Gridhot.ID - Putri Candrawathi ditetapkan sebagai tersangka kelima atas kasus pembunuhan Brigadir J, setelah Bharada E, Irjen Ferdy Sambo, Bripka RR dan Kuat Ma'ruf.
Di tengah upaya Timsus Polri membuka fakta terkait kematian Brigadir J, kuasa hukum keluarga Yosua, Kamaruddin Simanjuntak memberi pernyataan mengejutkan.
Menurut Kamaruddin Simanjuntak, tersangka kematian Brigadir J ini tak cukup hanya 5 orang saja.
Kata Kamaruddin, ada sosok ajudan lain yang berperan penting sebagai pengadu domba antara Ferdy Sambo dan Brigadir J.
Sosok ajudan tersebut, diungkap Kamaruddin, berinisial D alias Brigadir Daden.
D diduga kerap menghasut Ferdy Sambo soal Brigadir J, hingga pembunuhan di rumah dinas Duren Tiga pun terjadi.
"Diantara para ajudan, khususnya yang berinisial D yang sering menghasut bapak Ferdy Sambo. Sehingga emosi pak Ferdy Sambo tersulut," ungkap Kamaruddin dikutip Tribunnewsbogor.com dari YouTube Kompas TV, Minggu (21/8/2022).
Hasutan dan adu domba yang dilakukan D pada Ferdy Sambo ini disebut Kamaruddin cukup beragam.
D memprovokasi dengan membeberkan kedekatan Brigadir J dengan istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi.
Diantaranya menyebut parfum yang digunakan Brigadir J sama dengan yang digunakan Putri Candrawathi.
"Hasutan seperti memprovokasi bapak Ferdy Sambo dengan istrinya, maupun dengan ajudan. Dengan cara mengatakan oh ajudan (Brigadir J) ini pakai parfum sama dengan parfum yang dipakai ibu," ungkap Kamaruddin.
Tak hanya itu, disebutkan Kamaruddin, D ini seolah membuat citra kalau Brigadir J membenci Ferdy Sambo dengan cara menembak foto sang komandan.
"Terus menghasut agar almarhum ini pernah menembak foto pak Ferdy Sambo yang masih jadi Kadiv Propam," ungkapnya.
Selain itu pula, ajudan berinisial D ini memicu pertengkaranFerdy Sambo dengan sang istri.
"Kemudian menghasut Ferdy Sambo seolah-olah almarhum membocorkan rahasia Ferdy Sambo sehingga memicu pertengkaran ibu dengan bapak. Sehingga ibu menjadi sakit," paparnya.
Simpan Bukti Percakapan
Kamaruddin menegaskan, fakta baru yang diungkapkannya ini berdasarkan bukti kuat.
"Anda punya bukti soal hasutan ini?" tanya presenter berita Kompas TV.
"Ada, ada, ada rekaman elektroniknya, berupa percakapan WhatsApp," tegas Kamaruddin.
Dalam bukti percakapan WhatsApp yang dipegangnya, Kamaruddin juga memastikan tak ada insiden pelecehan seksual yang dialami Putri
"Percakapan WA Putri ke adik almarhum ternyata dia (Putri) tak ada pelecehan dan dia happy-happy aja di sana."
"Tidak ada kehormatan keluarga Ferdy Sambo yang dirusak, yang ada justru dia happy," kata Kamaruddin.
Dalam kesempatan itu, Kamaruddin juga mengaku ada sosok penyidik dalam Polri yang menolak dirinya menyerahkan barang bukti.
"Pernah saya mengantarkan barang bukti ke Bareskrim mereka tidak mau menerima dengan alsan biar tertuang aja di BAP," kata Kamaruddin.
"Makanya saat itu saya tanya, anda ini kerja sama siapa, sama Polri apa sama jenderal tertentu," beber Kamaruddin.
Brigadir Daden Temani Ferdy Sambo ke Jakarta
Berbeda dengan ajudan lainnya, Brigadir Daden menjadi satu-satunya ajudan Ferdy Sambo yang ikut bersama sang jenderal dari Yogyakarta ke Jakarta mengggunakan pesawat.
Melansir Tribunnews.com, Brigadir Daden tak bersama Putri maupun para ajudan lain yang pulang ke Jakarta dari Magelang dengan menggunakan jalur darat pada Jumat (8/7/22022) atau di hari kematian Brigadir J.
Pasalnya, Brigadir Daden pulang lebih dulu bersama Ferdy Sambo pada Kamis (7/7/2022) dengan menggunakan pesawat dari Yogyakarta.
"Dengan satu ajudan, Daden. Dia berangkat dari Jogja ke Jakarta, ke Mabes," kata Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik menjelaskan sosok Brigadir Daden yang mendampingi Ferdy Sambo menuju Jakarta sehari sebelum pembunuhan terjadi.
Kuasa Hukum Putri Candrawthi Singgung soal Parfum
Sebelumnya, Arman Hanis selaku kuasa hukum keluarga Ferdy Sambo sempat ngotot menyebut bahwa Putri Candrawathi sempat mendapat perlakuan tak pantas dari Brigadir J.
Arman Hanis mengatakan tudingan tersebut berdasarkan pengakuan para ajudan.
Dikatakan Arman Hanis, Brigadir J pernah ditegur oleh sesama ajudan Ferdy Sambo lantaran memakai barang milik Putri.
Brigadir J disebut-sebut memakai parfum milik Putri.
"Pernah Josua juga ditegur karena pakai parfumnya Ibu PC. Ini semua yang disampaikan oleh Adc (ajudan). Saya juga menunggu hasil yang disampaikan dari ajudan ke Komnas HAM. Kan sudah diperiksa semua," ujar Arman Hanis kepada wartawan, Sabtu (30/7/2022).
Bukan cuma itu, lanjut Arman Hanis, diduga Brigadir J juga pernah kepergok menodongkan senjata api ke arah foto Ferdy Sambo.
"Informasi dari ajudan bahwa Josua diduga pernah mengarahkan senjatanya ke foto Pak Kadiv Propam (Ferdy Sambo). Itu ditegur juga oleh ajudan. Saya tidak tanya lagi sering apa tidak (dugaan menodongkan senjata ke foto Sambo). Tapi pernah," jelas Arman Hanis.
Atas tudingan miring itu, pengacara keluarga Brigadir J, Kamarudin Simanjuntak langsung angkat bicara.
"Itu nggak bisa dipercaya kalau cuma dalil-dalil. Dalil-dalil tanpa bukti itu omong kosong," kata Kamarudin saat dihubungi Tribunnews.com, Minggu (31/7/2022).
Lebih lanjut, Kamarudin mempertanyakan mengapa dimunculkan spekulasi-spekulasi baru terkait kematian kliennya tersebut.
"Tanggapan saya, tunjukkan buktinya. Tunjukkan bukti berupa rekaman CCTV, nah baru saya tanggapi ya nanti. Kalau kita kan, dalil kita semua ada buktinya toh," ungkapnya.
"Kenapa sekarang setelah meninggal orangnya baru dibuat karangan-karangan seperti itu? Itu kan pembunuhan beralih ke parfum beralih ke penodongan foto itu, makin ngawur itu," kata Kamarudin.
(*)