GridHot.ID - Rekonstruksi meninggalnya Brigadir J baru saja selesai digelar.
Diduga ada motif lain dalam pembunuhan Brigadir J itu.
Kuat Maruf, salah satu tersangka, diduga punya motif sendiri hingga menyebabkan Brigadir J tewas dibunuh.
Dilansir dari tribun-medan.com, Kuat Maruf atau sering disapa Om Kuat berasal dari bogor. Ia adalah sopir Putri Candrawathi.
Kuat Maruf juga dikenal sebagai orang kepercayaan dari Irjen Ferdy Sambo.
Kuat Maruf selama ini tinggal di gang sempit di wilayah Kelurahan Cibuluh, Kota Bogor, Jawa Barat.
Namun, warga di sekitar kediamannya memilih untuk merahasiakan kediamannya kepada awak media.
Dilansir dari Tribunnews.com, hal ini dilakukan dalam upaya menjaga kondisi psikologis keluarga dari Kuat Ma'ruf.
Ketua RT Kuat Ma'ruf menjelaskan jika Kuat Maruf merupakan pribadi yang gemar bersosialisasi dengan warga.
Menurut Ketua RT Kuat Ma'ruf, ia terlihat sebagai sosok orang baik di lingkungan dan untuk pekerjaan Kuat Ma'ruf dia mengetahui sebagai sopir.
Diketahui, sebelum meninggal, Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J disebut pernah menerima ancaman pembunuhan dari skuad lama.
Belakangan, Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam, menyebut skuad lama itu ternyata Kuat Ma'ruf.
Peran Kuat Ma’ruf yang mengancam Brigadir J terungkap berdasarkan hasil penelusuran yang dilakukan Komnas HAM.
Diketahui Kuat Maruf telah menjadi sopir dan bekerja di keluarga Irjen Ferdy Sambo sejak tahun 2015 hingga sekarang.
Mengutip Gridfame.id, terungkap kecurigaan Bharada E adanya hubungan terlarang antar Putri Candrawathi dan Kuwat.
Muncul motif baru pembunuhan Brigadir J versi Bharada E.
Bharada Richard Eliezer atau Bharada E mengaku mencurigai adanya hubungan terlarang yang terjadi antara istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi dengan Kuwat Maruf, sopirnya sekaligus asisten rumah tangga.
Kecurigaan Bharada E itu diungkapkannya kepada Deolipa Yumara, saat Deolipa masih menjadi kuasa hukum Bharada E.
Menurut Deolipa kecurigaan Bharada E adanya hubungan Putri Candrawathi dan Kuwat, buka tanpa dasar. Ada dugaan Putri Candrawathi berzina dengan Kuwat.
"Jadi Bharada E atau Eliezer ini kan bilang, dan dia sudah merasakan. Eliezer ngomong 'Saya curiga bang, itu si Kuwat ada main sama Putri'. Oh pantes, jawab saya," kata Deolipa di tayangan TV One, Senin (29/8/2022) malam.
Karenanya kata Deolipa, dugaan kuat motif pembunuhan terhadap Brigadir J adalah karena Kuwat dan Putri ingin menyembunyikan hubungan terlarang mereka selama ini, yang diketahui Brigadir J saat di Magelang.
"Jangan sampai nantinya, motif pembunuhan ini karena Yosua melecehkan Putri di Magelang, gak ada itu bohong kalau itu. Yang ada adalah saat di Magelang itu, Kuwat dan Putri lagi making love, lalu ketahuan Yosua. Makanya Yosua yang dikejar dan dincar," kata Deolipa.
Hal ini kata Deolipa, diperkuat fakta, dimana saat dipergoki Brigadir J, Putri Candrawathi langsung menelepon Bharada E dan Bripka Ricky yang sedang mengantar makanan ke anaknya di sekolah Taruna Nusantara, sementara Kuwat menelepon Ferdy Sambo.
Kuwat dan Putri kata Deolipa kompak melakukan itu untuk membuat skenario agar Ferdy Sambo marah dan memberikan 'pelajaran' ke Brigadir J.
"Jadi begitu ketahuan, itu makanya Putri nelpon Bripka RR lewat Bharada E, sementara Kuwat menelpon ke Sambo. Tujuannya menyamakan persepsi mereka di sana, begini begini begini, agar hubungan Kuwat dan Putri gak tercium Sambo. Jadi seolah-olah Yosua pelaku pelecehannya. Jadi Yosua ini adalah korban," papar Deolipa.
Menurut Deolipa, adanya dugaan hubungan asmara antara Kuwat dan Putri terjadi, karena Kuwat sudah lebih 10 tahun menjadi sopir Putri Candrawathi.
"Kuwat ini ikut mereka sudah 10 tahun lebih sejak Ferdy Sambo masih AKBP. Kuwat ini kan orang dari Brebes, ikut Sambo sejak AKBP di sana," katanya.
Deolipa menjelaskan dengan adanya pengaduan Kuwat ke Sambo yang menyatakan bahwa Brigadir J sudah melecehkan Putri Candrawathi, membuat Ferdy Sambo murka dan marah.
"Namanya Sambo psikopat, dengar aduan seperti itu dari Kuwat dan Putri, nalarnya tidak jalan dan merancang skenario, sehingga Yosua jadi korban," katanya.
Apalagi kata Deolipa, selama ini Kuwat iri kepada Brigadir J karena lebih dipercaya oleh Sambo dan Putri Candrawathi untuk mengawal mereka.
"Sementara Kuwat yang merasa orang lama di sana, ingin berkuasa dan lebih dipercaya dari Yosua," kata Deolipa.
Diketahui proses rekonstruksi pembunuhan Brigadir J pada Selasa (30/8/2022) hari ini, digelar termasuk di rumah pribadi Ferdy Sambo di Jalan Saguling dan rumah dinas Ferdy Sambo, di Duren Tiga, Jakarta Selatan, yang menjadi tempat kejadian perkara (TKP) pembunuhan Brigadir J.
Pasangan suami istri tersebut kompak menolak memperagakan sejumlah adegan dalam rekonstruksi kasus pembunuhan berencana Brigadir J.
Hingga akhirnya polisi menggunakan pemeran pengganti untuk menjalankan adegan tersebut.
Hal tersebut disampaikan oleh Dirtipidum Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian Djajadi.
"Untuk adegan oleh pemeran pengganti, dilakukan karena tersangka menolak untuk memerankan," kata Brigjen Andi Rian Djajadi.
Andi Rian mengatakan penolakan yang disampaikan oleh para tersangka akan dicatat oleh jaksa penuntut umum (JPU).
Tak hanya itu akan dibuatkan juga berita acara atau BA penolakan.
"Ini akan dicatat oleh penyidik dan JPU, kemudian akan dibuat BA penolakan. FS dan PC (menolak), tersangka lain tetap memerankan," ucapnya.
Namun, Andi Rian tak menjelaskan lebih rinci soal alasan penolakan sejumlah reka adegan tersebut.
Dia menyebut Putri dan Ferdy Sambo menolak keterangan dari saksi lainnya.
"Artinya, mereka menolak keterangan tersangka lainnya yang menjadi saksi terhadap masing-masing," ucapnya.(*)