Bisnis Putrinya di Lahat Tiba-tiba Didatangi Oknum Polisi dari Jakarta, Susno Duadji Hubungi Kabareskrim, Komjen Agus Andrianto Ungkap Hal Tak Biasa: Liar Itu Bang!

Rabu, 24 Agustus 2022 | 12:42
TRIBUNNEWS/Bian Harnansa

Susno Duadji mengaku bisnis anaknya didatangi sejumlah

Gridhot.ID - Mantan Kabareskrim Polri Komjen (Purn) Susno Duadji mengaku bisnis anaknya didatangi sejumlah "polisi liar".

Susno Duadji merasa, hal itu terjadi lantaran dirinya kerap menganalisa kasus kematian Brigadir J yang diotaki Ferdy Sambo.

Sebagimana diketahui, Susno Duadji berkali-kali tampil di berbagai media massa menjadi narasumber membahas kasus yang terjadi di rumah dinas Ferdy Sambo itu.

Sejak awal dalam analisisnya, Susno Duadji sudah melihat ada banyak keganjilan dalam kasus penembakan Brigadir J.

Apalagi ketika Bharada E atau Ricardo Eliezer ditetapkan menjadi tersangka, ia melihat ada ketidakadilan.

Lantaran itu pula ia mendesak agar kasus ini diusut tuntas seterang-terangnya.

Namun karena sikap vokalnya itu, Susno sempat mendapat "teror" dari pihak-pihak yang tidak senang.

Bukan Susno langsung yang diteror, melainkan putrinya.

Usaha pertambangan milik putri Susno di Lahat, Sumatera Selatan, sempat didatangi oleh "polisi-polisi liar'' pada 16 Agustus 2022 lalu.

Bukan tanpa alasan Susno menyebut mereka sebagai "polisi liar".

Pasalnya, polisi-polisi yang mendatangi usaha pertambangan putrinya itu tanpa membawa surat tugas.

Baca Juga: Nekat Bersihkan TKP di Duren Tiga dan Sebar Kronologi Palsu Kematian Brigadir J, Inilah Sosok Kombes Budhi Herdi Susianto, Kini Dikurung di Patsus

"Baru beberapa hari lalu sejumlah anggota polisi tiba-tiba datang ke tempat usaha (pertambangan, red) anak saya di Lahat," kata Susno di kantor redaksi Tribunnews.com di kawasan Palmerah, Jakarta Selatan, Senin (22/8/2022).

Susno tak menyebutkan pertambangan apa yang dimiliki anaknya itu.

Namun, ia menyebut polisi yang datang ke tempat usaha anaknya itu berasal dari Jakarta dengan membawa mobil dinas.

Termasuk di dalamnya mobil Indonesia Automatic Fingerprint System (Inafis).

"Ini plat mobilnya dari Jakarta. Ada mobil Inafis juga. Kalau nggak mau neror saya atau anak saya, apalagi tujuannya," kata Susno.

TRIBUNNEWS/Bian Harnansa
TRIBUNNEWS/Bian Harnansa

Mantan Kabareskrim Komjen Pol (Purn) Susno Duadji saat wawancara eksklusif di Studio Tribun Network, Jakarta, Senin (22/8/2022).

Ia juga memperlihatkan foto-foto anggota polisi dan mobil dinas polisi yang mendatangi bisnis anaknya pada 16 Agustus 2022 lalu.

Susno berani menyebut mereka "polisi liar" karena saat diminta surat tugas, tak satupun dari polisi itu yang mau menunjukkan.

Lalu, Susno menghubungi Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto.

Komjen Agus, kata Susno, mengaku tidak pernah mengirimkan anggotanya ke tempat bisnisnya itu.

"Wah, liar itu Bang," kata Susno menirukan ucapan Komjen Agus saat menelpon Kabareskrim.

Baca Juga: Temui Langsung Ferdy Sambo, Inilah Profil Ahmad Taufan Damanik, Ketua Komnas HAM yang Ungkap Ada Pelaku Lain yang Tembak Brigadir J: Bukan Hanya Bharada E

Lalu dari mana polisi-polisi yang datang ke tempat usaha anaknya itu?

Susno menduga mereka adalah suruhan dari kelompok pejabat polisi yang tidak suka dirinya terlalu vokal berbicara soal kasus Ferdy Sambo.

