Find Us On Social Media :

Petinggi KKB Papua Ngaku Sudah Bentuk Kabinet hingga Kepedean Ajak Jokowi Berdialog Bahas Hal Ini, Benny Wenda Desak Indonesia Tarik 25 Ribu TNI Polri dari Bumi Cenderawasih: Pengungsi Pribumi Harus Kembali

Benny Wenda ingin bertemu Presiden Jokowi

GridHot.ID - KKB Papua tak henti-hentinya melakukan perlawanan.

Namun demikian, melansir surya.co.id, salah satu petinggi KKB Papua, Benny Wenda, baru-baru ini mengeluarkan pernyataan yang cukup menarik.

Ia dengan rasa percaya diri menyatakan telah mengajak Presiden Joko Widodo (Jokowi) berdialog.

Ajakan tersebut ia maksudkan untuk membahas pembentukan Negara Papua Barat.

Mengutip tribunpalu.com, Benny Wenda dengan rasa percaya diri menyatakan telah mengajak Presiden Joko Widodo (Jokowi) berdialog untuk pembentukan Negara Papua Barat.

Bos KKB Papua itu juga menegaskan bahwa telah membentuk kabinet yang terdiri dari 12 anggota, dengan Perdana Menteri Edison Waromi.

Benny Wenda menyampaikan itu saat kunjungan hari terakhir di Port Vila, Vanuatu.

“Pada tahun 2019, saya mengumumkan bahwa saya siap untuk berdialog dengan Presiden Indonesia dalam perjalanan untuk Negara Papua Barat, melalui dialog untuk pengakuan berdaulat negara kami yang telah dicuri Indonesia. Inilah posisi saya sekarang. Sejak itu Indonesia diam,” kata Benny Wenda di laman thetpn-pbnews.com.

Dia yakin bahwa Jakarta (Indonesia) yang sekarang diam, akhirnya akan setuju untuk duduk untuk berbicara tentang West Papua’s Freedom seperti yang dilakukan Inggris dan Prancis.

Baca Juga: Bantai 11 Warga Hingga Penggal Kepala Pendulang Emas, KKB Papua Sesumbar Sebut Dirinya Bukan Pembunuh, Omongan Ini Diteriakkan Sembari Bakar Bendera Merah Putih Pusaka Indonesia

"Para pemimpin ULMWP sekarang sudah siap untuk menentukan nasib politik di tangan mereka. Jadi, percayakan kami untuk mulai terlibat dengan Indonesia. Itulah posisi kami saat ini,” ujarnya.

Benny Wenda berharap Indonesia mengizinkan Komisiner Tinggi PBB untuk mengunjungi Papua Barat, sebagaimana permintaan 108 negara anggota ACP serta UE.

Menurutnya, Indonesia menerapkan taktik penundaan selama tiga tahun terakhir.

“Doa saya agar PIF mengulangi seruannya sesuai dengan resolusinya,” ucapnya.

Selain itu, Benny Wenda mendesak Indonesia menarik 25 ribu anggota TNI dari Papua Barat. Kehadiran TNI berdampak warga lokal mengungsi dari desanya.

“Para pengungsi pribumi kemudian harus kembali ke desa mereka. Kita tahu bahwa banyak dari mereka yang kelaparan dan banyak dari mereka telah meninggal."

“Sekarang orang-orang fokus pada perang di Ukraina tetapi bagaimana dengan enam puluh tahun jika perang terjadi di wilayah? Inilah sebabnya saya menantang saudara-saudari Melanesia untuk melihat dulu saudara-saudara Anda yang menderita di Papua Barat sekarang,” kata Benny Wenda.

Dia menyebut kehadiran 25 ribu anggota TNI mengakibatkan perpindahan 100.000 orang Papua Barat dari pemukiman mereka.

Hampir 450 orang telah meninggal dalam lima tahun terakhir. Ia menyebut tujuh pendeta telah dibunuh oleh militer Indonesia.

Baca Juga: Kabur dari Kesatuan Bawa Senjata Mematikan TNI, Prada Yotam Bugiangge yang Baru Bergabung dengan KKB Papua Sudah Terlibat 2 Aksi Kejahatan Ini, Danrem: Kita Cari Dia!

Saat dia berbicara, dia mengatakan orang-orangnya masih di semak-semak. Untuk itu, ia meminta Komisaris Tinggi PBB untuk mengunjungi Papua Barat, serta perwakilan dari Afrika Karibia Pasifik (ACP) dan Uni Eropa (UE).

“Ini adalah doa saya agar Pemerintah Perdana Menteri Bob Loughman saat ini juga akan menyinari Komisaris Tinggi PBB untuk mengunjungi Papua Barat,” tambahnya.(*)