Find Us On Social Media :

'Yaudah Ca Aku Bayarin', Raffi Ahmad Ingin Bantu Marshanda Lunasi Tagihan RSJ di Amerika Sejumlah Rp300 Juta, Begini Reaksi Nagita Slavina

Marshanda - Raffi Ahmad - Nagita Slavina

Baca Juga: Dipimpin Jenderal Bintang Tiga, Intelijen Polri Dinilai Berjasa Ungkap Kasus Pembunuhan Brigadir J hingga 'Kandangkan' Ferdy Sambo ke Mako Brimob, Apresiasi Mengalir Deras

Diketahui dari Kompas.com, Marshanda memang sempat membuat heboh jagat maya.

Arti peran itu membuat heboh usai dikabarkan menghilang di Los Angeles, AS.

Marshanda membeberkan bahwa saat dikabarkan menghilang, saat itu ia berada di rumah sakit jiwa.

Saat itu sahabatnya, Sheila, menelepon 911 karena mengira Marshanda hilang.

Namun, ternyata pihak 911 atau layanan darurat ini malah membawanya ke rumah sakit jiwa.

Marshanda mengaku saat berada di rumah sakit jiwa, ia mendapat perlakuan tak mengenakkan. Hal itu karena Marshanda menolak mengonsumsi obat dari rumah sakit jiwa tersebut.

"Gue sempet teriak-teriak, gue bilang 'Gue nolak minum obat ini karena gue mau menggunakan hak asasi manusia gue untuk melawan perintah kalian semua," kata Marshanda dikutip Kompas.com di kanal YouTube pribadi-nya, Jumat (5/8/2022). 

"Pas gue ngomong begitu (menolak) tangan gue dikebelakangin, gue dijatuhin ke kasur, karena gue dianggap sudah overactive. Sampai gue disuntik karena sudah dianggap gue udah dianggap agresif," lanjut Marshanda.

Marshanda mengatakan, selama 14 hari di rumah sakit jiwa, ia tak diperlakukan dengan baik. Ia justru dianggap sebagai orang yang tidak waras karena masuk rumah sakit jiwa tersebut.

"Karena orang di penjara masih dianggap waras, orang di rumah sakit jiwa itu sudah dianggap enggak waras," ucap Marshanda.

Akhirnya, Marshanda memilih untuk nurut semua perintah perawat di rumah sakit jiwa itu. Marshanda juga berteman dengan orang-orang di rumah sakit jiwa tersebut.

Baca Juga: Super Garuda Shield 2022 Digelar di Palembang, Berikut Foto-foto yang Memperlihatkan TNI dan US Army Latihan Pengamanan Bandara

"Gue jadi berteman sama mereka. Gue jadi dikenal paling nurut. Karena ini bukan pertama kalinya gue harus masuk ke mental health facility, pas gue cerai dan buka jilbab gue masuk di sana gue masih bisa ketemu keluarga,” kata Marshanda.

"Di sini enggak ada satu orang pun yang jenguk. Gue bingung, enggak tahu harus gimana. Jadi gue mikir jalanin aja, lu patuh lu makin cepat keluar dari sini," lanjut Marshanda.

Marshanda mengatakan, ia merasa makanan yang dimakanannya saat itu makanan sehat. Namun, mau tak mau ia harus memakannya selama di sana.

Saat di rumah sakit jiwa Los Angeles, ia hanya bertemu dokter sekali dalam sepekan.

Namun, setiap pertemuan itu hanya diizinkan bertemu dokter kurang dari 10 menit.

Marshanda hanya merasa dimanusiakan ketika mengikuti group session.

"Ada leader-nya baru di situ kita dianggap manusia. Pemerintah di sini, di Amerika enggak menghargai profesi kita sebagai nurse untuk mental instability, akhirnya gue ngerti kenapa kita di treat begitu," tutur Marshanda. (*)