Selain Tembak Brigadir J, Kini Peran Lain Bharada E Dibeberkan Pengacara: Diduga Isi Magasin Peluru Pistol Ferdy Sambo

Senin, 05 September 2022 | 09:25
YouTube Polri TV Radio

Bharada E tuding tersangka lain berbohong saat rekonstruksi kasus pembunuhan Brigadir J

Laporan Wartawan Gridhot.ID - Akhsan Erido Elezhar

Gridhot.ID -Tak cuma menembak, ini peran lain Bharada E di kasus pembunuhan Brigadir J yang juga menyeret nama Ferdy Sambo.

Dilansir Gridhot.ID dari artikel terbitan TribunJakarta, 4 September 2022, hal tersebut disampaikan pengacara Bharada E, Ronny Talapessy.

Diketahui, Bharada E adalah tersangka yang juga berperan sebagai Justice Collabolator atau siap bekerja sama dengan penegak hukum untuk mengungkap fakta sebenarnya.

Kuasa hukum Bharada E mengatakan kliennya memiliki peran dalam mengisi magasin pistol yang digunakan untuk menembak Brigadir J.

Ronny mengungkapkan pengisian magasin pistol tersebut merupakan perintah dari mantan Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo.

Selain itu, Ronny juga menjelaskan Bharada E adalah ajudan yang dipanggil terakhir kali oleh Ferdy Sambo.

"Klien saya itu dipanggil terakhir. Kemudian diserahkan kotak magasin untuk diisi. Dalam posisi itu kan ada perintah," katanya dikutip dari Dua Sisi di YouTube tvOne, Minggu (4/8/2022).

Lebih lanjut Ronny juga mengungkapkan Ferdy Sambo sempat mengatakan kepada Bharada E bahwa istrinya, Putri Candrawathi dilecehkan di Magelang.

Hal itu, katanya, disampaikan kepada Bharada E saat memberikan magasin untuk diisi dalam pistol yang digunakan menembak Brigadir J.

Baca Juga: Sebut Kuat Temukan Putri Candrawathi di Depan Pintu Kamar Mandi, Komnas HAM Katakan Kapan Brigadir J Perkosa Istri Ferdy Sambo: Pak Sambo Subuh Pulang

"Perintahnya ‘Ibu (Putri Candrawathi) dilecehkan, kamu yang bisa menembak (Brigadir J)’, ujar Ronny.

Lebih lanjut, dia juga mengatakan alasan Bharada E tidak bisa menolak perintah Ferdy Sambo ketika tersangka lain yaitu Bripka RR dapat menolaknya.

Ronny menyebut alasannya karena faktor psikologis dan status Bharada E yang baru saja bekerja dengan Ferdy Sambo.

"Jadi ketika dia menerima perintah itu, dia tidak bisa menolak karena ada background psikologis. Kedua, Bharada E ini kerjanya baru enam bulan jalan. Jadi sangat baru dan pangkat paling rendah," jelasnya.

Emosi Bharada E saat Rekonstruksi

Sebelumnya, Bharada E alias Richard Eliezer sempat emosi saat menjalani rekonstruksi pembunuhan Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo, Selasa (30/8/2022).

Hal itu diungkapkan langsung oleh pengacara Bharada E, Ronny Talapessy.

Setelah emosi, Bharada E langsung curhat kepada pengacaranya tersebut.

Lantas, apa yang membuat Bharada E emosi?

Baca Juga: Lie Detector Akan Dipakai dalam Pemeriksaan Putri Candrawathi? Ketua Komnas HAM Sarankan Polisi Pakai Cara Itu untuk Ungkap Kebenaran Sesungguhnya

Mulanya, Ronny Talapessy mengungkap kronologi pembunuhan Brigadir J versi kliennya.

Cerita tersebut diungkap Ronny Talapessy dalam tayangan televisi TV One, Kamis (1/9/2022).

Dengan nada tegas, Ronny Talapessy menyebut bahwa kliennya, Bharada E selama ini tidak terlibat rencana pembunuhan berencana.

Diyakini Ronny, Bharada E hanya menjalankan perintah pembunuhan dari Ferdy Sambo, sang mantan Kadiv Propam Polri.

"Klien saya konsisten menyampaikan fakta yang terjadi. Kronologi dari Magelang, rumah Saguling, di Duren Tiga. Bharada E menjelaskan bahwa proses dari Magelang, dia tidak mengetahui motif. Sampai di TKP Duren Tiga juga. Klien saya tidak terlibat dalam perencana pembunuhan," tegas Ronny Talapessy Jumat (2/9/2022).

"Tapi sebagai eksekutor terlibat ?" tanya presenter.

"Karena ada perintah," akui Ronny Talapessy.

Menjelaskan momen rekonstruksi, Ronny Talapessy mengungkap detik-detik saat Bharada E diberikan perintah untuk menembak Brigadir J oleh Ferdy Sambo.

Perintah itu didapatkan Bharada E saat ia dipanggil ke lantai tiga rumah Jalan Saguling III.

