Gridhot.ID - Polisi kini telah mendapatkan beberapa fakta mengejutkan dari kasus kematian Brigadir J.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, publik bahkan gempar usai kepolisian memutuskan Irjen Ferdy Sambo menjadi tersangka di kasus tersebut.
Sebelumnya Tim Khusus bentukan Kapolri sempat kesulitan dalam menangani kasus ini.
Pasalnya, Komjen Agung Budi Maryoto menyatakan olah TKP awal dilaksanakan secara tidak profesional dan beberapa barang bukti bahkan sudah diambil.
Namun kinerja Timsus bisa kembali memanas usai mendapatkan informasi yang dikumpulkan tim intel dari Baintelkam Polri.
Peran penting Baintelkam Polri dalam pengusutan kasus kematian Brigadir J terungkap melalui laporan Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Polri Komjen Agung Budi Maryoto.
Agung mengungkapkan bagaimana Baintelkam bergerak hingga akhirnya Timsus Polri bisa menetapkan Irjen Ferdy Sambo sebagai tersangka pembunuhan berencana.
Dikutip Gridhot dari Fotokita, Agung menyampaikan laporan kinerja intel Polri sebagai bagian dari tim khusus bentukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam pengusutan kasus pembunuhan Brigadir J.
Tim intel Baintelkam mengorek berbagai informasi yang bisa mengungkap segala skenario Ferdy Sambo di tempat kejadian.
Baca Juga: Sosok AKP Rita Yuliana Ternyata Punya Segudang Prestasi Membanggakan, Ini Dia Biodata Lengkapnya
Siapa sangka, pemimpin tim intel tersebut pun nyatanya memang sudah sangat handal menjalani tugas.
Sosoknya adalah Komjen Ahmad Dofiri.
Pantas intel polisi lihai bongkar siasat Ferdy Sambo di kasus Brigadir J. Foto sosok Ahmad Dofiri dipuji-puji di media sosial.
Kepala Badan Intelijen Keamanan atau Baintelkam Polri Komjen Ahmad Dofiri rajin mengoleksi prestasi mentereng sejak lulus Akademi Kepolisian (Akpol) pada tahun 1989.
Komjen Ahmad Dofiri secara resmi memegang tampuk tertinggi intelijen Polri sejak 10 November 2021 setelah upacara serah terima jabatan yang dipimpin Kapolri.
Ahmad Dofiri lulus Akademi Kepolisian (Akpol) angkatan 1989 sekaligus peraih penghargaan Adhi Makayasa atau lulusan terbaik.
Sebelum menjabat sebagai Kabaintelkam, Ahmad Dofiri memegang tongkat komando Kapolda Jawa Barat.
Ahmad menggantikan Irjen Rudy Sufahriadi yang dicopot karena tidak melaksanakan protokol kesehatan Covid-19 pada November 2020.
Rudy dicopot bersama Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana terkait kerumunan yang disebabkan Habib Rizieq Shihab di Petamburan, Jakarta Pusat dan Megamendung, Jawa Barat.
Ahmad Dofiri merupakan jenderal kelahiran Indramayu, Jawa Barat, 4 Juni 1967. Cukup banyak jabatan yang telah diemban.
Di antaranya, Kanit Resintel Polsekta Tangerang, Kapolres Bandung, Kapoltabes Yogyakarta, dan Wakapolda DIY.
Jenderal bintang tiga ini mengawali jabatan sebagai Kapolda di Banten pada 2016.
Pada tahun yang sama, Ahmad Dofiri kembali lagi Yogyakarta untuk menjadi Kapolda DIY.
Perwira tinggi berusia 54 tahun ini cukup lama memimpin kepolisian DIY hingga 2019.
Selama itu, Ahmad Dofiri berhasil menangani sejumlah kasus yang sempat menjadi sorotan masyarakat, yakni kekerasan di jalanan yang dikenal dengan sebutan klitih.
Pelaku klitih umumnya anak remaja yang tanpa sebab yang jelas melukai orang yang melintas di jalan raya.
Ahmad Dofiri bersama jajarannya di Polda DIY juga berhasil menangkap pelaku berita hoaks yang mencatut nama Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Dari Kapolda DIY, Ahmad Dofiri kemudian dipindah menjadi Aslog Kapolri hingga kemudian mendapat amanah sebagai Kapolda Jabar.
Akhirnya, dia mengemban tugas sebagai Kabaintelkam Polri dan resmi berpangkat Komisaris Jenderal Polisi.
(*)