Laporan Wartawan Gridhot.ID - Akhsan Erido Elezhar
Gridhot.ID -Bripka RR sempat dijengkuk istri dan adik kandungnya.
Dilansir Gridhot.ID dari artikel terbitan GridPop.ID, 10 September 2022, hal itu disamapiakan oleh sang pengacara, Erman Umar yang mengatakan bahwa kliennya sempat bertemu atau dijenguk oleh istri dan adik kandungnya setelah ditetapkan jadi tersangka.
Dilansir dari Warta Kota, saat bertemu, kata Erman, Bripka RR menangis, saat mendengar permintaan adik dan istrinya untuk berbicara jujur demi kebaikan, apalagi ia kini terancam hukuman mati.
"Istri dan adiknya meminta RR terbuka dan bicara jujur. Adiknya bilang, 'Kalau kamu tidak bicara benar nama baik bapak yang juga polisi terkena imbas)’,” kata Erman di Mabes Polri, Jumat (9/9/2022).
Apalagi kata Erman, saat istrinya meminta RR mengingat anak mereka nantinya dan berharap RR tidak mengumbar kebohongan.
"Istrinya bilang, 'Ingat anak kamu, bagaimanapun anak kamu akan melihat, mau lihat kamu sebagai pembunuh atau apa’. Nah itu dia mulai nangis. Sejak itu RR mulai terbuka dan berupaya bicara jujur," ujarnya.
Apalagi kata Erman, Bharada E sudah mau membuka kasus ini, yang makin memotivasi Bripka RR untuk bicara jujur.
Erman sendiri mengakui bahwa Bripka RR mengikuti skenario tembak-menembak yang dibuat oleh Ferdy Sambo pada awal kasus kematian Brigadir J terbuka ke publik.
“Yang pertama kan Bripka RR memang terbawa skenario baku tembak Brigadir J dan Bharada E. Tapi setelah bertemu adik dan istrinya, ia kemudian juga berbalik dan mengakui bahwa tidak ada tembak menembak, tapi pembunuhan," katanya.
Sedikit banyak kata Erman pertemuan emosional dengan istri dan adik yang membuat Bripka RR menangis, membuar Bripka RR berjanji dalam hati untuk berbicara jujur.
Selain itu, kata Erman sebelum Bharada E yang diperintahkan Ferdy Sambo menembak Brigadir J, Bripka RR lah yang ditawari oleh Ferdy Sambo untuk menembak Brigadir J.
"Namun Bripka RR menolak, mengaku tak berani dan mentalnya tak kuat," katanya.
Oleh karena itu, kata Erman, Ferdy Sambo akhirnya menyuruh Bripka RR memanggil Bharada E agar ia bisa memberikan tawaran yang sama kepadanya.
Sehingga kemudian Bharada E menembak Brigadir J, atas perintah Ferdy Sambo.
Ferdy Sambo juga berjanji akan melindungi Bharada E untuk lolos dari jeratan hukum.
Seperti diketahui dalam kasus ini, Bareskrim menetapkan 5 tersangka pembunuhan berencana Brigadir J.
Yakni Ferdy Sambo dan istrinya Putri Candrawathi, Bharada E, Bripka RR dan Kuwat Maruf.
Kelimanya dijerat Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana subsider Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan, junto Pasal 55 dan 56 KUHP tentang permufakatan jahat, Dengan ancaman hukuman maksimal pidana mati, penjara seumur hidup atau selama-lamanya 20 tahun.
Dikutip Gridhot.ID dari artikel terbitan Tribunnews, 9 September 2022, Erman Umar juga mengungkapkan, Bripka RR sempat merasa takut pada Ferdy Sambo hingga memutuskan mengikuti skenario yang dibuat.Rasa takut itu, ujar Erman, muncul lantaran status Ferdy Sambo yang merupakan atasan Bripka RR.
Kendati demikian, keberanian Bripka RR kemudian muncul setelah keluarganya memberikan penguatan.
“Itu kan (skenario baku tembak Ferdy Sambo) pimpinan, atasan liat dong kekuatannya ini setelah kejadian ini banyak polisi (ikut terlibat),” ucapnya, dikutip dari Kompas.com.
“Bukan (ancaman), dia takut. Makanya dalam rangka setelah saya masuk, setelah keluarganya dulu, mulai keluarganya masuk udah mulai berani dia karena keluarganya,” tambahnya.
Tak hanya itu, Erman sendiri selalu mendorong Bripka RR untuk jujur.
Termasuk, saat menjalani pemeriksaan menggunakan lie detector.
“Saya sampaikan, 'ini kamu kalau kamu bohong pasti ketahuan karena ini ada alat untuk mendeteksi. Tapi kalau masih ada, kamu jujur'."
"Dia bilang, 'tidak, saya akan bicara benar',” ujar Erman mengulang pembicaraan dengan Bripka RR.
(*)