Gridhot.ID - Terungkap alasan Brigadir J, Bharada E dan istri Irjen Ferdy Sambo berada di rumah dinas Kadiv Propam Polri yang menjadi TKP penembakan.
Padahal,rumah dinas Ferdy Sambo di Komplek Polri Duren Tiga, Kecamatan Mampang, Jakarta Selatan itu sudah lama tidak ditinggali.
Rumah berlantai dua dengan warna cokelat muda itu, dikabarkan hanya menjadi tempat singgah saja oleh Ferdy Sambo dan keluarga.
Petugas keamanan komplek Polri Duren Tiga, Marjuki mengatakan, Ferdy Sambo datang ke sana hanya sesekali saja.
"Bapak dan ibu jarang (datang ke rumah dinas), cuma memang kadang ke sini," ujarnya kepada Tribunnews.com, Selasa (12/7/2022).
Marjuki mengatakan bahwa rumah itu hanya dikunjungi sesekali untuk memeriksa kerusakan.
"Yang jaga rumah ada, sesekali aja (Sambo) nengok ya namanya rumah takut ada kerusakan," jelasnya.
Melansir dari TribunWow.com pada Minggu (31/7/20220), akhirnya terkuak alasan ketiganya di rumah tersebut.
Hal itu diungkap oleh Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik.
Berdasarkan hasil penyelidikan Komnas HAM terhadap para ajudan atau ADC, ia mengungkap bahwa ketiganya mengunjungi rumah dinas itu lantaran harus melakukan isolasi mandiri.
Hal ini berkaitan dengan aktivitas mereka yang baru datang dari Magelang, Jawa Tengah.
Sebagaimana diketahui, Brigadir J tewas setelahdiduga terlibat baku tembak dengan Bharada E di rumah dinas Ferdy Sambo di kawasan Duren Tiga, Jakarta.
Kejadian pada Jumat (8/7/2022) itu melibatkan istri Ferdy Sambo, PC, yang mengaku dilecehkan Brigadir J hingga menyebabkan insiden tembak-menembak terjadi.
Rupanya, PC beserta rombongan yang terdiri dari Brigadir J, Bharada E, Brigadir Ricky dan dua asisten sampai di rumah pribadi dari Magelang sekitar pukul 16.00 WIB lewat.
Mereka kemudian melakukan PCR di rumah keluarga yang terletak hanya 500 meter dari rumah dinas.
Setelah itu, rombongan tersebut pergi dari rumah pribadi ke rumah dinas yang kemudian menjadi lokasi kematian Brigadir J.
Menurut keterangan ajudan yang disampaikan pada Komnas HAM, mereka ke TKP tersebut adalah untuk melaksanakan prosedur isolasi mandiri.
"Alasan dari ADC-nya karena isoman," terang Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik dikutip dari kanal YouTube metrotvnews, Sabtu (30/7/2022).
"Menurut mereka itu memang prosedurnya, jadi setiap pulang dari luar kota mereka di-PCR."
"Setelah itu mereka pindah ke rumah dinas beberapa hari, nanti baru kembali setelah tahu hasilnya."
Taufan mengatakan bahwa rumah dinas tersebut memang sudah lama tidak dihuni.
Bahkan, CCTV di rumah tersebut dikabarkan telah rusak sehingga tidak bisa memantau insiden baku tembak yang terjadi.
"Kan butuh waktu untuk tahu hasilnya. Jadi selama belum tahu hasilnya itu mereka harus tinggal di tempat yang berbeda," kata Taufan.
"Dalam hal ini rumah dinas, yang sebetulnya menurut mereka itu sudah lama tidak digunakan karena Pak Ferdy ini punya rumah pribadi enggak jauh dari situ kira-kira 500 meter."
Kronologi Tewasnya Brigadir J Berdasar Bukti CCTV
Sebelumnya, disampaikan bahwa bukti CCTV yang diperoleh telah memperlihatkan konstruksi kasus tewasnya Brigadir Brigadir J.
Komnas HAM yang telah memeriksa bukti dari pihak kepolisian itu berhasil menyusun kronologi sebelum kejadian.
Disampaikan Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik, CCTV yang dikumpulkan berasal dari rumah pribadi Irjen Ferdy Sambo dan lingkungan sekitar pada hari kejadian, Jumat (8/7/2022).
Sementara, CCTV di TKP, yakni rumah dinas Ferdy Sambo, dinyatakan mengalami kerusakan.
Taufan meluruskan bahwa ada dua rombongan yang terekam kamera.
Di mana rombongan pertama adalah istri Ferdy Sambo, PC, yang terdiri dari dua mobil warna hitam.
Sementara, rombongan Ferdy Sambo sudah lebih dahulu sampai ke rumah pribadinya.
"Rombongan ini ada dua, pertama rombongan ibu PC dua mobil, warna hitam, ada mobil patwal di depannya," terang Taufan dikutip dari kanal YouTube metrotvnews, Sabtu (30/7/2022).
"Dari Magelang sekitar jam 10.00 WIB lewat, sampai rumah dinas sekitar jam 16.00 WIB lewat."
Sebelum istrinya datang, Ferdy Sambo beserta sejumlah ajudannya sudah sampai terlebih dahulu ke rumah pribadinya.
Ia dikabarkan datang dari bandara setelah bepergian dengan pesawat dari Yogyakarta.
"Kelihatan dalam CCTV tadi Pak Sambo masuk ke dalam rumah pribadi tadi didampingi satu ADC (ajudan), masuk ke ruang privatnya," tutur Taufan.
"Barulah kemudian jam 16.00 WIB lewat datang rombongan ADC, asisten rumah tangga dan lain-lain itu."
Dalam rumah pribadi tersebut, PC bersama beberapa orang bawahannya melakukan tes PCR.
Mereka adalah asisten rumah tangganya, asisten dari kalangan sipil, Brigadir J, Bharada E dan ADC bernama Riki.
"Setelah PCR itu, Ibu Sambo masuk ke kamar lagi, kemudian mereka sama-sama pergi ke rumah dinas yang sekarang diduga sebagai TKP itu," jelas Taufan.
Kamera CCTV di rumah dan sekitar lingkungan kemudian memperlihatkan keberadaan Ferdy Sambo yang meninggalkan rumah tak lama setelah kepergian PC.
"Setelah berapa lama mereka pergi, keliahtan lagi Pak Ferdy Sambo keluar dari kamarnya, menuju mobil dia, didampingi satu ADC dengan satu motor patwal ke arah berbeda," sebut Taufan.
Tak lama, CCTV kembali merekam mobil yang dikendarai Ferdy Sambo berhenti di sekitar kompleks perumahan itu.
Ia dikabarkan keluar dari mobil dan berlari kembali ke arah kedatangannya.
Menurut penjelasan dari para ajudan yang sudah diwawancarai, Kadiv Propam Polri nonaktif itu mendapat telepon dari sang istri.
Adapun telepon yang diterima adalah mengenai insiden baku tembak yang diduga terjadi di rumah dinas.
"Tapi kemudian dalam beberapa menit kelihatan dalam CCTV itu dia berhenti, berusaha untuk balik mobilnya," terang Taufan.
"Keterangan dari penyidik, dia mendapat telepon dari istrinya ada kejadian itu. Karena mobilnya sulit untuk berbalik, jalannya tidak terlalu besar, dia lari karena jaraknya juga tidak terlalu jauh."
Taufan menekankan bahwa kronologi ini disampaikan dari kesaksian pihak Ferdy Sambo dan hasil rekaman CCTV, sehingga masih perlu dibuktikan secara seksama.
(*)