Gridhot.ID - KKB Papua memang makin hari makin menunjukkan kebrutalannya.
Dikutip Gridhot dari Tribun Manado, beberapa waktu lalu viral KKB Papua kelompok Kodap 16 Yahukimo memenggal kepala warga di tempat.
Panglima KKB Papua Bocor Sobolim dalam sebuah video mengaku menjadi yang bertanggung jawab dalam aksi keji itu.
Kepala korban dibawa ke honai markas mereka dan sisa jasadnya dibuang di lokasi kejadian.
Hal ini langsung menjadi perhatian para pejabat pemerintahan.
Dikutip Gridhot dari Surya, anggota Komisi I DPR RI Dave Akbarshah Fikarno tak tinggal diam melihat KKB Papua semakin brutal.
Dave pun mengusulkan ide supaya KKB Papua bisa teratasi, yakni mendirikan markas militer permanen di Papua
Menurut Dave, satuan tugas (satgas) keamanan yang bersifat sementara tidak efektif meredam kebrutalan KKB Papua.
“Saya terus mendorong untuk dibentuknya markas-markas militer yang bersifat permanen, pembentukan Kodam baru, Kodim dan Koramil,” tutur Dave dalam diskusi bertajuk KKB Papua Kembali Berulah Di Mana Kehadiran Negara di kompleks Parlemen Senayan, Jakarta.
Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Anggota Komisi I Usul Pemerintah Dirikan Markas Militer Baru untuk Selesaikan Konflik di Papua'.
Ia menilai, keberadaan satgas keamanan yang memiliki masa tugas rata-rata 6 bulan sampai 1 tahun tak bisa melakukan pendekatan kultural dan emosional secara optimal.
Maka, Dave mengusulkan agar markas militer permanen segera dibentuk di berbagai wilayah Papua.
“Sehingga (dapat) menjalin komunikasi intens dengan warga setempat, terbentuk ikatan batin, sehingga saling memperkuat dan terus membangun kecintaan pada NKRI kedepannya,” paparnya.
Di sisi lain, Dave berpandangan upaya pemerintah membentuk provinsi baru di Papua mesti didukung.
Sebab, pemekaran wilayah bertujuan untuk pemerataan pembangunan di wilayah tersebut.
“Ini penting untuk terus kita dukung, agar penyerataan pembangunan terus berjalan, penyerataan akses pendidikan berjalan (dengan) membentuk sekolah-sekolah baru,” katanya.
“Sekolah-sekolah vokasional sehingga ada masyarakat Papua yang ready untuk langsung masuk ke dunia kerja,” jelas dia.
Dave menuturkan, upaya ini penting untuk mengurangi tingkat kemiskinan dan kesenjangan di Papua yang menjadi salah satu penyebab konflik keamanan.
Pasalnya, lanjut dia, seperempat warga di provinsi Papua dan Papua Barat hidup dalam kemiskinan dan tingkat literasi yang rendah.
“Inilah salah satu alasan kenapa masih terjadi konflik-konflik yang mengakibatkan pertempuran atau pembunuhan,” pungkasnya.
Penyebab KKB Papua Semakin Brutal
Sementara itu, anggota komisi I DPR lainnya, Dave Laksono, membeberkan penyebab KKB Papua semakin brutal melakukan aksi teror.
Hal ini diungkapkan Dave saat menanggapi kebrutalan KKB Papua membantai 11 warga sipil di Nduga.
Dave juga meminta aparat keamanan untuk segera mengambil tindakan tegas.
"Perlu ada sikap tegas dari aparat keamanan terhadap mereka yang selalu bersembunyi di antara masyarakat umum setelah menyerang mereka yang tidak bersalah," kata Dave, melansir dari Tribunnews dalam artikel 'Anggota Komisi I DPR Minta Aparat Keamanan Tindak Tegas KKB Papua'.
Dave mengakui gerakan KKB Papua ini bakal tetap ada selama masih terjadi ketimpangan dalam akses ekonomi dan kue pembangunan di Papua.
Meski pemerintah telah melakukan berbagai upaya mengatasi ketimpangan-ketimpangan tersebut, satu di antaranya melalui pembentukan Daerah Otonomi Baru (DOB) di Papua.
"Penembakan ini menunjukkan bahwa gerombolan teroris di Papua masih ada, dan selama masih ada ketidakmerataan dalam akses ekonomi dan kue pembangunan di Papua gerakan ini masih tetap hidup," ucapnya.
"Papua ini adalah provinsi dengan rakyat miskin tertinggi, tingkat literasi masih sangat rendah, pemerataan akan pembangunan masih terbatas di kota-kota besar.
Selama hal ini berjalan terus, konflik akan terus berjalan," tandasnya.
(*)