AS Cari Penyakit di Laut China Selatan, Kapal Induk USS Ronald Reagan Tiba-tiba Berlayar Usai Hubungannya dengan Tiongkok Kembali Merenggang, Anak Buah Joe Biden Dapat Sindiran

Jumat, 29 Juli 2022 | 12:13
24h.com.vn

(Iustrasi) Kapal induk nuklir Amerika Serikat USS Ronald Reagan. AS merupakan salah satu Militer Terkuat di Dunia

Gridhot.ID - Semenjak China kembali meneguhkan posisinya di Laut China Selatan, Amerika Serikat tak lagi berdiam diri.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, sebelumnya Filipina sedang menghadapi tekanan China terkait teritorinya di Laut China Selatan.

Amerika Serikat pun akhirnya ikut campur dan pasang badan untuk membela Filipina.

Hal tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dalam peringatan enam tahun putusan pengadilan arbitrase internasional mengenai sengketa Laut China Selatan.

“Kami menegaskan kembali bahwa serangan bersenjata terhadap angkatan bersenjata Filipina akan menimbulkan komitmen pertahanan bersama AS,” kata Blinken dalam sebuah pernyataan, Selasa (12/7/2022).

Namun di akhir Juli ini, Amerika Serika justru melakukan aksi yang membuat wilayah sengketa tersebut kembali memanas.

Dikutip Gridhot dari Kontan, sebuah kapal induk Amerika Serikat (AS) dan gugus tempurnya kembali berlayar ke Laut China Selatan dari pelabuhan Singapura setelah mendapat perintah.

Pergerakan Kapal Induk AS ini terjadi di tengah ketegangan antara AS dan China atas rencana kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan.

Para pejabat di Armada Ketujuh Angkatan Laut AS mengkonfirmasi pengerahan USS Ronald Reagan ke jalur perdagangan penting tetapi tidak mengomentari pertanyaan tentang ketegangan akibat rencana kunjungan Pelosi ke Taiwan.

Baca Juga: 20 Rekaman CCTV Diamati Komisioner Komnas HAM, Bharada E, Brigadir J dan Istri Irjen Ferdy Sambo Rupanya Sempat Tes PCR Bersama

"USS Ronald Reagan dan kelompok penyerangnya sedang berlangsung, beroperasi di Laut China Selatan setelah kunjungan pelabuhan yang sukses ke Singapura," kata Komandan Hayley Sims dalam sebuah pernyataan kepada Reuters.

Sims menambahkan bahwa Reagan melanjutkan operasi normal dan terjadwal sebagai bagian dari patroli rutinnya untuk mendukung Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.

Ketika dimintai komentar, kementerian luar negeri China mengatakan AS sekali lagi "melenturkan ototnya" di Laut China Selatan dengan berlayarnya Reagan.

"Dari sini jelas bagi semua orang untuk melihat siapa yang merupakan ancaman terbesar bagi Laut China Selatan serta perdamaian dan stabilitas kawasan Asia," kata juru bicara kementerian luar negeri China Zhao Lijian dalam briefing reguler pada Kamis.

japantimes.2xx.jp
japantimes.2xx.jp

Kapal Induk USS Ronald Reagan

Berita tentang pengerahan kapal induk yang berbasis di Jepang itu muncul saat Beijing dan Washington bertukar pukulan diplomatik atas kunjungan Pelosi, yang dilaporkan akan berlangsung bulan depan setelah ditunda awal tahun ini. Pelosi belum mengkonfirmasi kemungkinan perjalanan tersebut.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan pada hari Rabu bahwa dia telah berbicara dengan Pelosi dan memberinya penilaian keamanan, tetapi setiap komentar tentang perjalanan yang mungkin dia lakukan ke Taiwan harus datang dari kantornya.

Ketegangan atas Taiwan yang diperintah secara demokratis diperkirakan akan dibahas ketika Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping mengadakan panggilan telepon kelima mereka, yang dapat berlangsung segera Kamis.

China telah mengeluarkan peringatan keras kepada pejabat AS tentang kemungkinan kunjungan Pelosi ke Taiwan, kata juru bicara kementerian luar negeri China, Senin.

Beijing menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan tidak pernah meninggalkan penggunaan kekuatan untuk membawa pulau itu di bawah kendalinya.

Baca Juga: KF-21 Boramae Memang Belum Indonesia Bayar, Ini Cara Presiden Jokowi Rayu Korea Selatan Agar Yakin Kerjasama Sampai Selesai

Kelompok penyerang Reagan telah beroperasi di Laut China Selatan pada awal bulan sebelum menuju perhentian lima hari di Singapura pada akhir pekan.

Sarjana keamanan yang berbasis di Singapura, Ian Storey, mengatakan dia akan mengharapkan kapal-kapal China untuk membayangi kelompok penyerang, berdasarkan tindakan baru-baru ini serta ketegangan terbaru.

"Sebagian besar waktu interaksi itu aman dan profesional, tetapi selalu ada risiko mereka bisa terlalu dekat dan memicu konfrontasi, kata Storey, dari ISEAS-Yusof Ishak Institute.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Kompas.com, kontan