Tes Uji Kebohongan Cari Kebenaran Dugaan Rudapaksa Putri Candrawathi di Magelang, Komnas HAM Sarankan Gunakan Lie Detector untuk Penyidikan, Simak Tiga Sensor Canggihnya Ini

Senin, 05 September 2022 | 09:42
(Youtube channel Kompas tv)

Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi jalani rekonstruksi kasus pembunuhan berencana Brigadir J selama 7 jam. Pengamat kecewa lihat rekonstruksi yang berlangsung hari ini, Selasa (30/8/2022)

Laporan Wartawan Gridhot.ID - Akhsan Erido Elezhar

Gridhot.ID -Komnas HAM meminta polisi menindaklanjuti temuan mereka soal dugaan adanya pelecehan seksual pada Putri Candrawathi.

Dilansir Gridhot.ID dari artikel terbitan Tribunnews, 4 September 2022, ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik menyarankan polisi mendatangkan ahli-ahli tertentu untuk mendalami kebenaran dan keterangan para saksi dan tersangka dalam kasus Brigadir J.

"Kalau perlu pakai lie detector segala macam. Justru rekomendasi kami itu (menelusuri isu pelecehan seks) ingin mencari kebenaran sesungguhnya," kata Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik, Jumat (2/9/2022), dikutip dari Kompas.com.

Usai didalami, ujar Taufan, maka baru ketahuan apakah isu pelecehan seksual terhadap Putri Candrawathi itu gugur atau tidak.

Lie detector umumnya digunakan dalam investigasi kriminal, yang dapat mendeteksi kebohongan pada seseorang.

Cara kerjanya adalah dengan mendeteksi reaksi fisiologis subjek berdasarkan jawaban yang diberikan atas pertanyaan.

Yakni, jika seseorang mengatakan kejujuran atau hal yang sebenarnya, maka mereka akan cenderung tetap bersikap tenang.

Apa itu Lie Detector ? Bagaimana cara kerjanya ?

Dilansir dari https://student-activity.binus.ac.id/bslc, dijelaskan bahwa di beberapa film, tentu kita sering melihat adanya adegan interogasi.

Baca Juga: Sudah Dihapus Tapi Masih Bisa Ditemukan, Foto Jasad Brigadir J Usai Pembunuhan Kedapatan Ada di Tempat Sampah Mekanisme HP, Komnas HAM: Itu Kita Ambil!

Pada saat menginterogasi, terkadang terdapat sebuah alat yang digunakan yakni Lie Detector.

Di dalam film, alat ini berfungsi sebagai pendeteksi kebohongan sehingga ketika seseorang bisa diketahui sedang berbohong apa tidak.

Lie Detector atau alat pendeteksi kebohongan pada dasarnya bekerja dengan cara mencatat dan merekam reaksi seseorang dalam bentuk gelombang magnetik ketika ia diberi sejumlah pertanyaan secara berkelanjutan.

Lie Detector adalah sebuah mesin poligraf yang dirancang dengan sensor khusus guna mendeteksi kebohongan pada manusia. Alat ini awalnya ditemukan pada awal tahun 1902.

Seiring perkembangan zaman, Lie Detector sudah memiliki banyak versi yang lebih modern dan lebih canggih.

Alat ini akan memiliki beberapa sensor yang ditempelkan ke beberapa tempat di tubuh orang yang sedang ditanya, untuk mendeteksi kondisi kulit, detak jantung, dan pernapasan.

Ketika menjawab sebuah pertanyaan, reaksi psikologis yang muncul tanpa disadari sesungguhnya mempengaruhi cara kerja organ tubuh yang ada.

Sehingga, sensor dapat mendeteksi apabila ada perubahan yang abnormal dari tubuh Anda.

Hasil tracking mengenai tubuh Anda pun akan langsung tertera pada sebuah kertas grafis.

Baca Juga: 'Satu Orang Harus Mati Agar yang Lain Hidup', Inilah Kisah Saudara Kembar yang Bicara Pakai Bahasa Rahasia, Sempat Jalani Kehidupan Penuh Dosa

Lie Detector memiliki tiga jenis sensor

Pertama, Sensor Pneumonograph.

Berfungsi mendeteksi detak napas yang ditempel di dada dan perut. Sensor ini berkerja ketika ada kontraksi di otot dan udara di dalam tubuh.

Kedua, Blood Pressure Cuff. Sensor ini fungsinya untuk mendeteksi adanya perubahan tekanan darah dan detak jantung.

Sensor kabel ini ditempelkan pada bagian lengan. Cara kerjanya dideteksi lewat suara denyut jantung atau aliran darah.

Ketiga, Sensor Skin Resistance. Fungsinya untuk melihat dan mendeteksi keringat yang ada di tangan.

Kabel sensor ini umumnya juga ditemplekan pada jari-jari tangan, sehingga tahu seberapa banyak keringat yang keluar ketika seseorang sdang dalam keadaan terpojok dan berbohong.

Meskipun fungsinya terlihat sudah optimal, ternyata masih belum bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari kita.

