di Elmau pada tanggal 26-27 Juni 2022.

Beberapa negara non-G7 atau disebut G-7 Partner Countries yang mendapatkan undangan untuk hadir dalam KTT G7 adalah Indonesia, India, Senegal, Argentina dan Afrika Selatan.

Dalam rilis pers Kementerian Luar Negeri RI, Jokowi juga akan melakukan pertemuan bilateral dengan para Leaders G7 dan Leaders negara undangan.

"Permintaan pertemuan bilateral banyak sekali diterima presiden dan tentunya semaksimal mungkin akan diatur," ujar Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, dikutip dari Kompas.com.

"Dalam G7 Summit for Partner Countries tersebut, salah satu isu yang akan dibahas adalah mengenai masalah pangan. Isu pangan, energi dan keuangan akhir-akhir ini terus menjadi pembicaraan dunia. Di tengah upaya pemulihan ekonomi pasca-Covid-19, terjadi perang di Ukraina, yang dampaknya dirasakan seluruh dunia," tambahnya.

Setelah dari Jerman, Jokowi pun langsung bertolak untuk mengunjungi Ukraina dan Rusia.

Baca Juga: Hanya Menikah 1 Kali dengan Atiek CB, Begini Kabar Ronny Sianturi yang Betah Menduda Selama 28 Tahun, Kini Jadi Hot Daddy Urus Anak Seorang Diri

Lantas, apa saja fakta menarik dibalik kunjungan Presiden Jokowi ke Ukraina dan Rusia itu?

Menurut Retno, kunjungannya itu menunjukkan kepedulian terhadap isu kemanusiaan dan mencoba memberikan kontribusi untuk menangani krisis pangan yang diakibatkan perang.

"Dampak perang dirasakan semua negara terutama negara berkembang dan berpendapatan rendah, Indonesia pun harus terus mendorong spirit perdamaian," ungkap Retno.

Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) menerjunkan 39 personel untuk mengawal Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam lawatannya ke Ukraina dan Rusia pada akhir bulan ini.

39 personel tersebut terdiri dari tim penyelamatan (Matan), tim utama (main group) dan tim pendahulu (advance).

"Kalau kita sendiri yang melekat ke beliau ada 19 ditambah yang matan-nya (tim penyelamatan) sendiri 10 di sana, berarti 29 ditambah dengan 10 orang uang sudah stanby di sana," kata Komandan Paspampres Mayjen Tri Budi Utomo, Kamis, (23/6/2022), dilansir dari tribunnews.com.

Sejumlah perlengkap akan dibawa Paspampres dalam mengawal Presiden, di antaranya helm, rompi anti peluru, hingga senjata laras panjang.

Pihak Ukraina, kata Tri, memperbolehkan Paspampres membawa senjata laras panjang dengan amunisi tidak terbatas.

"Untuk senjata yang biasanya kita tidak menggunakan senjata laras panjang dari pihak Ukraina juga sudah memberi kita keleluasaan untuk membawa senjata laras panjang sesuai dengan jumlah personil Paspampres kita dengan amunisi yang tidak terbatas," katanya.

Paspampres sudah melakukan komunikasi dan koordinasi dengan KBRI di Ukraina dan Rusia untuk pengawalan presiden nantinya.

Tri mengatakan, sebelum presiden berangkat, tim pendahulu Paspampres akan diberangkatkan. (*)