Berangkat ke Magelang Masih Minta Doa, Ibunda Brigadir J Ungkap Detik-detik Putranya Kawal Istri Ferdy Sambo ke Luar Kota, Rosti Simanjuntak: Mak Doakan, Saya Lagi Pengawalan

Senin, 29 Agustus 2022 | 11:00
Kolase YouTube

Ibunda Brigadir J, Rosti Simanjuntak berhadap Putri Candrawathi bisa menggunakan nuraninya sebagai ibu dan mengungkap kasus kematian anaknya.

Laporan Wartawan Gridhot.ID - Akhsan Erido Elezhar

Gridhot.ID -Ibunda Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, Rosti Simanjuntak, membeberkan kedekatan sang anak dengan keluarga Ferdy Sambo.

Dilansir Gridhot.ID dari artikel terbitan Tribunnewsmaker, 29 Agustus 2022, tak hanya itu, kebiasaan baik Brigadir J sejak kecil juga diungkap oleh sang ibu.

Rosti Simanjuntak selalu memberikan pesan ini kepada sang putra yang sedang bertugas.

Rosti menceritakan Brigadir Yosua merupakan anak yang selalu memberi kabar dan meminta doa kepada dirinya saat akan pergi termasuk saat bertugas.

Dirinya menceritakan saat tugas pengawalan di Istana Merdeka, bagaiman sosok Brigadir Yosua ini selalu meminta doa.

"Dia masih minta doa ke mamanya, mak doakan saya, saya lagi pengawalan di Istana Merdeka, iya anakku baik baik, waspada, iya mamak sayang, selalu begitu," ungkap Rosti, Minggu (28/8/2022).

Termasuk saat terakhir tugas pengawalan bersama rombongan Irjen Ferdy Sambo ke Magelang.

Saat akan pergi ke Magelang diungkap Rosti, Brigadir Yosua meminta doa kepada dirinya.

"Kayak terakhir kemarin waktu mau pengawalan juga dia selalu minta doa, mak doakan abang ya mak ya, pengawalan ke Magelang. Sama siapa nak? saya kan selalu begitu , dalam rangka apa anakku? pengawalan bapak sama ibu sama mbak (anak Ferdy Sambo) mau ke sekolah," Kenang Rosti.

Baca Juga: Jarang Terjadi, Berikut Arti Kedutan di Tekukan Lutut Kanan Menurut Primbon Jawa, Bisa Bermakna Dapat Kekuasaan dan Kewibawaan

Ia mengatakan bahwa Brigadir Yosua tidak pernah lepas meminta doa kemanapun perginya, dan selalu memberikan kabar.

Bahkan ke pasar, mau olahraga, ibadah dengan keluarga Ferdy Sambo selalu memberikan kebar baik melalui pesan ataupun video call.

"Ke pasar aja ngabari, mau olahraga, karena hobby orang itu (Ferdy Sambo) sama ya, selalu olahraga sama bapak kadang video call, Kalau lagi ibadah pun begitu, mak ini lagi ibadah sama bapak sama ibu sambil ditunjukan di video call, iya salam ya sama bapak ibu, iya kembali salam mama," ujarnya.

Ini yang menjadi alasan Rosti menjadi histeris, karena Brigadir Yosua selalu memberi kabar kedekatan bersama Ferdy Sambo.

Dan kejadian ini membuatnya tidak menyangka di balik cerita kebaikan Ferdy Sambo ada kekejaman dalam dirinya.

"Itulah yang membuat saya histeris, sering ditunjukan kedekatan dengan Ferdy Sambo dengan ibu, Nggak nyangka sangat berat sekali," tutupnya.

Sosok di Balik Terbongkarnya Kekejaman Ferdy Sambo, Tangisi Kepergian Brigadir J: Teriakkan Keadilan

Dikutip Gridhot.ID dari artikel terbitan TribunnewsBogor, 27 Agustus 2022, jarang muncul, sosok ini justru disebut-sebut telah berhasil membongkar kekejaman Ferdy Sambo yang telah membunuh Brigadir J.

Tangisan pilunya ikut mengiris hati para orangtua yang kehilangan buah hatinya.

Baca Juga: Bank Soal PPPK Guru 2022, Ini Contoh Soal Kompetensi Manajerial Dilengkapi Kunci Jawaban, Ketahui 9 Syarat Mutlak untuk Pendaftaran

Meski harus melewati berbagai proses, kelegaan muncul ketika dalang di balik kematian Brigadir J terungkap.

Lebih dari satu bulan berlalu, dalang di balik pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat yang dilakukan Bharada Richard Eliezer (Bharada E) akhirnya terungkap.

Bukan atas inisiasi sendiri, Bharada E menembak mati Brigadir J atas perintah atasannya, Ferdy Sambo.

