GridHot.ID - Mental Bharada E disinggung oleh Komnas HAM.
Bahkan Bharada E disebut memiliki mental tangguh dan berbeda dari ajudan Ferdy Sambo yang lain.
Bharada E yang diketahui menjadi satu dari lima tersaka pembunuh Brigadir J dihadirkan dalam sidang kode etik Ferdy Sambo.
Melansir Kompas TV, Komite sidang kode etik dengan terduga pelanggar mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo menambah jumlah saksi yang diperiksa menjadi 15 orang.
Saksi yang turut dihadirkan termasuk Bripka Ricky Rizal alias Bripka RR, Kuat Maruf hingga Bharada Richard Eliezer alias Bharada E.
Sebelumnya, komite sidang hanya menjadwalkan 5 saksi dalam sidang perdana kode etik Irjen Ferdy Sambo.
Eks Kapolres Jakarta Selatan Kombes Budi Herdi juga masuk dalam daftar saksi.
Namun pada siang, Kabagpenum Divisi Humas Polri, Kombes Nurul Azizah menyebut ada penambahan saksi yang berasal dari tempat khusus Mako Brimob Provos, Bareskrim dan dari luar patsus.
“Tadi disampaikan lima orang saksi yang dari patsus Brimob HK, DA, AN, S, BH hadir bersamaan dengan bapak FS” ujar Nurul.
“dari patsus provos RS, AR, CAN, CP, RS. Patsus Bareskrim RR, KM, RE via zoom. 2 saksi dari luar patsus HN, NB,” lanjutnya.
Bripka RR, Kuat Maruf dan Bharada E pun menjadi saksi.
Namun, khusus untuk Eliezer diperiksa secara daring.
Dilansir dari tribunjabar.id, polisi tersangka pembunuhan Brigadir J, Bharada Richard Eliezer atau Bharada E, memiliki mental yang tangguh dibandingkan dengan ajudan Irjen Ferdy Sambo lainnya.
Bukti Bharada E memiliki mental tangguh adalah keteguhan pada keterangan yang disampaikan kepada tim sidang kode etik untuk Ferdy Sambo, saat ia dimintai keterangan.
Meski pertanyaan diputar-putar, Bharada E tidak terlihat grogi dan tetap memberikan keterangan sama alias tidak berubah.
Sementara ajudan Ferdy Sambo lainnya ada yang terlihat gemetar dan grogi.
Soal mental tangguh Bharada E ini disampaikan oleh Komisioner Komisi Nasional (Komnas) Hak Asasi Manusia (HAM) Choirul Anam dalam wawancara khusus yang dilakukan oleh Tribunnews di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Kamis (25/8/2022) petang.
Menurutnya, saat Bharada E berada di sel tahanan pun, dia terlihat lebih tenang dibandingkan ajudan Ferdy Sambo lainnya.
Malah, Bharada E masih bisa tersenyum.
Namun, saat para ajudan itu diperiksa di sidang etik untuk Ferdy Sambo, Bharada E tidak dihadirkan karena statusnya sebagai justice collabolator atau orang yang bekerjasama untuk mengungkap suatu kasus pidana.
“Ada proses yang ketika ditanya itu mentalnya kuat, diputar-putar, tetap konsisten. Dan enggak terlalu grogi, salah satunya Bharada E,” ujar Anam kepada Tribunnews.
Lebih lanjut, Anam menjelaskan saat melakukan pemeriksaan atas seluruh ajudan Ferdy Sambo atau Aide De Camp (ADC) termasuk dengan Bharada E, tampak beberapa anggota ADC grogi dalam menjawab pertanyaan.
Pun saat memasuki masa istirahat, beberapa orang ini menghabiskan waktu lebih lama dalam menghabiskan waktu istirahat termasuk Bharada E.
Meski begitu, seperti yang ditekankan Anam, dari keseluruhan pihak yang diperiksa, Bharada E lah yang punya mental paling kuat dan konsisten.
“Bharada E itu mentalnya cukup untuk terus ngomong secara konsisten, padahal sudah kita putar,” jelas Anam.
“Walaupun beberapa waktu, saat istirahat ngerokoknya lama daripada yang lain,” jelas Anam.
Kesaksian Bharada Richard Eliezer (RE atau E) kini menjadi bagian penting dalam terungkapnya kasus tewasnya Brigadir Nopriansyah Yosua Hutabarat (Josua atau J).
Eliezer pun kini telah menjadi saksi pelaku yang bekerja sama (justice collabolator).
Bharada E kini ditahan di Rutan Bareskrim Polri. Sedangkan mantan atasannya, Irjen Ferdy Sambo dikurung di Mako Brimob Kelapa Dua, Kota Depok.
Namun terungkap kondisi kedua tersangka tersebut berbeda.
Hal berbeda dengan kondisi Ferdy Sambo.
Mantan Kadiv Propam Polri itu menangis terharu saat bercerita mengenai anak-anaknya kepada Kak Seto yang menemuinya di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok (23/8/2022).
Saat bertemu Irjen Ferdy Sambo, Kak Seto mengatakan dirinya dititipkan anak-anak sang jenderal agar tetap diberi semangat dan tegar menghadapi kondisi keluarganya.
"Terjadi dialog-dialog sederhana. Beliau juga menitipkan kepada kami kalau nanti anak-anaknya supaya tetap diberi semangat, supaya tetap terus tegar menghadapi kondisi ini, dan tetap mencapai apa yang dicita-citakan, yaitu menjadi anggota Polri," imbuh Kak Seto.
Selain itu, Kak Seto mengungkapkan Irjen Ferdy Sambo sempat terkejut dengan kedatangannya ke Mako Brimbo.
"Pertama beliau juga sangat terkejut, sangat terharu, bahkan juga meneteskan air mata dan tidak menyangka," kata Kak Seto.
Kak Seto menyampaikan tujuan kedatangannya ke Mako Brimob untuk melakukan perlindungan terhadap anak-anak Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.
Sebab, kata Seto, pihaknya mendengar bahwa anak-anak Ferdy Sambo gencar mendapat perundungan.
"Karena saya mendengar bahwa putra-putri beliau itu mendapatkan perundungan yang sangat gencar, yang mungkin juga membuat anak-anak ini stres, tegang, dan sebagainya," ungkapnya. (*)