Terbunuh Diserang Drone AS, Ayman al-Zawahiri Pemimpin Al-Qaeda Pengganti Osama bin Laden Bukan Sosok Biasa, Begini Rekam Jejaknya yang Bikin Panas Amerika

Kamis, 04 Agustus 2022 | 20:35
Surya.co.id

Potret Ayman Mohammed Rabie al-Zawahiri.

Laporan Wartawan Gridhot.ID - Akhsan Erido Elezhar

Gridhot.ID -Inilah profil dan biodata Ayman Mohammed Rabie al-Zawahiri, seorang ulama pemimpin Al Qaeda pengganti Osama bin Laden yang dibunuh oleh pesawat drone Amerika Serikat (AS).

Kematian Al Zahiri membuat pemerintah AS memperingatkan kepada warganya yang ada di seluruh dunia untuk waspada untuk mengantisipasi balas dendam dari kelompok Al Qaeda.

Dilansir Gridhot.ID dari artikel terbitan Surya.co.id, 4 Agustus 2022, Al Zawahiri tewas di Afghanistan akhir pekan lalu setelah drone AS menembaknya.

Sosok Al Zawahiri itu menjadi buronan FBI karena membantu Osama bin Laden merencanakan serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat.

Bahkan, FBI memberikan menghargai kepada Al Zawahiri sebesar 25 juta dollar AS. Siapa sebenarnya Alzawahiri?

Dikutip dari laman wikipedia.org, Al Zawahiri merupakan ulama Mesir.

Dia lahir di Giza, Mesir pada 19 Juni 1951 dan meninggal pada 31 Juli 2022 di Kabul, Afghanistan.

Al Zawahiri memiliki anak, di antaranya bernama Umayma Al-Zawahiri dan Fatima Al-Zawahiri.

Al Zawahiri berasal dari keluarga dokter dan sarjana kelas menengah yang terhormat.

Baca Juga: China Tak Muncul di Ajang Super Garuda Shield 2022 yang Diselenggarakan Indonesia, Panglima TNI Jendral Andika Perkasa: Kalau Nggak Ada Ya Kita Gak Bisa Maksa, Kan Bayar Sendiri-sendiri

Kakeknya, Rabia al Zawahiri adalah imam besar al-Azhar, sementara salah satu pamannya adalah sekretaris jenderal pertama Liga Arab.

Zawahiri terlibat dalam politik saat masih di sekolah dan ditangkap pada usia 15 tahun karena menjadi anggota Ikhwanul Muslimin.

Namun, aktivitas politiknya tidak menghentikannya untuk belajar kedokteran di Cairo University.

Ia pun berhasil lulus pada 1974 dan memperoleh gelar master dalam bidang kedokteran bedah empat tahun kemudian.

Al Zawahiri awalnya melanjutkan tradisi keluarganya dengan membangun klinik medis di pinggiran Kota Kairo.

Akan tetapi, ia lantas tertarik pada kelompok-kelompok radikal yang menyerukan penggulingan pemerintah Mesir.

Ketika Jihad Islam Mesir didirikan pada 1973, ia ikut bergabung.

Pengganti Osama bin Laden

Baca Juga: 'Tadinya untuk Pegangan', Bak Tak Punya Malu, Angga Wijaya Sengaja Naikkan Tarif Job Dewi Perssik, Akui Tilep Lebihan Honor Mantan Istri Karena Hal Ini

Dikutip Gridhot.ID dari artikel terbitan Kompas.com, 4 Agustus 2022, setelah kematian Osama bin Laden pada 2011 di Pakistan, Al Zawahiri mengambil alih kepemimpinan Al Qaeda.

Sejak saat itu, ia berulang kali menyerukan jihad global melalui siaran video.

Dalam pidato untuk Bin Laden, Al Zawahiri berjanji untuk melanjutkan serangan ke Barat.

Zawahiri sering mencoba membangkitkan gairah di kalangan umat Islam dengan berkomentar secara online tentang isu-isu sensitif, seperti kebijakan AS di Timur Tengah atau tindakan Israel terhadap Palestina.

Namun, penyampaiannya dipandang kurang memiliki daya tarik layaknya Bin Laden.

Pada tingkat praktis, Al Zawahiri diyakini telah terlibat dalam beberapa operasi terbesar Al Qaeda dan membantu mengatur serangan 2001 yang membunuh 3.000 orang di Amerika Serikat.

Karena perannya yang signifikan dalam terorisme global, FBI menempatkannya sebagai buronan paling dicari dan menghargai kepalanya sebesar 25 juta dollar AS.

Peringatan AS

Departemen Luar Negeri AS memperingatkan warga Amerika di luar negeri untuk waspada setelah pembunuhan pemimpin al Qaeda Ayman Al Zawahiri selama akhir pekan.

Baca Juga: Ngamuk Diberhentikan Paksa Pria di Perlintasan Kereta Api, Pengendara Mobil Ini Ternyata Terselamatkan Nyawanya, Warganet: Emosian Aja Sih Pak

Dilansir Fox News, Departemen Luar Negeri AS mengatakan ada "potensi yang lebih tinggi untuk kekerasan anti-Amerika setelah kematian Zawahiri".

"Informasi saat ini menunjukkan bahwa kelompok teroris sedang merencanakan serangan terhadap kepentingan AS di berbagai wilayah di seluruh dunia," kata Deplu AS.

Serangan semacam itu, kata Departemen Luar Negeri, dapat menggunakan berbagai taktik, termasuk operasi bunuh diri, pembunuhan, penculikan, pembajakan, dan pengeboman.

"Karena serangan teroris, kekerasan politik (termasuk demonstrasi), kegiatan kriminal, dan insiden keamanan lainnya sering terjadi tanpa peringatan, warga AS sangat dianjurkan untuk mempertahankan tingkat kewaspadaan yang tinggi dan mempraktikkan kesadaran situasional yang baik saat bepergian ke luar negeri," kata departemen.

Lebih lanjut, warga AS di luar negeri juga disarankan untuk memantau berita lokal dan menjaga kontak dengan kedutaan atau konsulat AS terdekat.

Mereka yang merencanakan perjalanan ke luar negeri, kata Departemen Luar Negeri, harus berkonsultasi dengan nasihat perjalanan.

(*)

Tag

Editor : Dewi Lusmawati

Sumber Kompas.com, Surya.co.id