Ya, mantan Kadiv Propam Polri itu lah yang jadi otak di balik pembunuhan berencana Brigadir J.

Tak sendirian, Ferdy Sambo diduga merencanakan pembunuhan tersebut dengan tiga sosok terdekatnya.

Tiga sosok itu adalah sang istri, putri Candrawathi, sopirnya yakni Kuwat Maruf dan ajudannya yang lain yaitu Bripka Ricky Rizal.

Keempat sosok di balik kematian Brigadir J itu pun telah jadi tersangka dan diancam hukuman mati.

Terungkapnya siapa dalang hingga motif dilakukannya pembunuhan berencana terhadap Brigadir J itu nyatanya tak lepas dari peran sosok penting.

Hal tersebut turut disorot seorang profesor terkemuka tanah air.

Baca Juga: Kesaksian Putri Candrawathi Punya Pengaruh Besar, Hotman Paris Justru Sebut Ferdy Sambo Bisa Terbebas dari Pasal Pembunuhan Berencana, Sang Pengacara Kondang Langsung Wanti-wanti Jaksa Soal Ini

Dia adalah Prof Sulistyowati Irianto.

Guru Besar Universitas Indonesia sekaligus pengajar gender dan hukum itu punya analisa lain terkait kasus kematian Brigadir J.

Yakni peran satu sosok penting yang mengungkap tabir di balik teka-teki kematian Brigadir J.

Seperti diketahui di awal kasus, Brigadir J sempat dikabarkan meninggal dunia karena melakoni aksi tembak menembak dengan Bharada E.

Parahnya kala itu, Brigadir J sampai disangkakan tuduhan melakukan pelecehan terhadap istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi.

Akibat hal itu, Brigadir J yang telah meregang nyawa pun dimakamkan ala kadarnya, tanpa upacaya pemakaman atau penghormatan terakhir dari institusi Polri.

Di momen pilu itu, ada sosok penting yang menjadi pemantik terungkapnya kasus kematian Brigadir J.

Sosok tersebut adalah Rosti Simanjuntak, ibu kandung almarhum Brigadir J.

"Saya punya perspektif antropologis ingin mengatakan dia (ibunda Brigadir J) sebetulnya sedang menyuarakan budayanya, perempuan mengonstruksi perempuan Batak, seperti apa hubungannya dengan anak," ungkap Prof Sulistyowati Irianto dilansir TribunnewsBogor.com dari tayangan Rosi Kompas TV, Sabtu (27/8/2022).

Baca Juga: Hal Buruk Akan Segera Terjadi, Simak Arti Kedutan di Area Lengan Kanan Menurut Primbon Jawa Berikut Ini

Diakui Prof Sulistyowati Irianto, kasus kematian Brigadir J bisa terungkap karena sejak awal Rosti Simanjutak selalu menggaungkan keadilan untuk anaknya.

Kendati jarang tampil di televisi, Rosti Simanjuntak di awal-awal kasus anaknya vokal menyuarakan kepedihannya atas kematian Brigadir J yang tak wajar.

Padahal saat itu, belum banyak media yang berani memberitakan kematian seorang polisi akibat tembak menembak dengan sesama polisi.

"Anda mengatakan kepada saya, the game changer (pengendali permainan) adalah ibu Yosua. Bagaimana anda sampai dapat analisis ini, ketika ibu Yosua tidak banyak tampil. Ia sempat diwawancarai dalam kondisi sedih, tapi justru menurut Prof Sulis dialah yang membuat ini semua bisa terbuka ?" tanya Rosi.

"Ketika kasus ini terjadi, beberapa hari sesudahnya kan media tidak berani mewartakan. Bahkan Tribunnews Jambi sudah wawancara tapi tidak berani," kata Prof Sulistyowati Irianto.

Berawal dari momen Rosti Simanjuntak meraung-raung seraya menangisi Brigadir J, tabir kematian almarhum pun tersingkap.

Publik mulai menaruh atensi atas kasus kematian Brigadir J.

Hal itu turut digencarkan oleh bibi Brigadir J yang juga adik-adik Rosti Simanjuntak.

Ya, melalui media sosial, Rohani Simanjuntak dan Roslin Simanjuntak terus membagikan kabar terkait kasus kematian Brigadir J.

Baca Juga: Kalah Gagah dari Bharada E yang Sama Sekali Tak Grogi Saat Ditanyai, Ferdy Sambo Justru Bersikap Begini Saat 45 Menit Interogasi: Cuma Nangis-nangis

Kalau saja kala itu Rosti Simanjuntak tak menyuarakan hal tersebut, bisa jadi kasus kematian Brigadir J tak pernah terungkap.

