Dulu Ayahnya Perjuangkan Irian Barat Agar Bersatu dengan Indonesia, Anggota TNI Ini Malah Membelot Gabung KKB Papua, Ini Sosoknya yang Dijadikan Presiden OPM Pertama

Senin, 05 September 2022 | 16:13
Facebook dan Tribun Manado

Seth Jafeth Rumkorem (kanan) pengkhianat negara yang gabung KKB Papua.

GridHot.ID -Kasus anggota TNI mengkhianati Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) lalu bergabung dengan KKB Papua bukan hal baru.

Ada berbagai latar belakang dan motif mengapa anggota TNI memutuskan bergabung dengan KKB Papua.

Ada yang karena tidak puas menjadi anggota TNI lalu memilih gabung KKB Papua dengan harapan bisa menempati posisi strategis.

Dilansir dari Tribun Manado, salah satu anggota TNI yang gabung KKB Papua bernama Seth Jafeth Rumkorem.

Seth Rumkorem cukup terkenal.

Seth Rumkoremberdomisili di Wageningen, Negeri Belanda. Dia merupakan Proklamator Papua Barat Merdeka, dan juga sebagai Presiden Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang pertama.

Dia meninggal dunia di rumah kediamannya di Negeri Belanda sekitar tanggal 12 Oktober 2010.

Sebelum menjadi pimpinan OPM, Seth Rumkorem pernah berkarier sebagai militer dengan menjadi anggota TNI.

Ia menjalani pendidikan Sekolah Calon Perwira di Bandung pada tahun 1967.

Karena ketidak-puasannya, ia kemudian desersi lalu masuk hutan dan melakukan perlawanan terhadap pemerintahan RI.

Pada akhir 1970-an, ia diangkat sebagai pimpinan tertinggi OPM.

Baca Juga: Polda Papua Masih Selidiki Hubungan Korban dengan KKB Papua, Kasus Mutilasi yang Dilakukan Oknum TNI Buat Jenderal Andika Perkasa dan Prabowo Subianto Dipanggil Komisi I DPR

Ayahnya adalah seorang yang ikut memperjuangkan Irian Barat menjadi bagian dari Indonesia dan pernah berhubungan dengan Soekarno, Presiden RI.

Mengenal KKB Papua

Dilansir dari dpr.go.id via Kompas.com, KKB Papua sebelumnya bernama Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Dalam kegiatannya, OPM selalu menyuarakan soal referendum agar Papua bisa merdeka dan berdiri sendiri.

Terkait hal itu, Pemerintah lalu berinisiatif untuk membentuk Otonomi Khusus (Otsus) bagi Papua dengan anggaran besar.

Namun anggaran ini hanya dinikmati oleh kaum elit dan tidak terserap ke masyarakat.

Hal ini lalu memunculkan gerakan perlawanan yang lebih masif dengan melakukan berbagai kegiatan kriminal.

Perubahan istilah OPM ke KKB tersebut juga dimaksudkan untuk mengubah paradigma penanganan kaum separatis di Papua.

Bila ada salah satu kelompok KKB Papua ini tertangkap maka mereka akan ditahan karena alasan kriminalitas.

Walau begitu, OPM berbeda dengan KKB Papua, di mana saat ini teror disebarkan dengan berbekal persenjataan lengkap dan mutakhir sehingga lebih sulit dikendalikan.

Melansir laman kemhan.go.id, Menteri Pertahanan RI di Kabinet Kerja saat itu Ryamizard Ryacudu pernah mengungkap tujuan KKB Papua. Menurut Ryamizard, KKB Papua adalah kelompok yang ingin Papua melepaskan diri dari NKRI.

Baca Juga: Rela Hilangkan Nyawa Demi Putus Cerai dari NKRI, Ini Dia Asal-usul KKB Papua, Kelompok Kriminal yang Tak Segan Teror Warga Sipil Bahkan Peneliti yang Datang Baik-baik Pun Pernah Dibunuh

Oleh karena itu, menurutnya kelompok tersebut sudah bisa disebut sebagai gerakan separatis.

"KKB sudah menjadi kelompok separatis yang mengancam keutuhan negara,” kata dia usai menghadiri ceramah bela negara di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jumat (15/03/2019)

Melansir laman Kompas.com (11/08/2021), KKB beraksi di kawasan pegunungan di Papua. Beberapa kabupaten yang hingga kini masih rawan dari aksi KKB Papua adalah Puncak, Yahukimo, Nduga dan Intan Jaya.

Sementara ada lima kelompok besar KKB Papua yang telah dipetakan dengan para pemimpinnya yaitu Lekagak Telenggen, Egianus Kogoya, Jhony Botak, Demianus Magai Yogi, dan Sabinus Waker.

Dari kelima kelompok tersebut, dua diantaranya disebut KKB paling berbahaya di Papua yaitu Lekagak Telenggen dan Egianus Kogoya. (*)

Tag

Editor : Siti Nur Qasanah

Sumber Kompas.com, Tribun Manado