Baca Juga: Jadi Salah Satu Syarat Daftar PPPK dan CPNS 2022, Slip Gaji Pertama Wajib Disiapkan Jika Ingin Melamar Jadi ASN

Di momen itu, Bharada E rupanya sempat diberikan sebuah benda oleh Ferdy Sambo.

Benda tersebut adalah magazen alias alat penyimpanan amunisi atau peluru yang biasa dipasang pada senjata api (pistol).

Ferdy Sambo kala itu langsung memerintahkan Bharada E menembak Brigadir J tanpa bertanya dulu mau atau tidak.

"Klien saya itu dipanggil (Ferdy Sambo) terakhir. Kemudian diserahkan kotak magazen untuk diisi. Posisi itu kan ada perintah (dari Ferdy Sambo). Perintahnya 'ibu dilecehkan, kamu yang bisa menembak'," kata Ronny Talapessy.

Dikutip Gridhot.ID dari artikel terbitan Tribunnews, 4 September 2022, hal itu diakui Ronny Talapessy berbeda dengan tersangka pembunuhan berencana lainnya yakni Bripka Ricky Rizal.

Diduga sebelum Bharada E, Bripka Ricky lah yang sempat dimintai oleh Ferdy Sambo untuk mengeksekusi Brigadir J.

"Tapi klien anda tidak bisa menolak ? padahal Ricky Rizal sempat menolak, dia sempat disuruh (Ferdy Sambo untuk menembak)," kata presenter.

"Jadi ketika dia menerima perintah itu, dia tidak bisa menolak. Itu akan didukung keilmuan (di pengadilan)," ungkap Ronny Talapessy.

"Walaupun tersangka lain, RR bisa menolak ya. Karena background psikologis," sindir presenter.

Baca Juga: 'Surat Kuasanya Cacat', Razman Nasution Dibikin Malu, Hotman Paris Janjikan Ini untuk Mantan Klien RAN yang Diancam: Jangan Takut, Datang ke Saya

"Bharada E ini kerjanya baru enam bulan jalan tujuh bulan. Jadi sangat baru. Kemudian pangkat paling rendah, polisi baru. Ketika diperintah seperti itu, dianggap itu harus dilaksanakan," tegas Ronny Talapessy.

Lebih lanjut, Ronny Talapessy pun mengungkap bagaimana kondisi Bharada E saat rekonstruksi.

Ternyata Bharada E sempat terlihat trauma saat hendak memasuki TKP di rumah dinas Duren Tiga.

"Ini suasana yang sulit, tidak gampang. Ini orang, Bharada E sampaikan ke saya 'bang, ini orang (Brigadir J) orang yang setiap hari saya ketemu, saya tidak ada masalah, saya panggil 'abang'. Jadi di situasi itu situasi yang sulit. Kemarin pas saya dampangi, Bharada E ketika masuk Duren Tiga memang ada trauma," ungkap Ronny Talapessy.

Emosi

Tak cuma trauma, Bharada E juga sempat merasa emosi pada Ferdy Sambo dan tiga tersangka lainnya yakni Putri Candrawathi, Kuat Maruf dan Bripka Ricky.

Sebab mereka mengurai pernyataan yang tak benar menurut Bharada E.

"Dia (Bharada E) sempat meluapkan emosinya bahwa 'kok berbeda bang ?'. Saya bilang ke Richard 'chard, ini momentum kamu untuk menyampaikan, karena semua melihat'. Di situ ada JPU, Kompolnas, LPSK, Komnas HAM," akui Ronny Talapessy.

Perihal adanya pemeran pengganti saat rekonstruksi, Ronny Talapessy menjelaskan alasannya.

Baca Juga: Bank Soal PPPK 2022, Inilah Kategori Pelamar Guru yang Diprioritaskan dan Contoh Soal Kompetensi Teknis untuk Persiapan Ujian

Diakui Ronny Talapessy, sebenarnya Bharada E sudah siap dan tak keberatan jika harus berhadapan dengan Ferdy Sambo saat rekonstruksi.

Namun hal tersebut ditolak mentah-mentak oleh Ferdy Sambo.

"Kemarin mengenai peran pengganti. Keterangan klien saya seperti ini. Tapi FS punya versi lain. Sebenarnya bukan klien saya yang minta peran pengganti. Karena dari hari sebelumnya saya sudah yakinkan (ke Bharada E) 'kamu yakin, jangan ragu, fokus'," ungkap Ronny Talapessy.

"Artinya pihak FS yang tidak mau bertemu Eliezer ?" tanya presenter.

"Saya tidak tahu ya. Tapi saya sudah sampaikan bahwa klien saya siap. Karena ini momentum klien saya untuk menyampaikan fakta. Dia ( Bharada E) whistler blower, jc, kalau tidak ada Bharada E, tidak bisa terbuka ini kasus ini," kata Ronny Talapessy.

(*)

Tag

Editor : Dewi Lusmawati

Sumber TribunJakarta.com, Tribunnews