GridHot.ID - Lima jenderal polisi turun tangan dalam proses hukum Irjen Ferdy Sambo dalam sidang etik di Mabes Polri.
Kelimanya setujui pemecatan Irjen Ferdy Sambo.
Sambo dihadiahi Pemecatan Dengan Tidak Hormat (PDTH).
Diketahui dari Tribunpapua.com, sidang etik dan profesi Irjen Ferdy Sambo yang digelar sejak Kamis (25/8/2022) pagi berlangsung hingga Jumat (26/8/2022) dini hari.
Hasilnya, diputuskan Irjen Ferdy Sambo yang menjadi tersangka dalam kasus pembunuhan Brigadir Joshua Hutabarat atau Brigadir J, dipecat.
Dilansir Tribunnews.com, berikut bunyi isi putusan sidang etik Ferdy Sambo:
Satu sanksi bersifat etika, yaitu perilaku pelanggar dinyatakan sebagai perbuatan tercela.
Dua sanksi administrasi, yaitu:
a) penempatan dalam tempat khusus selama 4 hari dari tanggal 8 sampai dengan 12 Agustus 2022 di Rutan Korps Brimob Polri yang penempatan dalam tempat khusus itu telah dijalani oleh pelanggar;
b) pemberhentian tidak dengan hormat atau PTDH sebagai anggota Polri.
Putusan tersebut diteken oleh lima jenderal, yaitu Kabaintelkam Polri, Komjen Ahmad Dofiri, selaku pimpinan sidang.
Serta keempat anggota sidang yang terdiri dari Irwasum Komjen Agung Budi Maryoto; Kadiv Propam Polri, Irjen Syahardiantono; Analis Kebijakan Utama bidang Sabhara Baharkam Polri, Irjen Rudolf Alberth Rodja; dan Kepala STIK Lemdikpol, Irjen Yazid Fanani.
Berikut ini profil lima jenderal Polri tersebut:
1. Profil Komjen Ahmad Dofiri
Dikutip Tribuntimur.com dari TribunnewsWiki.com, Komjen Ahmad Dofiri lahir di Indramayu, Jawa Barat, pada 4 Juni 1967.
Ia sudah menjabat sebagai Kabaintelkam Polri sejak Oktober 2021, sebagaimana diberitakan Kompas.com.
Penunjukan Komjen Ahmad Dofiri sebagai Kabaintelkam menggantikan Paulus Waterpauw ini tertuang dalam Surat Telegram Kapolri Nomor ST/2278/X/KEP/2021 tertanggal 31 Oktober 2021.
Komjen Ahmad Dofiri adalah lulusan terbaik Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1989.
Saat kelulusannya, ia menerima penghargaan Adhi Makayasa.
Ia juga merupakan lulusan Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Sespim Pol Lembang, dan Lemhanas RI PPRA XLVIII (2012).
Diketahui, Komjen Ahmad Dofiri berpengalaman dalam bidang SDM.
Dilansir Tribunnews.com, ia pernah menjabat sebagai Kapolda Jawa Barat sebelum ditunjuk menjadi Kabaintelkam Polri.
Komjen Ahmad Dofiri juga pernah menjadi Kapolres Bandung, Wakapolda DIY, Kapolda Banten, dan Kapolda DIY.
Ia terbilang lama menjabat sebagai Kapolda DIY, yaitu sejak 2016, hingga akhirnya dimutasi menjadi Asisten Logistik Kapolri pada akhir 2019.
2. Profil Komjen Agung Budi Maryoto
Dilansir Tribunnews.com, Komjen Agung Budi Maryoto lahir pada Februari 1965.
Ia merupakan lulusan Akpol 1987 yang berpengalaman di bidang lantas.
Di tahun yang sama setelah lulus dari Akpol, Komjen Agung Budi Maryoto mengawali kariernya sebagai Pama Polda Riau.
Sejak saat itu hingga tahun 1993, ia menempat sejumlah jabatan di bawah naungan Polda Riau, mulai dari Kapolsek Bunguran Timur Natuna hingga kasat Lantas Polresta Pekanbaru.
Ia tercatat pernah menjadi Kapolres di sejumlah wilayah, seperti Bengkalis, Dumai, dan Yogyakarta.
Komjen Agung Budi Maryoto juga pernah menjadi Kakorlantas Polri pada 2016.
Setelahnya, ia dimutasi menjadi Kapolda Sumatera Selatan dan Kapolda Jawa Barat.
Komjen Agung Budi Maryoto sudah menjabat sebagai Irwasum Polri sejak 1 Mei 2020.
Sebelumnya, ia menempati posisi sebagai Kabaintelkam Polri pada 2019.
Ketika kasus Brigadir J mencuat ke publik, Komjen Agung Budi Maryoto ditunjuk Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menjadi ketua tim khusus.
