Berpangkat Prada Saat Kabur dari Satuannya, Pecatan TNI Disebut-sebut Otaki Pembantaian Bareng Panglima KKB Papua Egianus Kogoya, Polda Papua Sudah Kantongi Identitasnya

Kamis, 21 Juli 2022 | 11:13
kolase serambinews/istimewa

Egianus Kogoya (kanan) dan Yotam Bugiangge pecatan TNI (kiri) yang otaki tragedi pembantaian warga sipil di Nduga

GridHot.ID - KKB Papua kembali melakukan aksi keji dengan membunuh 11 orang warga sipil di Kampung Nanggolait, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua, Sabtu (16/7/2022) pagi.

Melansir TribunManado.co.id, akhirnya terungkap siapa dalang pembantaian di Distrik Kenyam, Nduga, Papua yang tewaskan belasan orang.

Dalang pembantaian KKB Papua terungkap setelah Kepolisian melakukan identifikasi secara cermat.

Polda Papua akhirnya menemukan sosok otak pembantaian warga sipil oleh KKB ( Kelompok Kriminal Bersenjata ) di Nduga, Papua.

Ia adalah sahabat Egianus Kogoya bernama Yotam Bugiangge.

Dilansir dari Serambinews.com, diberitakan jika total, terdapat 13 orang yang diserang oleh KKB pada Sabtu (16/7/2022) pagi lalu.

Namun, dua di antaranya berhasil selamat dan hanya mengalami luka-luka.

Melansir Kompas.com, Kepolisian Daerah (Polda) Papua mengungkap adanya keterlibatan Egianus Kogoya dan Yotam Bugiangge dalam tragedi pembantaian warga sipil di Nduga yang menewaskan 11 orang.

Egianus yang diidentifikasi sebagai pimpinan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Nduga dan Yotam yang merupakan pecatan Tentara Nasional Indonesia (TNI) disebut sebagai otak dalam pembantaian itu.

Baca Juga: Panglima KKB Papua Egianus Kogoya Kerjasama dengan Seorang Pecatan TNI untuk Lakukan Pembantaian di Nduga

"Jumlah mereka sudah kita kantongi, mereka sudah bergabung, Egianus (Kogoya) dan Yotam (Bugiangge)," kata Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Papua, Kombes Faizal Ramadhani saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu (19/7/2022).

Keterlibatan keduanya terungkap setelah Satgas Damai Cartenz dan TNI berhasil melakukan olah tempat kejadian perkara dan menanyai beberapa saksi yang sempat melihat tragedi berdarah itu.

Korban yang selamat pun sudah bisa memberi keterangan kepada polisi untuk mengungkap pelaku pembantaian.

Faizal menyampaikan, saat hendak mengevakuasi jenazah terakhir di Kampung Nogolait, aparat keamanan selalu diganggu dan terlibat kontak senjata dengan KKB selama tiga hari.

"Kita diganggu terus, mereka berdua (Egianus dan Yotam) memang terlihat," kata dia.

Yotam merupakan pecatan TNI yang kabur dari kesatuannya sejak 21 Desember 2021. Saat kabur, ia berpangkat Prada dan membawa satu pucuk senjata api SS-2 V1.

Seperti diberitakan sebelumnya, KKB melakukan pembantaian terhadap warga sipil di Kampung Nogolait, Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua, Sabtu (15/7/2022).

Akibatnya, 11 warga tewas sementara dua lainnya luka-luka.

Identitas korban yang meninggal adalah:

Baca Juga: Jari Nyaris Putus, Begini Kisah Menegangkan Duel Sengit Profesor Ilmu Filsafat Intelijen Pertama di Dunia Melawan Ketua KKB Kalimantan, Pisau Komando Jadi Satu-satunya Senjata

  1. Yulius Watu,
  2. Hubertus Goti,
  3. Daeng Marannu,
  4. Taufan Amir,
  5. Johan,
  6. Alex,
  7. Yuda Nurusingga, Nasjen,
  8. Mahmut Ismain,
  9. Eliaser Baner dan
  10. Roy Manampiring.
Sementara dua korban yang mengalami luka-luka adalah Sudirman dan Hasdin.

Seluruh korban, selain Eliaser Baner, dievakuasi ke Timika, Kabupaten Mimika, pada Sabtu sore.

