10 Pesawat Tempur Hancur dalam 1 Hari, Ukraina Pelan-pelan Gerogoti Kekuatan Rusia, Anak Buah Zelensky Sukses Serang Logistik dan Pangkalan Militer Vladimir Putin

Minggu, 21 Agustus 2022 | 11:00
TribunWow

Tangkapan Layar YouTube The Guardian Sejumlah ledakan terjadi di pangkalan militer Saky di Novofedorivka, di pantai barat Krimea pada Selasa (9/8/2022) sore. Terbaru, Rusia mulai mengalami serangan balasan Ukraina, Jumat (19/8/2022).

Laporan Wartawan Gridhot.ID - Akhsan Erido Elezhar

Gridhot.ID -Serangkaian serangan dan bencana logistik diderita pasukan Rusia pada minggu ke-25 perang di Ukraina.

Kerugian ini dapat mengindikasikan bahwa serangan balasan yang dijanjikan Ukraina masih layak dilakukan.

Meskipun sejauh ini, tidak ada perebutan ataupun perolehan teritorial yang signifikan bagi Kyiv.

Dilansir Gridhot.ID dari artikel terbitan TribunWow, 20 Agustus 2022, Ukraina mengatakan sekitar sembilan pesawat tempur Rusia hancur pada 9 Agustus dalam ledakan di pangkalan udara Saky di Krimea.

Serangan yang terjadi 225 km di belakang garis depan konflik ini tampaknya menjadi serangan besar pertama Ukraina di pangkalan Rusia.

Citra satelit kemudian menunjukkan tujuh pesawat hancur di Saky, dan lainnya rusak parah.

Ukraina tidak secara langsung mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu, tetapi presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sempat menyinggung mengenai hal ini dalam pidato malamnya.

"Hanya dalam satu hari, penjajah kehilangan 10 pesawat tempur: sembilan di Krimea dan satu lagi ke arah Zaporizhzhia," tutur Zelensky.

Kementerian pertahanan Rusia mengatakan ledakan amunisi penerbangan di pangkalan itu disebabkan karena kelalaian.

Baca Juga: Sampai 2 Kali Ditolak DJKI Kemenkumham, Anofial Asmid Ternyata Kalah Cepat, Merek 'Gen Halilintar' Sudah Didaftarkan Lebih Dulu oleh Perusahaan Ini

Institute for the Study of War mengatakan target pangkalan Rusia ini terlalu jauh di luar jangkauan sistem yang disediakan AS.

Pasalnya, artileri roket berpemandu presisi yang digunakan dalam sistem HIMARS yang dipasok AS hanya memiliki jangkauan 80-120km.

Tetapi pasukan Ukraina diduga memiliki berbagai sistem yang dapat mereka gunakan atau modifikasi.

Tetapi sumber-sumber Ukraina mengatakan kepada New York Times bahwa serangan tersebut justru diprakarsai para partisan di belakang garis musuh.

Secara terpisah, pada hari yang sama, pasukan Ukraina menunjukkan kemampuan serangan dalam mereka dengan menghancurkan gudang amunisi di Novooleksiivka di Krimea, 150km selatan garis depan, dan di pos komando Resimen Pengawal Udara ke-217 di Maksyma Horkoho pada pantai Kherson barat daya.

Para pejabat Ukraina telah mengatakan sejak Juli bahwa Kyiv sedang mempersiapkan serangan balasan untuk merebut kembali wilayah-wilayah di oblast Kherson, dan pasukan Ukraina sering menerima pujian karena menghancurkan gudang amunisi Rusia dan titik-titik logistik.

Namun di Kherson dan di negara tetangga Krimea dalam beberapa pekan terakhir, tampaknya juga ada taktik baru Ukraina untuk mengintensifkan serangan yang tidak diklaim.

Yang pertama terjadi pada 31 Juli, ketika sebuah drone Ukraina yang diduga menyerang markas Armada Laut Hitam Rusia di Sevastopol pada Hari Angkatan Laut Rusia, melukai lima orang.