Penyebabnya adalah karena yang dideteksi merupakan perubahan psikologi, apabila yang sedang ditanya memang sedang tidak fokus atau terkejut secara tak sadar, maka bisa saja dideteksi sebagai sebuah kebohangan.

Baca Juga: Diduga Ada Tiga Orang Tembak Brigadir J, Komnas HAM Blak-blakan Akui Soal Temuan Baru, Keterangan Pacar Almarhum Perkuat Kesaksian Pelecehan Seksual Istri Ferdy Sambo

Apakah efektif hasil uji Lie Detector? Dilansir dari https://hellosehat.com, dijelaskan bahwa pemeriksaan melalui Lie Detector umumnya akurat hingga 90 persen.Tapi ini belum tentu berlaku untuk semua kasus.

Pasalnya, alat ini hanya memonitor dan menunjukkan reaksi perubahan psikologis ketika Anda mengucapkan sesuatu.

Gelagat fisik dan tanda-tanda "aneh" yang seringnya menandakan orang sedang berbohong, seperti gagap, berkeringat, atau gerak bola mata yang tidak fokus tidak selalu menjadi petunjuk kebohongan.

Karakteristik ini mungkin saja menandakan Anda sedang gugup, stres, atau merasa tidak nyaman dalam suatu kondisi tertentu.

Dalam hal ini, menjadi "obyek" penelitian. Pada umumnya tiap orang punya gaya bicara yang beragam, belum lagi memperhitungkan kelihaian orang-orang untuk menutupi kebohongan.

Disampaikan bahwa mendeteksi kebohongan bukanlah tugas yang mudah, bahkan cenderung tidak bisa dilakukan dengan mata telanjang.

Bagaimana Cara Mengetahui Orang Berbohong Menggunakan Lie Detector?

Lie Detector dapat mendeteksi kebohongan pada seseorang.

Lie detector umumnya digunakan dalam investigasi kriminal.

Baca Juga: Pecinta Otomotif Wajib Merapat, Otobursa Tumplek Blek 2022 Resmi Dibuka, Beragam Atraksi Bakal Disajikan untuk Pengunjung

Cara kerjanya adalah dengan mendeteksi reaksi fisiologis subjek berdasarkan jawaban yang diberikan atas pertanyaan.

Yakni, jika seseorang mengatakan kejujuran atau hal yang sebenarnya, maka mereka akan cenderung tetap bersikap tenang.

Bagaimana cara mengetahui orang berbohong menggunakan lie detector?

Menjalani tes kebohongan dapat menjadi pengalaman yang mengintimidasi.

Anda duduk di sana dengan kabel dan tabung menempel dan melilit tubuh Anda.

Tes kebohongan ini memiliki proses panjang yang dibagi menjadi beberapa tahap.Dikutip Gridhot.ID dari artikel terbitan TribunKupang, 4 September 2022, berikut tes kebohongan dilakukan menggunakan lie detector:

1. Pretest

Ini adalah tahap wawancara antara pemeriksa dan peserta ujian.Sementara subjek duduk di sana menjawab pertanyaan, penguji melihat bagaimana subjek menanggapi pertanyaan dan memproses informasi.

2. Pertanyaan yang didesain

Di sini penguji mendesain pertanyaan yang khusus untuk masalah tertentu yang tengah diselidiki.

Penguji juga meninjau pertanyaan-pertanyaan ini dengan reaksi subjek untuk mendapatkan gambaran umum keadaan subjek.

3. In-test

Ini adalah waku mendeteksi kebohongan dilakukan dengan memberi ujian yang sebenarnya.

Penguji akan menanyakan 10 atau 11 pertanyaan.

Namun hanya tiga tiga dari empat yang relevan dengan masalah atau kejahatan yang sedang diselidiki.

Pertanyaan lainnya adalah pertanyaan kontrol.

Pertanyaan kontrol adalah pertanyaan yang sangat umum, seperti "Pernahkah Anda mencuri sesuatu dalam hidup Anda?"

Itu adalah jenis pertanyaan yang apabila dijawab dengan "tidak," penguji dapat memperoleh gagasan tentang reaksi saat subjeknya menipu.

4. Post-test

Pemeriksa menganalisis data respon fisiologis dan membuat keputusan mengenai apakah subjeknye telah menipu atau tidak.

Jika ada fluktuasi signifikan yang muncul dalam hasil, ini bisa jadi sebagai tanda bahwa subjek berbohong.

Terutama jika subjek memberi tanggapan secara sama terhadap pertanyaan yang ditanyakan berulang kali.

Namun ada kalanya juga, pengujian ini salah menafsirkan reaksi seseorang terhadap pertanyaan tertentu.

Hal ini terjadi tak lain karena faktor manusia itu sendiri yang terkadang pandai memanipulasi ekspresi dan mengatur ketenangan sebisa mungkin.

Nah, hingga saat ini alat pendeteksi kebohongan ini masih jadi perangkat polisi untuk ungkap kasus kejahatan, lho!

(*)

Tag

Editor : Dewi Lusmawati

Sumber kupang.tribunnews.com, Tribunnews