Korban terakhir, Roy Manampiring baru diketahui keberadaannya dari laporan masyarakat pada Senin (17/7/2022).

Pada Rabu (19/7/2022) dini hari, jenazahnya dapat dievakuasi dan dibawa ke Puskesmas Kenyam.

Korban bernama Roy Manampiring (42) yang bekerja sebagai operator senso.

"Satgas Damai Cartenz dan TNI yang dipimpin oleh Kapolres Nduga AKBP Rio Alexander Paranewen berhasil mengevakuasi satu orang korban penembakan KKB di Nduga, tepatnya di tanjakan Adu Mama 2, Rabu pukul 02.00 WIT," ujar Direskrimum Polda Papua Kombes Faizal Ramadhani saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu.

Menurut Faizal, jenazah korban baru bisa dievakuasi pada Rabu dini hari karena personel Damai Cartenz dan TNI selalu terlibat kontak senjata dengan KKB di sekitar lokasi kejadian.

"Jadi tiga hari ini kita kontak senjata terus," kata dia.

Baca Juga: Sepupunya Tak Langsung Tewas Usai Diberondong Tembakan KKB Papua, Pria Ini Kisahkan Penyerangan Keji yang Dilakukan OPM: Dia Sudah Kritis Tapi Masih Bertahan

Korban, sambung Faizal, sebelumnya sudah mengetahui ada kejadian pembantaian pada Sabtu (15/7/2022) pagi dan disarankan untuk pergi ke Batas Batu.

Namun korban memilih jalan ke Kenyam bersama warga setempat dan di perjalanan bertemu dengan KKB pimpinan Egianus Kogoya.

“Dalam perjalanan, korban bersama masyarakat OAP bertemu dengan KKB sehingga beberapa masyarakat OAP tersebut langsung melarikan diri ke hutan dan berpisah dengan korban,” tutur Faizal.

Faizal menyebut, di tubuh Roy terdapat luka tembak dan bacokan.

Roy merupakan korban ke-11 yang tewas dibantai oleh KKB di Kampung Nogolait sejak Sabtu lalu.

11 Korban Penyerangan KKB di Nduga adalah Warga Sipil

Komandan Korem (Danrem) 172/Praja Wira Yathi, Brigadir Jenderal (Brigjen) TNI Juinta Omboh Sembiring menegaskan bahwa 11 orang yang diserang oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pada Sabtu (16/5/2022) di Kampung Nogolait, Kabupaten Nduga, Papua merupakan warga sipil.

Menurut dia, 11 orang ini merupakan warga sipil yang sehari-hari bekerja sesuai dengan profesinya masing-masing untuk membangun Papua, khususnya Kabupaten Nduga.

“Para korban ini adalah orang-orang yang ikut membangun Papua, khususnya Nduga,” tegasnya kepada awak media di Korem 172/PWY, Padang Bulan, Kota Jayapura, Papua, Selasa (19/7/2022).

Baca Juga: Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Meninggal Dunia Akibat Kebrutalan KKB Papua, Warga Palu Ini Dimakamkan dengan Suasana Banjir Air Mata, Istri Bupati Nduga Tak Kuasa Tahan Tangis Saat Melayat

Dia mengemukakan, 11 korban warga sipil ini bekerja sebagai pedang, sopir truk, tukang bangunan yang selama ini ikut memberikan kontribusi dalam membangun Nduga.

“Mereka (korban) ini bukan orang-orang yang sering disebut sebagai intel dan lain sebagainya, tidak ada. Alat negara tidak ada. Mereka (para korban-red) ini adalah pelaku-pelaku ekonomi,” tuturnya.

Dia memberikan apresiasi kepada Penjabat Bupati Nduga Namia Gwijangge yang langsung merespons kejadian ini dengan mengunjungi para korban saat dievakuasi dari Nduga ke Timika.

“Kami memberikan apresiasi kepada Bupati Nduga Namia Gwijangge yang merespons cepat dan datang ke Timika untuk melihat korban sekaligus mengatakan bahwa para korban ini merupakan warga yang selama ini ikut membangun Papua, khususnya Kabupaten Nduga,” ujarnya.(*)

Tag

Editor : Desy Kurniasari

Sumber Serambinews.com, Tribunmanado.co.id