Eksekusi Brigadir J Disaksikan Banyak Orang, Pengacara Bharada E Ungkap Alasan Kliennya Mau Turuti Perintah Ferdy Sambo: Waktunya Sangat Cepat...

Senin, 15 Agustus 2022 | 05:13
Tribunnews.com/Irwan Rismawan/Twitter

Bharada E

Gridhot.ID - Kasus penembakan Brigadir J masih dalam penyelidikan mendalam oleh pihak kepolisian.

Dikutip Gridhot dari Tribunnews, Ferd Sambo dan sejumlah polisi yang terlibat dalam kasus ini sudah diamankan bahkan ditahan untuk penyelidikan lebih lanjut.

Sementara itu, Bharada E kini terus berusaha mengungkapkan semua fakta terkait kejadian penembakan tragis tersebut.

Dikutip Gridhot dari Tribun WOW, Richard Eliezer alias Bharada E adalah tersangka yang menerima dan menjalankan perintah menembak Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

Bharada E diketahui mendapatkan perintah dari otak kasus pembunuhan Brigadir J yakni mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.

Dikutip TribunWow melalui Kompas, diketahui ada alasan tertentu mengapa Bharada E menuruti perintah dari Irjen Sambo.

Informasi ini disampaikan oleh pengacara Bharada E yang baru yakni Ronny Talapessy.

Ronny awalnya menjelaskan bahwa kliennya takut dan tertekan mendapat perintah dari Irjen Sambo.

"Mana berani menolak," ujar Ronny, Minggu (14/8/2022).

Ronny kemudian mengungkit latar belakang kliennya yang datang dari pasukan Brigade Mobil (Brimob).

Baca Juga: Marah dan Kecewa Jadi Satu, Ibunda Brigadir J Geram Lihat Kelakuan Ferdy Sambo yang Tutupi Kejahatan dengan Korbankan Istri: Ibu Putri Selalu Berdiam Diri

Ronny menyebut Bharada E memiliki sifat patuh seperti pasukan Brimob dalam menjalankan tugas dari komandannya.

"Tipikal pasukan Brimob itu tidak berani pengen tahu ada urusan apa dia. Mereka tidak berani. Mereka cuma perintah, perintah, perintah, mereka jalankan," tuturnya.

Kemudian Ronny menyoroti waktu penembakan Brigadir J yang sempit.

"Iya, perintah. Waktunya sangat cepat. Sudah, 'dor, dor, dor, dor'," jelasnya.

Deolipa Yumara selaku mantan kuasa hukum Bharada E menjelaskan pada detik-detik penembakan, Brigadir J sudah dalam posisi berlutut.

Kemudian Irjen Sambo meminta Bharada E untuk menembak Brigadir J.

Kala itu instruksi dari Irjen Sambo turut disertai ancaman Bharada E akan ditembak jika tidak menuruti perintah sang jenderal.

"Ferdy Sambo yang perintah. (Brigadir Yosua) keadaan berlutut," kata Deolipa Yumara, di Channel Uya Kuya TV, tayang 11 Agustus 2022.

Deolipa Yumara juga menjelaskan bahwa saat kejadian penembakan ada banyak orang yang menyaksikan.

"Tapi saya nggak bisa sebutkan orangnya. Itu materi penyidikan," ungkapnya.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Kompas.com, tribunnews, Tribun Wow