Find Us On Social Media :

Umur Baru 21 Tahun Sudah Jadi Komisaris Utama di 6 Perusahaan, Ini Sosok Jhony Saputra, Anak Crazy Rich Kalsel yang Duduki Posisi Teratas Wakil Pemegang Saham

Inilah sosok Jhony Saputra, anak Haji Isam sang komisaris utama diumur 21 tahun.

GridHot.ID - Andi Syamsuddin Arsyad atau yang lebih akrab disapa Haji Isam itu merupakan seorang pengusaha sukses.

Melansir tribunnewswiki.com, pria kelahiran 1 Januari 1977 itu ialah pengusaha bidang batu bara di Batu Licin, Kalimantan Selatan.

Nama Haji Isam dan keluarganya memang terkenal sebagai pengusaha kelas kakap yang menguasai berbagai perusahaan di negeri Borneo.

Dilansir dari tribunstyle.com, belakangan ini viral sosok Jhony Saputra anak Haji Isam Crazy Rich Kalsel.

Usia 21 tahun sudah jadi komisaris utama di enam perusahaan.

Seperti apa kisah lengkapnya?

Masih ingat dengan Haji Isam? Pengusaha batubara yang sempat viral karena kekayaannya?

Kini putra Haji Isam yang bernama Jhony Saputra tengah menjadi sorotan.

Jhony Saputra merupakan putra kedua Haji Isam, usianya 21 tahun.

Baca Juga: Bukan Konglomerat Kaleng-kaleng, Berikut Potret Haji Isam, Crazy Rich Kalimantan Selatan yang Punya Rumah Mewas Seluas 20 Hektar Hingga Jet Pribadi Senilai Rp714 Miliar

Namun meski masih muda, Jhony Saputra sudah punya jabatan tinggi di perusahaan yang dikelola keluarga.

Jhony Saputra menjabat sebagai Komisaris Utama di perusahaan milik ayahnya yakni PT Jhonlin Agro Raya Tbk.

Diketahui, PT Jhonlin Agro Raya Tbk merupakan perusahaan sawit yang dimiliki Haji Isam sang pengusaha asal Kalimantan Selatan.

Jhony menjabat komisaris utama di Jhonlin Agro Raya sejak tahun 2022.

Selain itu ia juga menjabat di beberapa perusahaan seperti Pemilik PT. Araya Agro Lestari tahun sejak 2017 hingga sekarang, Pemilik PT. Citra Agro Raya tahun 2017 hingga sekarang, pemegang saham PT Modal Harapan Bangsa tahun 2018 hingga sekarang, dan pemegang saham PT. Surya Mega Adiperkasa tahun 2020 hingga sekarang.

Praktik menempatkan anak atau kerabat keluarga lainnya sebagai komisaris di perusahaan memang sudah lazim terjadi di Indonesia.

Namun yang unik dari IPO PT Jhonlin Agro Raya Tbk, sang komisaris utama, Jhony Saputra relatif berusia masih sangat muda di posisi teratas wakil pemegang saham.

Sosok Jhony Saputra

Dalam situs resmi perusahaan, dilansir Kompas.com, Jhony diketahui baru berusia 21 tahun dengan pendidikan terakhir SMA Al Azhar Jakarta Pusat, Jakarta Selatan pada 2018.

Baca Juga: Pabrik Suaminya Diresmikan Presiden Jokowi, Inilah Potret Nursam Jhonlin Istri Haji Isam si Crazy Rich Kalimantan, Kecantikannya Tak Kalah dari Para Artis

Ia resmi menjabat di Perseroan sejak 2022 sebagai Komisaris Utama.

Selain itu, Jhony juga menjabat di beberapa perusahaan sebagai Pemilik PT. Araya Agro Lestari 2017 - sekarang.

Selain itu, Jhony menjabat sebagai pemilik PT Citra Agro Raya 2017 - sekarang, pemilik/pemegang saham PT Modal Harapan Bangsa tahun 2018 - sekarang, dan pemilik/pemegang saham PT Surya Mega Adiperkasa tahun 2020 - sekarang.

Mendampingi Jhony adalah Bambang Aria Wisena yang menjabat Dewan Komisaris dan Usman Aji Purnomo sebagai Komisaris Independen.

Bambang yang berusia 59 tahun diketahui sebagai CEO PT Eshan Agro Sentosa sejak 2019 sampai sekarang.

PT Jhonlin Agro Raya Tbk Mau IPO

PT Jhonlin Agro Raya Tbk berencana melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) awal Agustus mendatang.

Dikutip dari prospektus perseroan, Rabu (13/7/2022), perusahaan tersebut menawarkan sebanyak-banyaknya 1.222.950.000 atau 1,22 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp 100 per saham.

Nilai tersebut mewakili 15,29 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan setelah penawaran umum perdana.

Baca Juga: Pabriknya Rp 2 Triliun Baru Saja Diresmikan Presiden Jokowi, Ini Dia Profil Haji Isam, Raja Sawit Batubara Kalsel yang Dulu Pernah Jadi Sopir Angkutan

Perusahaan sawit yang nantinya akan dicatatkan dengan kode saham JAAR ini menargetkan perolehan dana IPO sebesar Rp 366,5 miliar.

Sebesar 21 persen dari dana yang dihimpun dapat digunakan untuk pembayaran sebagian biaya pembangunan proyek pabrik pengolahan kelapa sawit. Penggunaan dana ini dikategorikan sebagai capital expenditure (capex).

Sementara 79 persen dari dana yang dihimpun akan digunakan untuk modal kerja yaitu pembelian CPO dan bahan baku lainnya. Penggunaan dana ini dikategorikan sebagai operational expenditure (opex).

Ia juga pernah menjadi CEO PT Bakrie Pasaman Plantations pada 2002-2004.

Sementara Usman yang berusia 61 tahun menjabat sebagai Komisaris Independen di Perseroan sejak 2022.(*)