"Mungkin mereka mau meminta saya diam. Tapi saya tidak akan takut," kata Susno.

Namun, eks Wakil Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) itu mengaku tidak akan diam.

Ia berjanji akan terus bersuara selama masih melihat ada ketidakadilan dalam kasus penembakan Brigadir J, tak peduli harus menghadapi banyak teror.

YouTube Kompas TV
YouTube Kompas TV

Kabaintelkam Polri Komjen Ahmad Dofiri (kiri) saat mendampingi Kabareskrim Komjen Agus Andrianto sewaktu rilis penetapan tersangka Ferdy Sambo dalam kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J.

"Saya ini mantan polisi, 35 tahun berkarier sebagai polisi. Sering nangkap orang. Pernah juga ditangkap. Walaupun penangkapan itu sebuah rekayasa," kata Susno.

Ia bercerita sewaktu aktif jadi anggota Polri pernah mengalami ketidakadilan sehingga ditangkap dan dituduh korupsi.

Menurutnya, apa yang dialaminya itu hanya mengarah pada harga dirinya seorang.

"Ketika dulu saya mengalami ketidakadilan, ketika saya ditangkap dan dituduh korupsi, paling yang kena cuma harga diri saya."

"Tapi dalam kasus ini, rekayasanya menyangkut nyawa. Ada yang tewas. Ada keluarga yang kehilangan anaknya. Saya nggak bisa terima yang seperti ini. Karena itu saya akan terus bersuara. Saya tidak akan takut dengan teror-teror seperti itu," tegas Susno.

Baca Juga: Peringkat 1 saat Lulus Tantama, Perjuangan Bharada E Masuk Brimob Diungkap Keluarga, Ferdy Sambo Menangis Ngaku Menyesal Libatkan Richard Eliezer untuk Bunuh Yosua

Ungkit Kuatnya Kadiv Propam Polri

Mengutip TribunJakarta.com, Susno juga turut membeberkan sebarap kuatnya posisi Kadiv Propam Polri.

Menurut dia, Kadiv Propam Polri dapat menentukan seorang aparat Polri yang ingin bersekolah, naik pangkat hingga segala hal terkait promosi jabatan.

"Dia yang menentukan hitam putih seorang aparat mau promosi," beber Susno.

Ia mencontohkan seorang anggota Polri yang diperiksa oleh Propam karena ada laporan terkait suatu masalah, bisa batal mendapat kenaikan pangkat.

Lebih lanjut, soal hitam putih promosi jabatan, seorang Kadiv Propam jadi kepanjangan tangan Kapolri.

Pasalnya, laporan Kadiv Propam ke Kapolri ini jadi catatan khusus apakah seseorang anggota Polri akan digeser dari jabatan setelah itu atau tidak.

"Ini sampai ke bawah sampai ke Kapolres Indonesia," terangnya.

Ia memberikan contoh lain. Bila ada pengaduan masyarakat di mana pelayanan di satu Polres atau Polsek tidak bagus atau diduga terlibat melindungi narkoba, maka akan jadi catatan Propam.

Propam akan memberikan pertimbangan apakah polisi yang terlibat dapat dipromosikan apa tidak.

"Artinya Propam ini menentukan nasib seseorang termasuk karier aparat. Itu sudah lumrah dan bukan hanya di Polri tapi termasuk di kementerian di militer di institusi lain orang-orang yang mengganjal jabatan seperti ini ya yang menentukan nasib orang yang powerfull, di atas dia ini ya Kapolri," jelas Susno.

Terkait kasus pembunuhan Brigadir J, Mabes Polri telah menetapkan mantan Kadiv Propam Polri sebagai tersangka utama.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit telah mencopot posisi Ferdy Sambo sebagai Kadiv Propam dan kini menahannya.

Tak hanya itu, Timsus bentukan Kapolri juga mendapati puluhan anggota Polri diduga terlibat merekayasa pembunuhan Brigadir J.

Mereka dari berbagai tingkatan, mulai dari perwira tinggi, perwira menengah hingga Bintara.

Baca Juga: Sembunyi Ngaku Trauma Padahal Ikut Ferdy Sambo Janjikan Uang ke Para Ajudan, Pakar Endus Drama di Balik Sakitnya Istri Jenderal: Taktik Kampungan

(*)

Tag

Editor : Candra Mega Sari

Sumber Tribunnews.com, TribunJakarta.com