"Ibu Rosti itu tidaklah dalam posisi menggerakkan suatu aktivitas agar dia didengar kan. Tapi begitu media memberitakan bagaimana dia bertalu-talu meneriakkan keadilan untuk anaknya, langsung keluarganya aktif mendukung, lalu masyarakat. Bisa dibayangkan bila ibu itu diam saja, menerima, ikhlas," kata Prof Sulistyowati Irianto.

"Jadi tangisan ibu Rosti, yang direkam tantenya, tersebar di media sosial, itulah yang membuka publik. Jadi karena tangisan perempuan ?" tanya Rosi.

"Iya," imbuh Prof Sulistyowati Irianto.

Selain karena ibunda Brigadir J, kematian ajudan Ferdy Sambo itu juga bisa terungkap, menurut Prof Sulistyowati Irianto adalah karena budaya.

Kejanggalan terkait jenazah Brigadir J yang kabarnya meninggal karena tembak menembak itu pertama kali terungkap saat keluarga hendak menyelenggarakan upacara kematian sesuai adat.

Di momen itulah keluarga baru menyadari ada yang tak beres di balik kematian Brigadir J.

Hingga akhirnya, jenazah Brigadir J diautopsi sebanyak dua kali.

"Juga karena kebetulan Yosua orang Batak dan keluarga Hutabarat pula. Orang Batak harus dibuka jenazahnya karena harus diulosi, harus diadati, memang digunakan untuk menutup wajah jenazah. Jadi upacara itu enggak bisa diskip, harus, perempuan menyuarakan budayanya," imbuh Prof Sulistyowati Irianto.

Baca Juga: Hal Buruk Akan Segera Terjadi, Simak Arti Kedutan di Area Lengan Kanan Menurut Primbon Jawa Berikut Ini

Kilas Balik

Perlu waktu satu bulan agar fakta kasus kematian Brigadir J terbongkar semuanya.

Wafat pada 8 Juli 2022, Brigadir J baru menerima keadilan pada 9 Agustus 2022.

Sebab di tanggal itu, dalang pembunuhan Brigadir J, yakni Ferdy Sambo baru ditetapkan sebagai tersangka.

Lalu beberapa hari kemudian, istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi juga dijadikan tersangka oleh Polri.

Keduanya bersama Kuwat Maruf dan Bripka Ricky Rizal dikenakan pasal pembunuhan berencana.

Sebelum Ferdy Sambo jadi tersangka hingga kasusnya diungkap secara terang benderang, kematian Brigadir J nyatanya kental akan isu pelecehan seksual.

Usai meregang nyawa pada 8 Juli 2022, mendiang Brigadir J dituding melakukan sempat melakukan pelecehan kepada Putri Candrawathi, istri Ferdy Sambo.

Hal tersebut diungkap oleh mantan Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Budhi Herdi Susanto.

Baca Juga: 5 Tahun Berumah Tangga Tak Dikaruniai Momongan, Angga Wijaya Bongkar Satu Hal yang Sebabkan Dewi Perssik Tak Kunjung Hamil: Kalau Dilihat...

Kombes Budhi yang saat itu masih menjabat sebagai Kapolres Jaksel mengungkapkan, baku tembak di rumah dinas Kadiv Propam dipicu pelecehan seksual yang dilakukan oleh Brigadir J terhadap istri Ferdy Sambo.

Kala itu diungkap Kombes Budhi Herdi Susanto, Brigadir J masuk ke kamar istri Ferdy Sambo dan melakukan pelecehan seksual.

"Tiba-tiba Brigadir J masuk dan kemudian melakukan pelecehan terhadap ibu," jelas Kombes Budhi Herdi Susanto pada 12 Juli 2022.

Tak berselang lama dari pernyataan itu, fakta-fakta kasus kematian Brigadir J pun terungkap.

Hingga akhirnya, Kombes Budhi Herdi Susanto dicopot dari jabatannya.

Seiring berjalannya penyidikan yang dilakukan Tim Khusus Polri, terbukti bahwa dugaan pelecehan hanyalah skenario yang dibuat oleh Ferdy Sambo untuk menutupi kematian Brigadir J.

Bareskrim Polri pun menyatakan timnya telah menghentikan penyidikan kasus dugaan pelecehan istri Irjen Ferdy Sambo oleh Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J.

Menurut Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Brigjen Andi Rian Djajadi penghentian penyidikan kasus ini setelah dilakukan gelar perkara.

“Ada dua laporan polisi di Polres Jakarta Selatan terkait percobaan pembunuhan dan dugaan pelecehan, tetapi ternyata tidak ada, maka kami hentikan penyidikannya,” ujar Brigjen Andi Rian Djajadi dalam konferensi pers di Bareskrim Polri, Jumat (12/8/2022).

(*)

Tag

Editor : Dewi Lusmawati

Sumber TribunnewsBogor.com, Tribunnewsmaker.com