Kutuk Israel yang Serang Brutal Suriah, Rusia Sendiri Ternyata Sempat 'Menyambar' Jet Tempur Milik Negara Yahudi dengan Sistem Rudal S-300: Pesan Peringatan!

Jumat, 26 Agustus 2022 | 16:00
ukrinform.net

Sistem rudal S-300 Rusia

GridHot.ID -Menteri luar negeri Rusia, Sergei Lavro, mengutuk serangan rudal Israel terhadap negara tetangga Palestina, Suriah.

"Kami mengutuk keras praktik berbahaya serangan Israel di wilayah Suriah," kata Lavrov pada Selasa (24/8/2022), sembari menggarisbawahi hubungan Rusia-Israel yang dulu hangat, dikutip dari haaretz.com.

Masih melansir haaretz.com, Sergei Lavro kemudian menuntut Israel untuk menghormati resolusi dewan keamanan PBB serta menghormati kedaulatan dan integritas teritorial Suriah.

"Kami menuntut agar Israel menghormati resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan, di atas segalanya, menghormati kedaulatan dan integritas teritorial Suriah," lanjutnya.

Rusia adalah pendukung utama Presiden Suriah Bashar Assad dan pemerintahnya.

Intelijen regional dan sumber-sumber militer Suriah mengatakan Israel diduga telah menyerang sasaran Iran dalam serangkaian serangan pada 14 Agustus di dekat wilayah asal leluhur Assad dan juga dekat dengan pangkalan-pangkalan utama Rusia di Suriah, di pantai Mediterania.

Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz tampak memberikan tanggapan atas pernyataan Lavrov.

Benny Gantz membahas ketegangan dengan Rusia.

"Tanpa merinci, kami menjaga keamanan Israel dan karenanya menggunakan kekuatan dengan tanggung jawab yang sangat besar," ujar Gantz.

"Sebagian, tentu saja, kami berhubungan dengan Rusia untuk menghindari kecelakaan yang tidak perlu," lanjutnya.

Dilansir dari Intisari Online, seorang jenderal senior Israel pekan lalu mengumumkan serangan "di negara ketiga" selama operasi militer tentara terhadap gerilyawan Palestina.

Baca Juga: Moskow Pilih Diam Saja, Anak-anak Ukraina Disebut Diculik Rusia, Kyiv: Mereka Dipindahkan Secara Ilegal!

Jenderal berpangkat tinggi Israel membuat pernyataan setelah Israel melancarkan serangan udara di Damaskus, menewaskan tiga tentara Suriah.

Pada (15/8/2022), pesawat tempur Israel juga menembakkan rudal ke sasaran di provinsi Tartus, rumah bagi pangkalan militer pasukan Suriah dan milisi Iran.

"Serangan itu menewaskan tiga orang dan melukai tiga oran," kata tentara Suriah.

Menurut RT, Israel biasanya tidak mempublikasikan serangan di wilayah Suriah.

Jika dipaksa untuk mengungkapkan, pejabat Israel sering menafsirkannya sebagai tindakan defensif terhadap kelompok milisi Iran.

Diketahui, hubungan kedua negara itu memburuk bulan lalu, ketika Rusia memperingatkan akan menutup cabang Israel dari Badan Yahudi di Moskow.

Moskow menuduh Badan Yahudi melakukan kegiatan ilegal seperti mengumpulkan data warga Rusia secara ilegal.

Para pejabat Israel telah mencoba menemukan cara untuk meredakan ketegangan, menyatakan kesiapan mereka untuk menyelesaikan perbedaan melalui diplomasi.

Sebelumnya, rudal milik Rusia juga sempat menyambar jet tempur milik Israel.

Insiden itu dilaporkan oleh televisi Channel 13 Israel pada 13 Mei, ketika jet tempur F-16 Israel membom sebuah sasaran di dekat kota Masyaf, barat laut Suriah.

Daerah Masyaf adalah rumah bagi pangkalan militer Iran dan rumah bagi milisi pro-Iran.

Baca Juga: Tanam Bom di Mobil Sekutu Vladimir Putin, Wanita Cantik Agen Rahasia Ukraina Ini Sukses Menyusup dan Obrak-abrik Rusia, Cara Liciknya Hidup dalam Senyap di Moskow Terungkap

Gambar satelit yang diambil setelah serangan menunjukkan fasilitas bawah tanah yang hancur total.

"Itu adalah insiden satu kali," kata menhan Israel Benny Gantz kepada Channel 13 pada 26 Juli, ketika ditanyai oleh reporter Alon Ben David.

"Rudal itu ditembakkan ketika pesawat kami sudah tidak ada lagi di sana," tambah Gantz,

Ia membenarkan bahwa informasi radar dari sistem S-300 Rusia tidak mengunci target pesawat tempur Israel, sehingga tidak ada bahaya bagi tenaga kerja pesawat.

Ini adalah pertama kalinya sistem S-300 menembaki pesawat tempur Israel di Suriah.

Tiga baterai rudal S-300 dengan 8 peluncur diberikan oleh Rusia ke Suriah secara gratis pada tahun 2018.

Menurut Times of Israel, tentara Suriah tidak dapat secara sewenang-wenang menembakkan sistem pertahanan udara ini tanpa izin dari Rusia.

Rusia menyediakan rudal S-300 setelah tentara Suriah secara keliru menembak jatuh sebuah pesawat mata-mata Rusia, menewaskan 15 orang.

Insiden itu terjadi ketika tentara Suriah sedang berhadapan dengan serangan udara Israel.

Setelah rudal S-300 ditembakkan pada 13 Mei, para ahli mengatakan, "Rusia meluncurkan rudal untuk mengirim pesan peringatan ke Israel, tetapi tidak bermaksud mengancam pilot," menurut The Drive. (*)

Tag

Editor : Siti Nur Qasanah

Sumber Intisari Online, haaretz.com