3. Profil Irjen Syahardiantono
Irjen Syahardiantono yang lahir di Blora, Jawa Tengah pada 2 Februari 1970, adalah lulusan Akpol tahun 1991.
Dilansir Tribunnews.com, ia memiliki pengalaman di bidang reserse,
Sebelum ditunjuk sebagai Kadiv Propam Polri menggantikan Ferdy Sambo, Irjen Syahardiantono menjabat sebagai Wakabareskrim Polri.
Di tahun 2010, ia pernah menjabat sebagai Kapolres Pasuruan dan setahun setelahnya menjadi Wadirreskrimsus Polda Jatim.
Lalu, Irjen Syahardiantono dimutasi menjadi Kasubdit VI Dittipideksus Bareskrim Polri tahun 2012.
Dua tahun kemudian, tepatnya pada 2014, ia menjabat Dirreskrimsus Polda Kepulauan Riau.
Ia juga pernah menjabat sebagai Kabagpenum Divhumas Polri dan Karo PID Divhumas Polri.
Sebelum menjadi Wakabareskrim Polri, Irjen Syahardiantono menjabat Dirtipidter Bareskrim Polri pada 2020.
Saat menjabat sebagai Dirtipidter Bareskrim Polri, ia pernah menangani kasus pelanggaran terhadap budidaya dan ekspor benih lobster.
Penyidik dari Dirtipidter berhasil mengamankan Kusmianto alias Lim Swie King,
Selain kasus benih lobster, Irjen Syahardiantono juga pernah menangani kasus Bahar bin Smith pada 2018 ketika ia menjabat sebagai Kabagpenum Divisi Humas Polri.
4. Profil Irjen Rudolf Alberth Rodja
Irjen Rudolf Alberth Rodja merupakan putra daerah Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Ia lahir di Ende pada 30 Mei 1966, sebagaimana diberitakan Pos-Kupang.com.
Irjen Rudolf Alberth Rodja adalah lulusan Akpol 1988 dan memiliki pengalaman dalam bidang Brimob.
Sebelum menjadi Analis Kebijakan Utama bidang Sabhara Baharkam Polri, Irjen Rudolf Alberth Rodja menempati jabatan sebagai Kapolda Papua.
Irjen Rudolf Alberth Rodja diketahui pernah menjabat sebagai Kapolres Tabanan di tahun 2006 dan Kapolres Buleleng pada 2008.
Setelahnya, ia dimutasi dan ditunjuk menjadi Wadir Samapta Polda Lampung pada 2009.
Hanya setahun di Lampung, ia kemudian menduduki jabatan sebagai Widyaiswara Muda Sespim Polri.
Selain itu, Irjen Rudolf Alberth Rodja juga pernah menjadi Analis Kebijakan Madya bidang Brimob Korbrimob Polri pada 2012.
Di tahun 2013, ia menjabat Wakapolda Sulawesi Tengah dan setahun setelahnya ia menjadi Wakapolda Papua.
Kemudian, Irjen Rudolf Alberth Rodja dimutasi dan ditunjuk menjadi Karoprovos Divpropam Polri tahun 2016.
Setelahnya, ia menjabat sebagai Kapolda Papua Barat pada 2017.
Lalu, menjadi Kapolda Papua pada 2019 dan digantikan Paulus Waterpauw ketika dirinya ditarik ke Baharkam Polri di tahun yang sama.
5. Profil Irjen Yazid Fanani
Sama seperti Rudolf Alberth Rodja, Irjen Yazid Fanani juga merupakan lulusan Akpol 1988.
Ia lahir di Kediri, Jawa Timur, pada 29 Aprl 1965.
Dikutip dari situs resmi Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK), Irjen Yazid Fanani memiliki seorang istri yang juga anggota Polri, yaitu Kombes Pol Rinny Wowor.
Irjen Yazid Fanani yang berpengalaman di bidang reserse, mengawali kariernya sebagai Danton Taruna Akpol pada 1989.
Ia pernah mnjabat sebagai Kapolres Metro Jakarta Barat pada 2010.
Lalu, di tahun 2011 ia mengemban jabatan sebagai Pamen Polda Metro Jaya.
Ia juga pernah menjadi Analis Kebijakan Madya bidang Pideksus Bareskrim Polri.
Pada 2012, Irjen Yazid Fanani mengemban jabatan sebagai Koorspripim Polri.
Satu tahun kemudian, Irjen Yazid Fanani ditunjuk menjadi Karorenmin Bareskrim Polri.
Setelahnya, ia pernah menduduki sejumlah jabatan, mulai Dirtipidter Bareskrim Polri, Kapolda Jambi, dan yang terakhir Kapolda Kalimantan Selatan.
Sejak 1 Mei 2020, ia menjabat sebagai Kepala STIK Lemdikpol.
(*)