Gridhot.ID - Publik terus digegerkan kebocoran data dari server-server pemerintah.
Dikutip Gridhot dari Tribunnews, beberapa kali hacker meretas data masyrakat Indonesia dari server pemerintah dan menjualnya secara umum.
Menkominfo Johnny G Plate sampai kena sindiran dari sang hacker usai dikata-katai.
Diketahui hacker yang menamakan dirinya Bjorka menulis, My Message to Indonesian Goverment: Stop being an idiot (pesan saya untuk pemerintah Indonesia: jangan bodoh).
Terkait hal itu, Johnny mengaku heran dan menyebut seakan-akan hacker tersebut justru dianggap sebagai pahlawan.
Hal itu disampaikannya dalam acara peluncuran internet fiber Indosat Ooredoo Hoticson, yakni Indosat HiFi, di kantor Indosat, Jakarta Pusat, Jumat (9/9/2022).
“Aneh kita? Saya lihat beritanya kok, ilegal hacker ini menjadi seperti pahlawan yang dielu-elukan,” kata Johnny G Plate.
Menurut dia, jika terkesan memberi dukungan kepda peretasmaka justru hal itu mencerminkan bahwa publik turut membuat ruang digital menjadi tidak sehat.
“Kalau memberikan dikungan seperti itu, kita mengambil bagian di dalam yang membuat ruang digital kita kotor,” ucapnya.
“Jangan sampai ruang kita diisi dengan ilegal hacker yang menjadi pahlawan,” lanjut Johnny.
Belum lama dari omongan tersebut, Bjorka langsung kembali menunjukkan taringnya seakan melawan omongan Johnny.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, sejumlah dokumen surat menyurat yang diduga milik Presiden Joko Widodo diretas oleh akun Bjorka di dalam laman BreachForums, Jumat (9/9/2022).
Dilihat dari laman mereka, Breached.to, dokumen tersebut memiliki rentang waktu 2019-2021.
Salah satu dokumen surat yang diunggah diduga berasal dari Badan Intelijen Negara (BIN).
"Berisi transaksi surat tahun 2019 - 2021 serta diokumen yang dikirimkan kepada Presiden termasuk kumpulan surat yang dikirim oleh Badan Intelijen Negara yang diberi label rahasia," demikian yang tertulis di dalam situs.
Selain itu dalam unggahannya, hacker tersebut menjelaskan bahwa telah mengunggah total 679.180 dokumen berukuran 40 Mega Byte (MB) dalam bentuk data terkompres.
Sejumlah contoh dokumen juga dicantumkan dalam unggahan yang diberi judul.
Antara lain, "Permohonan Dukungan Sarana dan Prasarana", "Surat Rahasia kepada Presiden dalam amplop tertutup" dan "Gladi Bersih dan Pelaksanaan Upacara Bendera pada Peringatan HUT ke-74 Proklamasi Kemerdekaan RI Tahun 2019".
Menanggapi unggahan tersebut, Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono mengatakan, tidak ada isi surat apapun yang terkena peretasan.
"Tidak ada data isi surat-surat apapun yang kena hack. Namun upaya-upaya meng-hacker itu sudah melanggar hukum," tutur Heru saat dikonfirmasi pada Sabtu.
"Saya rasa penegak hukum akan melakukan tindakan hukum. Nanti akan ada pernyataan resmi pejabat terkait," tambahnya.
(*)