Ukraina kembali diam ketika serangkaian ledakan mengguncang desa Mayskoye di Krimea pada 16 Agustus, saat depot amunisi Rusia terbakar hingga memaksa 3.000 orang dievakuasi.

Baca Juga: Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Wakil Gubernur Jatim Emil Dardak Berduka Kehilangan Ayah Tercinta, Begini Kronologi Kecelakaan yang Sebabkan Mertua Arumi Bachsin Meninggal Dunia

Angkatan bersenjata Ukraina memposting video ledakan spektakuler di area yang luas. Rusia menyebutnya hasil sabotase.

Penargetan cadangan logistik Rusia telah berjalan seiring dengan memukul rute logistik.

Ukraina dalam beberapa pekan terakhir telah melemahkan jembatan di seberang sungai Dnieper di oblast Kherson untuk mencegah tentara Rusia memasok kembali posisi depan mereka di tepi barat.

Pada 10 Agustus, komando selatan Ukraina mengatakan bahwa jembatan yang melintasi Dnieper di pembangkit listrik tenaga air Kakhovska tidak layak untuk digunakan oleh militer Rusia.

Kata kementerian pertahanan Inggris, berarti pasukan Rusia sekarang bisa mengirim logistik lewat dua feri ponton yang mereka bawa.

"Membawa amunisi, bahan bakar, dan peralatan berat yang cukup untuk ofensif atau bahkan operasi defensif skala besar melintasi feri ponton atau melalui udara tidak praktis jika bukan tidak mungkin," kata Institute for the Study of War dalam sebuah pernyataan.

"Pasukan Rusia di tepi barat Dnieper kemungkinan akan kehilangan kemampuan untuk mempertahankan diri dari serangan balik Ukraina yang terbatas."

Namun hingga saat ini, serangan balik belum ada yang dilakukan dalam skala besar.

Dikutip Gridhot.ID dari artikel terbitan Kompas.com, 20 Agustus 2022, sementara itu sebuah pesawat tak berawak (drone) ditembak jatuh di atas markas angkatan laut Rusia di Crimea pada Sabtu (20/8/2022).

Baca Juga: Sampai 2 Kali Ditolak DJKI Kemenkumham, Anofial Asmid Ternyata Kalah Cepat, Merek 'Gen Halilintar' Sudah Didaftarkan Lebih Dulu oleh Perusahaan Ini

"Drone itu ditembak jatuh tepat di atas markas armada di kota Sevastopol,” tulis Walikota Sevastopol Mikhail Razvojaev di Telegram.

Dia menyalahkan upaya tersebut pada pasukan Ukraina.

"(Drone) Itu jatuh di atap dan terbakar," katanya, sebagaimana dikutip dari AFP.

Razvojaev menambahkan bahwa tidak ada kerusakan besar atau korban atas kedatangan drone maupun penembakan drone tersebut.

Kehadiran drone kali ini ditengarai sebagai percobaan serangan kedua terhadap markas angkatan laut Rusia di Crime dalam waktu kurang dari sebulan.

Pada tanggal 31 Juli serangan drone di halaman markas angkatan laut Rusia di Crimea melukai lima orang dan menyebabkan pembatalan perayaan yang telah direncanakan untuk Hari Armada.

Itu juga menandai serangan terbaru yang menargetkan infrastruktur militer Rusia di Crimea, semenanjung Laut Hitam yang direbut dan dicaplok Moskwa dari Ukraina pada 2014.

Pada Sabtu, sistem pertahanan udara diaktifkan di Evpatoria di Crimea barat.

Pada hari Kamis, pasukan Rusia menembak jatuh sebuah pesawat tak berawak di dekat pangkalan udara di Sevastopol.

Pada hari Selasa, ledakan merobek pangkalan militer dan gudang amunisi di Crimea.

Pada awal Agustus, ledakan di pangkalan udara Saki menewaskan satu orang dan melukai beberapa orang lainnya.

(*)

Tag

Editor : Dewi Lusmawati

Sumber Kompas.com, TribunWow